INTERNATIONAL Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, yang digelar pada Juni lalu, berhasil menarik investasi sebesar Rp862,8 miliar. Jumlah itu dicapai berkat partisipasi 445 calon investor dari total 750 peserta yang datang dari 29 negara.
Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, memaparkan pencapaian itu dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, yang diadakan secara hybrid di Gedung Sapta Pesona pada Senin (2/9).
“Investasi ini mencakup penandatanganan lima nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU), seperti MoU antara Balai Besar Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan PT PLN (Persero) UIW NTT untuk pengelolaan Taman Parapuar, serta MoU antara Badan Pariwisata Danau Toba (BPODT) dan PT Agung Toba Nauli untuk pemanfaatan Lake View,” jelasnya.
Baca juga: ITIF 2024 Hasilkan Lima MoU dengan Nilai investasi Rp862,8 miliar
Acara itu juga mencatat beberapa kerja sama penting lainnya, seperti investasi dalam pembangunan kereta gantung wisata di Ciater dan pembangunan studio alam Gamplong, hasil kolaborasi antara JTA International Investment Holding dan sutradara Hanung Bramantyo.
Nia menambahkan bahwa progres dari kerja sama ini masih terus berlanjut. Untuk investasi di Labuan Bajo, instalasi pemasangan listrik sudah mulai dilakukan.
“Secara infrastruktur, BPOLBF sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan,” imbuhnya.
Baca juga: Sri Mulyani di ITIF 2024: KEK Peluang Tingkatkan Pariwisata RI dan Tarik Investor
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan, ITIF 2024 telah menunjukkan pencapaian sangat signifikan.
Indonesia, dalam waktu yang hampir bersamaan, sukses menyelenggarakan dua konferensi besar: UN Tourism Conference on Women Empowerment di Bali dan ITIF di Jakarta.
“Kami juga mendapatkan tawaran dari UN Tourism untuk menjadi tuan rumah joint commission Asia Pacific UN Tourism pada tahun 2025,” tambah Menparekraf.
Baca juga: Menparekraf Bahas Potensi Investasi dengan Negara Executive Council UN Tourism Meeting
Ekonomi digital
Kemenparekraf dalam helatan ITIF menjajaki kerja sama ekonomi digital di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan perwakilan India. Langkah tersebut penting bagi perkembangan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata Indonesia.
Tak hanya itu, nilai tambah sektor ekonomi kreatif pada semester I tahun 2024 mencapai 55,65% dari target tahunan sebesar Rp1.347 triliun. Jumlah itu setara dengan Rp749,5 triliun.
"Kami berharap target semester kedua dapat tercapai dan bahkan terlampaui," kata Nia lagi.
Ia juga menjelaskan bahwa nilai tambah sektor ekonomi kreatif domestik terdiri dari subsektor fesyen, kuliner, dan kriya, dengan fesyen menduduki posisi teratas.
“Sementara kuliner mendominasi wisatawan nusantara, fesyen memimpin dalam ekspor, diikuti oleh kriya seperti furnitur dan pernak-pernik rumah,” tambahnya.
Untuk ekspor produk ekonomi kreatif, data Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan nilai ekspor mencapai USD12,3 miliar dari target USD27,53 miliar, mencatatkan peningkatan sebesar 4,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produk fesyen, kriya, dan kuliner mendominasi ekspor, dengan pasar utama Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hong Kong, dan India.
Terakhir, Kemenparekraf mengumumkan penetapan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) pada 24 Oktober, yang diumumkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Sandiaga menyebutkan bahwa Hekrafnas akan menjadi ‘Lebaran’ bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia, diharapkan dapat dirayakan oleh kepala dinas dan komunitas ekonomi kreatif di seluruh daerah. (Fajar Ramadan/SG-1)