Setelah Solo dan Semarang, Pemkot Bandung Tengah Perjuangkan Penerbangan Bandung-Yogyakarta

Penambahan jadwal penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Solo dan Semarang diharapkan meningkatkan mobilitas masyarakat dan sektor-sektor lainnya.

Author Oleh: Rosmery C Sihombing
22 Desember 2025
<p>Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan tengah memperjuangkan penerbangan Bandung - Yogyakarta. Hal itu sebagai upaya meningkatkan konektivitas transportasi udara guna mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi hingga pendidikan. (Dok. Diskominfo Kota Bandung)</p>

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan tengah memperjuangkan penerbangan Bandung - Yogyakarta. Hal itu sebagai upaya meningkatkan konektivitas transportasi udara guna mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi hingga pendidikan. (Dok. Diskominfo Kota Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG- Setelah rute penerbangan Semarang-Bandung mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan tengah memperjuangkan penerbangan Bandung - Yogyakarta. 

Hal itu sebagai upaya meningkatkan konektivitas transportasi udara guna mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi hingga pendidikan.

“Mudah-mudahan penerbangan Bandung–Yogyakarta International Airport di Kulonprogo yang sedang kita perjuangkan. Tapi harus menggunakan pesawat ATR, tidak boleh pesawat jet,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin 22 Desember 2025.

Baca juga: Dibuka Kembali, Penerbangan komersial dari dan ke Bandara Husein Sastranegara, Wings Air Mendarat Perdana

Di sisi lain, sambung Farhan, Pemkot Bandung juga mendukung upaya menjadikan Bandara Kertajati sebagai bandara utama di Jawa Barat, sesuai dengan arahan pemerintah pusat.

“Kami bersama-sama mengupayakan agar Bandara Kertajati menjadi bandara utama di Jawa Barat. Instruksi Presiden sudah jelas, bandara utama dioptimalkan dulu, baru bandara kedua bisa beroperasi penuh,” katanya.

Farhan menegaskan, dalam pengembangan penerbangan terdapat dua prinsip utama yang menjadi fokus, yaitu konektivitas dan mobilitas. Jika kedua hal itu berjalan baik, akan berdampak langsung pada aktivitas perekonomian.

Baca juga: Bandara Husein Harus Dibuka Lagi! Wali Kota Bandung: Kertajati Bikin Rugi dan Mati Pariwisata

“Prinsipnya ada dua, pertama konektivitas dan kedua mobilitas. Kalau dua ini tercapai, insyaallah akan memancing kegiatan ekonomi, baik dari perdagangan, pendidikan, maupun pariwisata,” imbuhnya.

Ia berharap penambahan jadwal penerbangan dari Bandara Husein ke Solo dan Semarang dapat semakin meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat, sekaligus mendorong sektor-sektor lainnya.

“Kita harapkan dengan adanya penambahan penerbangan dari Husein ke Solo dan Semarang, konektivitas dan mobilitas meningkat, sehingga perdagangan, pendidikan, dan wisata juga ikut naik,” ujarnya.

Baca juga: Pacu Pariwisata, Pemkot Bandung Siap Tambah Penerbangan di Bandara Husein Sastranegara

Sebagai contoh, Farhan menjelaskan, kemudahan mobilitas bagi pelaku industri dan masyarakat dengan adanya sistem transit.

“Misalnya untuk ke Surabaya, bisa transit dulu di Solo sebentar lalu lanjut ke Surabaya. Begitu juga yang mau ke Denpasar, bisa transit di Semarang, satu setengah jam kemudian sudah langsung berangkat,” katanya.

Sebelumnya, penerbangan perdana Wings Air rute Semarang-Bandung  resmi mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Minggu 21 Desember 2025.

Penerbangan rute Semarang-Bandung dilayani oleh Wings Air menggunakan pesawat ATR 72, yang dirancang untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.

Farhan mengatakan kembalinya  operasional penerbangan Bandara Husein Sastranegara itu, merupakan bagian dari upaya mengaktifkan kembali ekosistem penerbangan di Kota Bandung, sekaligus membuka lebih banyak pilihan mobilitas bagi masyarakat.

Selain Semarang, Bandara Husein Sastranegara juga akan melayani sejumlah rute domestik intra-Jawa seperti Solo, Yogyakarta, Surabaya, Pangandaran, dan Jakarta.

Kembalinya aktivitas penerbangan di Bandara Husein Sastranegara, menurut Wali Kota Bandung menjadi momentum penting dalam mendukung pemulihan ekonomi daerah serta memperkuat posisi Bandung sebagai salah satu kota tujuan strategis di Indonesia. (SG-1)