Pertanian

BPS: Produksi Padi Januari−Maret 2025 akan Naik 52,40%, Setelah Alami Penurunan di 2024

Produksi padi pada 2024 yaitu sebanyak 53,14 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 838,27 ribu ton atau 1,55% dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebanyak 53,98 juta ton GKG.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Februari 2025
Foto Ilustrasi:  Sawah di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Juni 2024. (Dok. BPMI Setpres)

BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 10,05 juta hektare (ha) atau turun sebesar 167,57 ribu ha (1,64%) dibandingkan 2023 yang sebesar 10,21 juta ha. 


Puncak panen padi pada 2024 mengalami pergeseran ke bulan April, dari sebelumnya terjadi pada Maret 2023. Luas panen padi pada April 2024 sebesar 1,71 juta ha, sedangkan pada Maret 2023 luas panen padi mencapai 1,65 juta ha. 

 

Demikian disampaikan Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Eko Marsoro, dalam keterangan resmi BPS, Senin (3/2).

 

Baca juga: BPS: Luas Panen Padi 2024 Diperkirakan 10,05 juta Ha, Turun 1,64% Dibanding 2023


“Sementara itu, potensi luas panen padi Januari−Maret 2025 diperkirakan mencapai 2,83 juta ha atau mengalami kenaikan sekitar 970,33 ribu ha (52,08%) dibandingkan luas panen padi pada Januari−Maret 2024 yang sebesar 1,86 juta ha,” jelasnya.

 

Produksi Padi di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2024, sambung Eko, mencapai sekitar 53,14 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka tersebut menurun 838,27 ribu ton (1,55%) dibandingkan 2023 yang sebesar 53,98 juta ton GKG. 

 

“Produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada April, yaitu sebesar 9,34 juta ton GKG, sementara produksi terendah terjadi pada Januari, yaitu sekitar 1,52 juta ton,” imbuhnya.

 

Baca juga: Mentan Amran Cek Pertanaman Padi di Seluruh Indonesia, Cegah Krisis Pangan Terulang


Penurunan produksi

Lebih lanjut, Eko memaparkan, perkembangan produksi padi di Indonesia sepanjang 2023−2025. Menurutnya, produksi padi selama 2024 terjadi penurunan pada Subround Januari−April 2024, yaitu sebesar 3,33 juta ton GKG (14,75%) dibandingkan periode yang sama pada 2023. 

 

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2024, yaitu sebesar 0,64 juta ha (15,21%) dibandingkan periode yang sama pada 2023. 

 

“Namun, peningkatan produksi padi terjadi pada Subround Mei−Agustus 2024 dan Subround September−Desember 2024, yaitu masing-masing sekitar 0,27 juta ton GKG (1,45%) dan 2,22 juta ton GKG (17,15%) dibandingkan periode yang sama pada 2023,” ujar Eko. 

 

Baca juga: Presiden Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Desa Telaga Sari Merauke, Papua Selatan

 

Sementara itu, potensi produksi padi pada Januari−Maret 2025 diperkirakan mencapai 15,06 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 5,18 juta ton GKG (52,40%) dibandingkan Januari−Maret 2024 yang sebanyak 9,88 juta ton GKG.

 

Penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, and Jawa Tengah. Di sisi lain, terdapat beberapa provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara. 

 

Tiga provinsi dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara itu, tiga provinsi dengan produksi padi terendah, yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, dan Papua Barat Daya 

 

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2025, beberapa provinsi dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga Maret 2025 adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. 

 

Sementara itu, tiga provinsi dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama, yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, dan Papua . 

 

Potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Januari–Maret 2025 dibandingkan periode yang sama pada 2024 terjadi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. 

 

Sementara itu, potensi kenaikan produksi padi pada Januari–Maret 2025 yang cukup besar terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (SG-1)