SokoLokal

Mahasiswa ITB, Albert Hasugian Raih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional Mawapres 2025

Bagi ITB, Capaian Albert jadi prestasi bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir ITB kembali tembus posisi dua besar di Mawapres Nasional.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 Oktober 2025
<p>Berasal dari keluarga sederhana, Albert merupakan penerima beasiswa KIPK. Di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025, Albert melaju bersama 15 finalis lainnya dan berhasil meraih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025. (Dok. ITB)</p>

<p> </p>

<p> </p>

Berasal dari keluarga sederhana, Albert merupakan penerima beasiswa KIPK. Di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025, Albert melaju bersama 15 finalis lainnya dan berhasil meraih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025. (Dok. ITB)

 

 

SOKOGURU, BANDUNG- Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi lewat Kompetisi tingkat nasional yang digelar di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.

Mahasiswa Program Studi Kewirausahaan, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, Albert Lukas Pithel Hasugian, meraih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025. 

Sementara Juara I diraih diraih perwakilan Universitas Diponegoro, Juara III berasal dari IPB University, dan Juara Harapan dari UGM serta UI.

Baca juga: Mahasiswa ITB Juara I Pertamina Energynovation Ideas Competition, Ajang Lahirnya Solusi Energi Nyata

“Menjelang final, tentu ada rasa deg-degan, tapi lebih karena semangat untuk memberikan yang terbaik. Saya melihatnya sebagai kesempatan berharga untuk belajar dan bertemu banyak mahasiswa hebat dari seluruh Indonesia,” ujar Albert, dalam keterangan resmi ITB, Rabu, 29 Oktober 2025.

Di kompetisi tingkat nasional tersebut Albert melaju masuk dalam 15 besar (finalis) terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Menurut laman Kemendiktisaintek, kegiatan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional 2025 dimulai sejak 20 Mei 2025, kemudian pelaksanaan fina berlangsung pada 25-29 Oktober.

Bagi ITB, Capaian Albert itu menjadi prestasi bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir ITB kembali menembus posisi dua besar di ajang Mawapres Nasional.

Baca juga: Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi, Perkenalkan Inovasi Migas dari Limbah Cangkang Telur dan Sekam Padi

Untuk mencapai posisi tersebut, Albert mengatakan, harus melalui proses seleksi berlapis. Mulai dari tingkat institusi, regional Jawa Barat, hingga seleksi nasional. 

Tiga aspek utama menjadi penilaian kompetisi tersebut, yaitu capaian unggulan prestasi, gagasan kreatif, dan kemampuan berbahasa Inggris.

Di balik prestasi gemilang itu, perjalanan Albert tidaklah instan. Ia mengaku telah mengalami lebih dari belasan kali kegagalan dalam berbagai kompetisi sebelum akhirnya berhasil menembus panggung nasional.

“Bagi saya, setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, berefleksi, dan tumbuh lebih baik,” imbuhnya.

Baca juga: Harukan! Anak Kuli Angkut Dijemput Rektor ITB Usai Lolos SNBP, Satu Kampung Patungan Bantu Biaya Kuliah

Albert dikenal aktif mengikuti berbagai kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. 

Beberapa prestasi yang pernah ia raih antara lain: Juara 1 Uniqlo Global Management Program, Juara 2 NUS Young Fellowship Program, Juara 1 Alphasights Asia Case Competition, dan Best Individual BFI Case Jam by Singapore Management University.

Menurutnya, kompetisi merupakan platform pembelajaran praktis dari materi yang ia pelajari di kelas. 

“Melalui kompetisi ini, saya tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang luas tentang bisnis lintas industri,” tambah Albert.

Ia mengaku pengalaman di ajang internasional semakin memperkaya perspektifnya, membuka wawasan dari berbagai sudut pandang, dan memberikan international exposure yang berharga. 

“Pembelajaran ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan diri, tetapi juga menjadi bekal untuk berkontribusi lebih baik dalam menghadirkan ide dan solusi yang berdampak bagi masyarakat dan sekitar,” tuturnya.

Albert menambahkan bahwa lingkungan SBM ITB sangat mendukung pengembangan kemampuan bahasa Inggris, tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kegiatan himpunan dan pergaulan sehari-hari. 

“Budaya di SBM ITB sangat suportif untuk berbicara dan berpikir dalam bahasa Inggris. Budaya ini sangat membantu saya saat mengikuti seleksi nasional yang menuntut kemampuan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Keberhasilan Albert tidak lepas dari dukungan lingkungan akademik yang kuat di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan. Ia mendapat bimbingan dari Isti Raafaldini dan Dany Athory selaku dosen pembimbing kemahasiswaan SBM ITB, serta Sonny Rustiadi selaku Ketua Program Studi Kewirausahaan. 

Dukungan juga datang dari Direktorat Kemahasiswaan ITB, melalui Muhammad Insanu (Direktur Kemahasiswaan), Yorga Permana (Sub-Direktorat Peningkatan Prestasi Mahasiswa), dan tim solid dari tenaga kependidikan.

Albert juga mengakui peran figur-figur inspiratif seperti Eli Sulistiyowati (Mapres ITB 2024), Nathalie Maura (Mapres ITB 2023), dan Ilham Subandoro (Mapres ITB 2021) yang menjadi contoh nyata bagi mahasiswa ITB untuk terus berprestasi di tingkat nasional.

“Awalnya menjadi Mawapres bukanlah bagian dari rencana kuliah saya karena rasanya target itu terlalu tinggi. Namun dorongan dari banyak pihak membuat saya akhirnya berani mencoba,” ujarnya.

 

Makna di balik perjuangan

Berasal dari keluarga sederhana, Albert merupakan penerima beasiswa KIPK. 

“Sebagai anak dari seorang sopir angkutan umum, bisa berkuliah di ITB sudah merupakan kebanggaan besar bagi keluarga. Berbagai lomba dan program yang saya ikuti memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga yang tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga membantu saya berkembang secara pribadi dan profesional,” katanya lagi, 

Selain itu, sambung Albert, benefit dan hadiah dari kegiatan tersebut turut meringankan beban finansial keluarga, bahkan memungkinkan dirinya mewujudkan impian untuk merasakan pengalaman ke luar negeri tanpa harus meminta biaya dari orang tua.

Meski di tengah kesibukan magang dan penyusunan skripsi, Albert tetap fokus menyiapkan diri menghadapi kompetisi. 

“Tantangan terbesar bagi saya adalah manajemen waktu, apalagi ketika harus menjalani beberapa kegiatan secara bersamaan. Namun, pengalaman itu justru mengajarkan pentingnya disiplin, fokus, dan kemampuan mengatur prioritas,” ujarnya.

Bagi Albert, menjadi Mahasiswa Berprestasi bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan pengalaman hidup yang berharga. 

“Menjadi Mawapres sebenarnya bukan ekspektasi awal saya, tapi pengalaman ini menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam hidup. Bagi saya, seorang Mawapres bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang bagaimana bisa memberi contoh yang baik dan berbagi manfaat dari apa yang sudah dipelajari,” tuturnya. 

“Saya percaya bahwa pengetahuan akan bermakna ketika dibagikan, dan titik tertinggi dari sebuah prestasi adalah saat orang lain dapat merasakan dampak positif darinya,”tambahnya..

Motivasi itulah yang membuat Albert terus berjuang. Ia ingin dikenal bukan hanya sebagai juara lomba, tapi sebagai seseorang yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. 

“Kita semua adalah mahasiswa berprestasi dalam jalannya masing-masing, dan prestasi tidak hanya soal kemenangan, tapi juga tentang bagaimana apa yang kita raih bisa berdampak bagi orang lain.” Albert pun berpesan kepada mahasiswa lainnya yang ingin menjadi the next  Mawapres atau meraih prestasi besar.

“Ingatlah untuk selalu berbagi ilmu, memberi manfaat, dan menginspirasi orang di sekitar kalian. Itulah cara membuat setiap prestasi menjadi benar-benar berarti,” tuturnya sambil tersenyum.

Selamat, Albert Lukas Pithel Hasugian! (SG-1)