SOKOGURU, KUTAI TIMUR- Kelompok Wanita Tani (KWT) Berseri di Dusun Danau Raya, Desa Pinang Raya, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, kini tidak hanya menjual jamur tiram putih secara mentah, tetapi bisa mengolah hasil panen menjadi berbagai produk bernilai jual.
Setelah mengikuti pelatihan pengolahan jamur tiram yang diselenggarakan oleh PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field, Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, KWT Berseri bisa membuat keripik, sambal, kerupuk, bakso, hingga nugget dari jamur tiram sebagai bahan dasar.
Demikian disampaikan Field Manager PEP Sangatta Field, Cahyo Nugroho, dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Senin, 21 Juli 2025.
Baca juga: Lewat Program Inovatif GUD X Ubuki, Pertamina Drilling Ubah Seragam Bekas Jadi Produk Bergaya
“Program pemberdayaan masyarakat ini diharapkan terus tumbuh sebagai bentuk kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional Perusahaan, khususnya mendukung SDGs Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,” ujarnya.
Menurut Cahyo, anggota KWT Berseri sebelumnya hanya menjual jamur tiram putih secara mentah. Dengan pelatihan tersebut, sambungnya, PEP Sangatta Field juga turut mendukung ketahanan pangan yang menjadi program pemerintah.
Pelatihan yang telah berlangsung pada 5 Juli 2025 itu, kata Cahyo, melibatkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sangatta Selatan serta Penggerak Pengembangan Pertanian Organik Kutai Timur (P3OKT) sebagai mitra pelaksana yang berpengalaman di bidang pertanian dan lingkungan.
Baca juga: Desa Energi Berdikari Pertamina Penghasil Susu Perah Ubah Kotoran Sapi Jadi Biogas
Program tersebut merupakan bagian dari inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) unggulan PEP Sangatta Field, yaitu Program Bintang Pertiwi atau Berdayakan Kampung Iklim dan Tangguh melalui Pertanian Inovatif Masa Kini.
“Sebagai bentuk dukungan nyata, PEP Sangatta Field juga menyerahkan bantuan peralatan dapur produksi kepada KWT Berseri, antara lain blender, kompor, wajan, standing pouch, dan mesin peniris minyak untuk mendukung kegiatan UMKM yang dijalankan oleh kelompok tersebut,” imbuhnya.
Ketua KWT Berseri, Sri Subekti, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan dan bantuan yang telah diberikan.
Baca juga: Dorong UMKM Lombok Timur Berkembang, Pertamina dan Seruni KMP Gelar Pelatihan Branding
“Terima kasih kepada PEP Sangatta Field yang telah memfasilitasi pelatihan dan pemberian bantuan peralatan untuk dapur produksi kami dan telah mengadakan pelatihan ini yang sangat bermanfaat bagi anggota KWT Berseri,” ujarnya.
Dia berharap pelatihan itu semakin memberikan semangat para anggota untuk terus berinovasi dan dapat menjadi potensi tambahan ekonomi.
Hingga saat ini, KWT Berseri telah memiliki 11 rumah kumbung jamur tiram berkat pendampingan dari PEP Sangatta Field melalui program berkelanjutan.
Selain fokus pada peningkatan keterampilan, dukungan juga diberikan dalam bentuk bahan pembibitan dan alat produksi untuk mendorong produktivitas serta memenuhi permintaan pasar lokal yang cukup tinggi terhadap jamur tiram putih.
Manager Communication Relations and CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Dony Indrawan, menjelaskan, komitmen perusahaan untuk terus menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang inovatif dan berbasis potensi lokal.
Dengan begitu, lanjutnya, perusahaan mampu mendukung peningkatan kemandirian masyarakat selaras dengan pencapaian tujuan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals.
Menurut Dony, usaha olahan jamur tiram menjadi produk makanan memberikan peluang usaha baru berbasis UMKM sehingga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kami meyakini keberhasilan dan keberlanjutan program CSR Perusahaan dan dampaknya, seperti program Bintang Pertiwi ini, ditentukan oleh kemampuan untuk menangkap potensi lokal dan membangun kolaborasi dengan penerima manfaat, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan ini diyakini dapat menjadi stimulus bagi kelompok masyarakat seperti ibu rumah tangga, petani, dan lansia untuk mengembangkan kapasitasnya secara mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan. (SG-1)