DELEGASI Indonesia termasuk Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengunjungi pusat penelitian padi di Arkansas, Amerika Serikat untuk berdiskusi mengenai upaya swasembada beras dan perkembangan pertanian modern, beberapa waktu lalu.
Peneliti dari University of Arkansas Rice Research & Extension Center memandang program cetak sawah besar-besaran yang dilakukan oleh Indonesia sebagai langkah yang sangat rasional.
“Program itu sebagai langkah yang masuk akal mengingat tantangan ketahanan pangan global,“ ujar Yulin Jia, koordinator peneliti dari Dale Bumpers National Rice Research Center, seperti dirilis Kementan, Jumat (20/9).
Baca juga: Disopiri Secretary of Agriculture Arkansas State, Mentan Tinjau Pertanian Modern di AS
Arkansas, dikenal sebagai pusat produksi padi terbesar di Amerika Serikat. Setengah dari total 2,5 juta acre (1 Acres = 0.4047 hektare) lahan sawah di negara tersebut berada di Arkansas.
Negara bagian tersebut menjadi lokasi strategis bagi pengembangan teknologi pertanian padi. Diskusi antara para peneliti Arkansas dan delegasi Indonesia berfokus pada penerapan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam dialog tersebut, Yulin Jia menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Ia menilai meskipun impor dapat menjadi solusi jangka pendek, kemandirian jangka panjang hanya bisa dicapai melalui peningkatan produksi domestik, seperti melalui program cetak sawah.
Baca juga: Korporasi Pertanian Modern di Arkansas Sejalan dengan Rancangan Mentan
“Langkah ini sangat rasional dan penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” imbuh Jia.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Mentan Amran, yang menekankan bahwa swasembada melalui program cetak sawah sangat penting, terutama dalam menghadapi kondisi darurat seperti El Nino.
“Impor hanya solusi sementara. Dalam jangka panjang, kita harus memastikan swasembada dengan membuka lahan baru,” ungkap Mentan Amran.
Baca juga: Pompanisasi Kementan, Terobosan Modern yang Sejalan dengan Praktik Pertanian Arkansas
Delegasi Indonesia dalam kunjungan ini mencakup tenaga ahli menteri Ida Bagus Purwalaksana, Desrial, Kepala Biro Kerjasama dan Luar Negeri Candradijaya, serta beberapa staf lainnya. Perwakilan Konsulat Jenderal RI di Houston, seperti Konsul Jenderal Ourina Ritonga, juga turut hadir dalam kunjungan ini, didampingi oleh staf KJRI lainnya. (SG-1)