PEMERINTAH tengah bekerja keras untuk memastikan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.
Untuk itu, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus berkomitmen untuk membenahi sektor pertanian Indonesia. Sektor pertanian Indonesia saat ini tengah mengalami kemajuan signifikan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyampaikan hal itu pada acara Event Special tiga Bulan Prabowo-Gibran di kampus Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (24/1).
Baca juga: Tinjau Lumbung Pangan di Wanam, Presiden Lihat Petani Pakai Teknik Budi Daya Padi Terbaru
“Beras, insyaallah, tahun ini selesai. Jagung selesai, gula selesai. Selanjutnya, kita fokus ke komoditas lain yang masih impor seperti susu, daging, bawang putih, atau kedelai. Sesuai arahan Bapak Presiden, semuanya akan kita selesaikan,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementan, Senin (27/1).
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menyatakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan pangan, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan strategis, antara lain meningkatkan distribusi pupuk, menyediakan benih gratis, serta menyalurkan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah.
Menurutna, pembenahan sektor pertanian tidak hanya berfokus pada beras, tetapi juga pada komoditas pangan lainnya.
Baca juga: Varietas Padi Cakrabuana Agritan Adaptif Perubahan Iklim di Lumbung Pangan Merauke
“Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah menargetkan Indonesia tidak hanya mencapai swasembada, tetapi juga menjadi eksportir dan lumbung pangan dunia.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Wementan Sudaryono optimistis Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia.
Baca juga: Mentan Amran: Penggunaan Teknologi Percepat Merauke Jadi Lumbung Pangan
“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” tuturnya.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan dalam kurun waktu tiga bulan pemerintahan Prabowo-Gibran, hasil positif mulai terasa.
Di mana, produksi pangan nasional menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sehingga hal tersebut berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor.
“Dampaknya sudah terasa. Produksi kita naik, dan karena Indonesia tidak lagi mengimpor, harga beras dunia turun drastis. Sebelumnya, kita adalah importir terbesar, tetapi sekarang kita mandiri,” ungkapnya.
Namun, Sudaryono juga mengingatkan adanya pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, terutama terkait dengan kesiapan Perum Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
“PR kita saat ini adalah kesiapan Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan instruksi Presiden. HPP-nya Rp6.500, dan ini harus dijalankan dengan optimal,” pungkasnya.
Dengan berbagai kebijakan dan upaya yang sedang dijalankan, Wamentan Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah berambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri pangan dan berperan penting dalam pasar pangan global. (SG-1)