SOKOGURU, BANDUNG- Di atas panggung yang tidak terlalu luas, seorang pria remaja berjalan layaknya peragawan di catwalk. Raka, nama remaja itu melenggang ke samping, ke depan dan berputar memamerkan kemeja tenun yang dipakainya.
Tidak lama kemudian naik Ririn mengenakan koleksi busana yang sama, lalu diikuti Bisa, Tika, Rizki dan Ega. Mereka semua mengenakan busana tenun koleksi Luwes Putera, salah satu peserta pada pameran Puspa Karya (Pusaka) Jabar Istimewa di Graha Siliwangi, Rabu 16 April 2025.
Tepuk tangan hadirin pun menyambut lenggak lenggok para remaja dari Yayasan Biruku Indonesia itu, sebuah yayasan sekaligus UMKM bagi penyandang disabilitas.
Keenam remaja tersebut memang difabel yang turut memeriahkan pembukaan Pusaka 2025: Puspa Karya Jabar Istimewa.
Baca juga: Dorong UMKM dan Koperasi Lebih Berdaya, Diskuk Jawa Barat Gelar Bazar Ramadan
Pameran yang berlangsung hingga 20 April 2025 tersebut juga menyediakan booth untuk menampilkan hasil karya lukisan mereka.
Hasil corat-coret mereka dituangkan ke dalam produk baju, tas belanja, dompet, pouch, hijab, scarf.
Penampilan para model berkebutuhan khusus itu pun menarik perhatian
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina.
Ia pun memanggil, Regina, salah seorang penyandang Tuna Rungu dari Yayasan Biruku Indonesia dan menjelaskan bahwa karya-karya para difabel pun diperkenalkan di pameran tersebut.
Baca juga: Puspa Karya Jabar Istimewa Digelar, Siap Majukan UMKM ke Panggung Nasional dan Internasional
“Pameran Pusaka 2025 bukan agenda semata dinas, ini ruang kolaborasi. Kita juga memperkenalkan karya-karya difabel. Contohnya Regina, ia tidak bisa berbicara, tetapi tangannya bisa bicara menghasilkan karya lukisan batik,” ujar Yuke sambil menunjukkan kain batik yang motifnya hasil karya Regina.
Dalam sambutannya, Yuke juga mendorong UMKM Jawa Barat harus melesat maju karena merupakan pondasi ekonomi.
“Tanpa kita sadari UMKM itu adalah pondasi ekonomi rakyat yang turut menghidupi kita,” ujarnya.
Sebelum pameran Pusaka resmi dibuka, acara didahului sambutan dari Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah III/Siliwangi atau Gabungan Wilayah Pertahanan I, Mia Kunto Arief Wibowo.
“Acara ini sudah diinisiasi setiap tahunnya untuk memotivasi UMKM. Pameran kali ini banyak menampilkan batik yang bukan sekadar kain, tapi warisan leluhur. Jadi mari kita melestarikan warisan budaya ini dengan memakai batik. Selamat menikmati keindahan batik di pameran ini,” ujar Mia.
Baca juga: Bandung Rayakan Warisan Budaya dengan Pameran Batik 'Pusaka Puspa Karya Nusantara'
Hadir pada acara tersebut Wakil Walikota Cimahi, Wakil Bupati Bandung
Deputi Wakil Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muslimin Anwar, Asep Sutandar adalah Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Barat Asep Sutandar, Ibu Wakil Gubernur Jawa Barat, dan sejumlah pejabat di lingkungan Bandung.
Pentingnya pendaftaran HaKI
Dalam pameran kali ini, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat juga menggandeng Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian
Pameran Pusaka 2025: Puspa Karya Jabar Istimewa, 16-20 April 2025 di Graha Siliwangi, Bandung, Jawa Barat resmi dibuka. (Dok. Sokoguru/Rosmery)
Pentingnya pendaftaran HaKI
Dalam pameran kali ini, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat juga menggandeng Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Barat dalam menyosialisasikan pentingnya pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
Selain itu diadakan pula program fasilitasi legalitas gratis, yaitu 1000 merek HaKI, 500 pendirian PT Perorangan dan sertifikasi halal reguler.
Kakanwil Kemenkumham Jawa Barat, Asep Sutandar, mengatakan kehadirannya di pameran Pusaka dalam rangka melakukan sosialisasi dan pelayanan langsung.
“Pentingnya sosialisasi ini supaya pemahaman bahwa mengurus HaKI itu ribet tidak ada lagi. Apalagi sekarang sudah musimnya digitalisasi, online. Jadi tidak perlu lagi tenteng-tenteng berkat. Sangat simpel sekali,” ujarnya saat meninjau pameran.
Dalam rangka sosialisasi, selain di pameran, lanjut Asep, pihaknya juga berkeliling ke tempat-tempat karya para UMKM, misalnya, ke Batik Komar, Saung Ujo, dan lainnya.
Asep menekannya pentingnya mendaftarkan karya-karya UMKM, jangan sampai setelah dijiplak baru sadar. “Jadi, kehadiran kami di sini untuk melindungi karya-karya mereka,” imbuhnya.
Terkait proses pendaftaran, menurut Asep, pihaknya sudah menyederhanakan, dibuat simpel. Namun seringkali para pelaku UMKM berpikir bahwa sertifikasi HaKI yang mereka miliki otomatis juga menaikkan omzet penjualan mereka.
“Kalau ditawari untuk daftar HaKI, mereka balik tanya nanti keuntungan kita bisa naik gak? Nah hal-hal seperti itu yang masih ada di pikiran sebagian pelaku UMKM. Padahal HaKI itu juga kan bagian dari menjaga kualitas produk,” ujarnya.
Terkait lamanya proses, Asep mengatakan tergantung dari spesifikasi UMKM. kalau yang simpel akan berlangsung cepat, tetapi kalau rumit dibutuhkan kajian lebih lama.
“Nah, biasanya lamanya itu kan verifikasi di pusat. Maka itu, di tiap wilayah kami sudah bantu verifikasinya, jadi di pusat sudah tidak menunggu terlalu lama,” tutup Asep.
Adapun kegiatan tersebut diikuti oleh UMKM yang mengisi 100 tenant. Mereka berasal dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.
“Sebanyak 85 tenant indoor untuk kategori fashion & craft dan 15 tenant outdoor (kategori kuliner).
Target nilai transaksi dari helatan acara tersebut mencapai Rp 2,5 miliar - 4,5 miliar dengan sistem pembayaran menggunakan QR Code. (Ros/SG-1)