DESA Wisata Keciput di Pesisir Utara Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung resmi menjadi salah satu dari 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Peresmian itu dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno beberapa waktu lalu.
"Saya mengapresiasi dan sangat berbahagia karena untuk kesekian kalinya kembali ke Desa Wisata Keciput yang sudah menorehkan banyak prestasi. Alhamdulillah tahun ini tembus ke 50 besar wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia,” katanya, seperti dirilis kemenparekraf Jumat (6/9).
Oleh karena itu, sambungnya, pihaknya terus mengupayakan penerbangan internasional langsung ke Belitung, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Baca juga: Lewat Festival Film Bulanan, Menparekraf Perkuat Ekosistem Film di Belitung
"Kami akan berusaha membantu penerbangan internasional bisa masuk ke Belitung, agar menarik banyak wisatawan dan investasi, kita ingin lebih banyak penerbangan langsung ke sini," imbuhnya.
Menurut Sandiaga, sudah ada dua negara yang tertarik atau berminat untuk membuka penerbangan langsung ke Belitung, yakni dari Singapura dan Malaysia (Kuala Lumpur).
"Mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan, Bapak Menteri Perhubungan mendukung, Bapak Presiden juga mendukung," imbuhnya.
Baca juga: Jelajah Pesona Jalur Rempah 2024 Memacu Event Kreatif di Bangka Belitung
Ia mengatakan, dengan adanya penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia maka akan berpeluang besar menarik investor untuk berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang.
Menparekraf menjelaskan KEK Tanjung Kelayang merupakan salah satu KEK pariwisata pertama yang langsung bergerak cepat dengan menghadirkan hotel bintang lima dan beberapa komitmen investasi lainnya, namun terkendala terbatasnya jumlah penerbangan.
Ia pun memastikan, jika hadirnya penerbangan internasional langsung dari luar negeri ke Belitung tidak akan terkendala, meskipun Bandara HAS Hanandjoeddin Belitung saat ini tidak berstatus internasional lagi melainkan domestik.
Baca juga: UMKM di Bangka Belitung Didorong Manfaatkan Digital Marketing untuk Tingkatkan Penjualan
“Tidak masalah, jadi saya sudah menyampaikan ini ke pimpinan, pada prinsipnya jika ada penerbangan langsung internasional, akan difasilitasi, karena infrastruktur sudah ada, kami nanti berkoordinasi dengan Kemenhub, Imigrasi, Bea Cukai, dan Balai Karantina.Intinya kami hadirkan pesawat pertama dimulai dengan charter flight dulu, target ada dua negara yang sudah menyatakan minat yakni Singapura dan Malaysia (Kuala Lumpur),” kata Sandiaga lagi.
Desa Wisata Keciput memiliki objek wisata bahari dengan pantai berpasir putih dan panorama yang eksotis. Pantai yang dihiasi batuan granit raksasa merupakan ciri khas pantai kawasan itu. Tidak hanya itu, Desa Wisata Keciput juga merupakan bagian dari Unesco Global Geopark (UGG).
Ada banyak keunggulan wisata yang disajikan oleh Desa Wisata Keciput, sehingga wisatawan bisa mencoba beraneka ragam jenis wisata yang ditawarkan.
Pada 2020-2021 Desa Wisata Keciput hanya terkenal dengan wisata baharinya, maka pada 2022 Desa Wisata Keciput menawarkan berbagai macam wisata baru seperti, wisata bahari unggulan, wisata edukasi penyu dan madu trigona/nirun, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata sejarah.
“Saya senang sekali karena desa wisata ini menjunjung tinggi adat dan juga ada strategi pengembangan ekowisata yang terintegrasi dengan Unesco Global Geopark. Dan di sini juga ada KEK,” imbuh Menparekraf Sandiaga.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, secara umum Belitung memiliki wisata berkualitas, dengan kualitas udara atau air quality index sangat baik.
“Berarti yang ke sini bukan untuk pariwisata berbondong-bondong mereka yang dikhususkan pada pecinta alam, olahraga, dan juga ada wisata minat khusus,” tambah Sandiaga.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Belitung Mikron Antariksa menyampaikan Pemerintah Daerah akan terus mengembangkan Desa Wisata Keciput.
“Tentu saja kalau sudah dimasukan ke dalam 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia kami akan menjawab tantangan tersebut dengan terus membangun, mencerna, dan mohon arahan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” kata Antariksa.
Turut mendampingi Menparekraf, Direktur Pengembangan Destinasi I, Kemenparekraf/Baparekraf Sri Utari Widyastuti. (SG-1)