Pariwisata

Aktif Berpartisipasi pada UN Tourism di Vietnam, Kemenpar Bawa Tiga Desa Wisata

Indonesia berangkat membawa peserta aktif Best Tourism Villages (BTV) Network yang meliputi perwakilan dari desa-desa wisata yang mendapatkan penghargaan BTV.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
12 Desember 2024
Indonesia melalui Kemenpar hadir dalam The 2nd Annual Meeting of Best Tourism Villages (BTV) dan The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development, di Nam Hoi An, Vietnam, pada 11-12 Desember 2024. (Dok. Kemenpar)

KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) RI baru saja mengikuti dua ajang bergengsi organisasi pariwisata dunia (UN Tourism) di Vinepearl Resort and Golf, Nam Hoi An, Vietnam, pada 9-11 Desember 2024.


Pada kegiatan bertajuk The 2nd Annual Meeting of Best Tourism Villages (BTV)  dan The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development itu, Kemenpar  membawa tiga desa wisata yakni Desa Wisata Jatiluwih, Bali, peraih BTV 2024; Desa Wisata Wukirsari, Yogyakarta, peraih BTV 2024; dan Desa Wisata Penglipuran, Bali, peraih BTV 2023. 

 

Sementara satu perwakilan dari Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta, peraih BTV 2021 berhalangan hadir.

 

Baca juga: Kemenpar dan KJRI Shanghai Adakan Misi Penjualan Wonderful Indonesia di Shanghai


“Indonesia berangkat membawa peserta aktif Best Tourism Villages (BTV) Network yang meliputi perwakilan dari desa-desa wisata yang mendapatkan penghargaan BTV,” kata Analis Kebijakan Ahli Muda pada Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenpar, Ali Nurman, dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (12/12).


Menurutnya yang hadir sebagai national focal point mengungkapkan gelaran The 2nd Annual Meeting of BTV dihadiri 41 delegasi dari 15 negara.

 

“Dalam ajang tersebut, tiga desa wisata lainnya dari Indonesia juga diberikan kesempatan untuk ikut hadir dalam pertemuan berjejaring itu,  walaupun saat mengikuti kompetisi UN Tourism BTV 2024, mereka belum berhasil mendapatkan penghargaan,” ujar Ali. 

 

Baca juga: DPR RI Dorong Pengembangan Desa Wisata dan UMKM di Sumatera Selatan

 

Ketiga desa wisata tersebut yakni Desa Wisata Taro, Bali; Desa Wisata Bilibante, Nusa Tenggara Barat (NTB); dan Desa Wisata Pela, Kalimantan Timur (Kaltim).

 

Kemudian, sambungnya, UN Tourism memasukkan ketiga desa wisata tersebut ke dalam upgrade programme, suatu program peningkatan untuk membantu desa wisata memperbaiki diri di bidang-bidang penilaian yang diidentifikasi sebagai kelemahan pada saat kurasi BTV.


“Ini artinya, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong tiga desa wisata yang masuk dalam upgrade programme oleh UN Tourism untuk dapat berkompetisi kembali pada gelaran Best Tourism Village tahun depan dengan peluang keberhasilan yang lebih besar,” imbuh Ali.

 

Baca juga: Pj. Gubernur Jabar Apresiasi Inovasi Desa Wisata Edukasi Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung

 

Sementara itu, Direktur Eksekutif UN Tourism, Zoritsa Urosevic, mengatakan, sejak diselenggarakan pada 2021, BTV Network telah berkembang hingga mencakup 254 desa dari 59 negara. 

 

“Acara ini menandai langkah maju yang signifikan dalam membentuk kerangka kerja strategis untuk Best Tourism Village Network tersebut, dengan para anggota berkumpul untuk menentukan masa depan pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan di seluruh dunia,” katanya. 


Praktik inklusi

Pada sesi diskusi, Sandra Carvão, Direktur Intelijen Pasar, Kebijakan, dan Daya Saing, UN Tourism, menekankan, pariwisata menjadi pendorong yang kuat untuk praktik inklusi, pemberdayaan, pelestarian warisan budaya, sekaligus mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan.

 

Di sisi lain, dalam gelaran ‘The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development’ hadir 300 delegasi dari 15 negara. 

 

Pertemuan global pertama itu mempertemukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, organisasi nasional dan lokal, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat peran dan kontribusi yang signifikan dalam mendorong pembangunan pedesaan melalui strategi dan praktik terbaik yang mendorong pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

 

Pada konferensi itu, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menampilkan tiga perwakilan sebagai pembicara dari berbagai stakeholder yaitu pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha. 

 

Unsur pemerintah diwakili oleh Ali Nurman yang berbicara pada sesi panel Building Policies to Promote Tourism for Rural Development. 

 

Perwakilan pembicara dari unsur komunitas adalah I Wayan Budiarta dari Desa Wisata Penglipuran, Bali, berbicara pada sesi panel Best Tourism Villages Fireside Chat: Empowering Local Communities to Lead the Way. 

 

Dan selanjutnya, perwakilan unsur usaha dari Traveloka yaitu Widya Listyowulan, berbicara pada sesi panel Market Access for Authentic Tourist Experiences.

Dok. Kemenpar

Adapun kesimpulan yang dihasilkan dalam konferensi tersebut mancakup 10 hal tantangan utama pengembangan desa wisata. Tantangan tersebut adalah infrastruktur, pengembangan desa wisata berfokus pada komunitas, mendorong pemberdayaan ekonomi lokal, dan menumbuhkan keterkaitan antara agrikultur dengan pariwisata.

 

Tantangan berikutnya, memperkuat story-telling, memberdayakan generasi muda, mengembangkan diversifikasi produk dan nilai tambah, membangun hubungan dengan pasar, digitalisasi dan pariwisata sebagai perangkat untuk pembangunan berkelanjutan di pedesaan.

 

Kegiatan konferensi dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa destinasi wisata yang ada di Vietnam, seperti Desa Wisata Tra Que Vegetable Village (BTV 2024), Thanh Ha Pottery Village dan Hoi An Ancient Town. Pemerintah Vietnam pun memberi dukungan penuh kepada UN Tourism untuk menyukseskan dua kegiatan tersebut. (SG-1)