Pertanian

Kementerian Pertanian Terus Gencarkan Tanam Padi Gogo Solusi Pemanfaatan Lahan Sawit

Pekebun yang telah melaksanakan replanting terbiasa melakukan tumpang sari sawit dengan semangka, atau jagung. Dalam waktu dekat anggota yang sudah siap tanam lahannya akan mengikuti penanaman padi gogo seluas 8 ha. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
18 Maret 2024
Dok. Ditjenbun Kementan

UNTUK mengoptimalisasi lahan perkebunan demi mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan masih terus menggencarkan penanaman padi gogo pada lahan peremajaan sawit. 

 

Kali ini bersama Kelompok Tani Jaya Sakti di Desa Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.  Potensi luas areal tanam padi gogo di Provinsi Riau seluas 32.614 hektare (ha), khusus di Kabupaten Siak seluas 3.569 ha. 

 

Demikian disampaikan Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ardi Praptono pada pencanangan tanam padi di lahan peremajaan sawit,  di Desa Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id, Minggu (17/3).

 

Baca juga: Perkuat Pangan Melalui Integrasi Tanaman Kelapa dengan Padi Gogo

 

UNTUK mengoptimalisasi lahan perkebunan demi mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan masih terus menggencarkan penanaman padi gogo pada lahan peremajaan sawit. 

 

Kali ini bersama Kelompok Tani Jaya Sakti di Desa Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.  Potensi luas areal tanam padi gogo di Provinsi Riau seluas 32.614 hektare (ha), khusus di Kabupaten Siak seluas 3.569 ha. 

 

Demikian disampaikan Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ardi Praptono pada pencanangan tanam padi di lahan peremajaan sawit,  di Desa Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id, Minggu (17/3).

 

Baca juga: Larang Penjualan Benih Sawit Daring, Pemerintah Pastikan Pekebun Dapat Bibit Unggul.

 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggung jawab menyiapkan lahan perkebunan dan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi. 

“Ini aksi kongkret terhadap arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024,” imbuhnya. 

 

Pekebun yang telah melaksanakan replanting, lanjut Ardi,  terbiasa melakukan tumpang sari sawit dengan semangka, atau jagung. Dalam waktu dekat anggota yang sudah siap tanam lahannya akan mengikuti penanaman padi gogo sekitar 8 ha. Sedangkan anggota kelompok yang ikut kegiatan peremajaan sawit rakyat seluas 67,7 ha diharapkan juga dapat ikut berpartisipasi tanam padi gogo ini, demi wujudkan kedaulatan pangan bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok  Tani Jaya Sakti, Teguh mengatakan, dengan melakukan tumpang sari pada tanaman sawit muda, petani dapat memperoleh keuntungan atau menambah penghasilan yang cukup sambil menjaga dan merawat kebun.

“Petani berharap dengan menanam padi gogo, selain dapat mencukupi kebutuhan pangan juga mendapatkan untung berlipat, karena biasanya hanya menanam semangka atau jagung selama ini, sekarang ada padi gogo,” katanya.

Lebih lanjut Teguh mengatakan, beberapa hal yang dibutuhkan petani dalam penanaman padi gogo di lahan sawit adalah benih padi gogo dan saprodi lainnya seperti pupuk dan pestisida sehingga dapat meningkatkan produksi.

Menanggapi hal tersebut, Ardi mengimbau, kelompok tani segera mengajukan CPCL untuk mendapatkan bantuan benih dan saprodi dari pemerintah.

 

“Sehingga petani dapat segera melakukan penanaman. Mari bersama-sama kita optimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan dengan tanam tanaman sela seperti padi gogo,” tutupnya.  (SG-1)

 

 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggung jawab menyiapkan lahan perkebunan dan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi. 

 

“Ini aksi kongkret terhadap arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024,” imbuhnya. 

 

Pekebun yang telah melaksanakan replanting, lanjut Ardi,  terbiasa melakukan tumpang sari sawit dengan semangka, atau jagung. Dalam waktu dekat anggota yang sudah siap tanam lahannya akan mengikuti penanaman padi gogo sekitar 8 ha. Sedangkan anggota kelompok yang ikut kegiatan peremajaan sawit rakyat seluas 67,7 ha diharapkan juga dapat ikut berpartisipasi tanam padi gogo ini, demi wujudkan kedaulatan pangan bersama.

 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok  Tani Jaya Sakti, Teguh mengatakan, dengan melakukan tumpang sari pada tanaman sawit muda, petani dapat memperoleh keuntungan atau menambah penghasilan yang cukup sambil menjaga dan merawat kebun.

 

“Petani berharap dengan menanam padi gogo, selain dapat mencukupi kebutuhan pangan juga mendapatkan untung berlipat, karena biasanya hanya menanam semangka atau jagung selama ini, sekarang ada padi gogo,” katanya.

 

Lebih lanjut Teguh mengatakan, beberapa hal yang dibutuhkan petani dalam penanaman padi gogo di lahan sawit adalah benih padi gogo dan saprodi lainnya seperti pupuk dan pestisida sehingga dapat meningkatkan produksi.

 

Menanggapi hal tersebut, Ardi mengimbau, kelompok tani segera mengajukan CPCL untuk mendapatkan bantuan benih dan saprodi dari pemerintah.

 

“Sehingga petani dapat segera melakukan penanaman. Mari bersama-sama kita optimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan dengan tanam tanaman sela seperti padi gogo,” tutupnya.  (SG-1)