SOKOGURU, Kulon Progo- Saat perekonomian dunia menurun serta maraknya proteksionisme atau restriksi perdagangan di berbagai negara, Koperasi Primer Nira Lestari Golden berhasil mengekspor gula semut kelapa ke Malaysia dan Kanada.
Sebanyak 2 ton gula semut kelapa diekspor ke Malaysia dan 20 ton ke Kanada dengan nilai total keseluruhan sebesar Rp1,1 miliar.
Pelepasan ekspor gula semut kelapa ilakukan Wakil Menteri Pertanian Soedaryono bersama Wamendag Roro dan Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko di Desa Hargorejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Kamis (20/3).
Turut hadir pimpinan Koperasi Primer Nira Lestari Golden Arif Singgih Purnomo, pimpinan Koperasi Induk Nira Lestari Ella Rizki Farihatul Maftuhah, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta Syam Arjayanti.
Baca juga: Tembus Pasar Global, IKM CV Agro Temon Lestari dari Pacitan Ekspor Gula Aren ke Belanda
Menurut Nira Lestari Ella, petani mitra koperasi sangat bersyukur atas capaian ekspor itu.
“Petani bersyukur dan menjadi lebih bersemangat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor gula semut kelapa. Kami harap, pemerintah dapat memberi fasilitasi berupa pelatihan dan sertifikasi bagi petani mitra koperasi kami,” katanya dalam keterangan resmi Kemendag.
Sementara itun Wamendag Roro, mengatakan, kemempuan produk gula semut Indonesia bersaing di pasar ekspor menunjukkan, kualitas gula semut Indonesia tidak kalah dengan negara-negara penghasil gula semut lainnya.
Dok. Kemendag
“Koperasi Induk Nira Lestari konsisten menjaga ekspornya, telah bekerja keras untuk memastikan produk gula semut yang diekspor memiliki kualitas unggul dan memenuhi standar internasional,” ujarnya.
Baca juga: Gula Aren Banyumas Jadi Bahan Andalan Restoran di Belanda
Sebab itu, sambung Roro, ia mengapresiasi jajaran Koperasi Primer Nira Lestari Golden dan Koperasi Induk Nira Lestari yang terus mendorong peningkatan ekspor produk gula semut Indonesia ke pasar global.
Wamendag pun berharap, pelepasan ekspor iti dapat menjadi momentum untuk mendorong perluasan akses pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia ke depannya, sekaligus menjadi penggerak roda ekonomi yang dapat menghindarkan Indonesia dari ancaman resesi global.
Roro juga mengapresiasi Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, dan seluruh pihak yang selalu mendukung terciptanya iklim usaha yang sehat dan kondusif sehingga pelaku usaha seperti Koperasi Primer Nira Lestari Golden dapat berkinerja dengan baik.
Pada kesempatan yang sama, Wamentan Sudaryono mengatakan, pihaknya menggulirkan program Ekspor Apa Saja dan Ke Mana Saja. Program itu muncul karena Presiden Prabowo Subianto menitikberatkan sektor pertanian demi kesejahteraan masyarakat.
"Bagi Presiden Prabowo Subianto, pertanian itu sektor penting sebab sifatnya padat karya. Jadi, salah satu cara mengurangi pengangguran adalah meningkatkan sektor pertanian," ujarnya.
Surplus neraca dagang
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, pada Februari 2025, Indonesia masih mencatatkan surplus USD3,12 miliar. Artinya, meneruskan tren surplus neraca dagang untuk 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 silam.
Baca juga: Mendag Lepas Ekspor Produk Kerajinan Kabupaten Sleman Senilai USD127.070
Surplus periode itu didorong surplus nonmigas USD4,84 miliar dan defisit migas USD1,72 miliar. Adapun surplus nonmigas tersebut disumbang perdagangan dengan beberapa mitra dagang, yakni Amerika Serikat (AS) mencatatkan surplus bagi Indonesia USD1,57 miliar, India USD1,27 miliar, Filipina USD0,75 miliar, Vietnam USD0,50 miliar, dan Malaysia USD0,49 miliar.
Wamendag Roro menyampaikan, Kemendag mendapatkan mandat dari Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga neraca perdagangan dan meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.
Adapun target ekspor 2025 adalah USD294,45 miliar USD atau pertumbuhan 7,1%. Hingga saat ini, ekspor Indonesia sudah mencapai USD 21,45 miliar pada Januari dan 21,98 miliar pada Februari.
Dengan demikian, total ekspor periode Januari--Februari tercatat sebesar USD 43,43 miliar atau sekitar 14,74% dari target ekspor tahun ini.
"Seluruh pihak harus bekerja keras untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan Presiden. Kerja keras tersebut termasuk oleh Kemendag dengan siap menjadi mitra strategis UMKM untuk berkolaborasi mendukung ekosistem bisnis dengan menciptakan lingkungan usaha yang mendukung usaha UMKM," tambah Wamendag Roro.
Kemendag juga terus mengupayakan pembukaan akses pasar luar negeri melalui kesepakatan dagang, baik melalui Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), sebagai jalan bebas hambatan atau 'tollway' bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang.
Untuk itu, Roro berharap, Koperasi Induk Nira Lestari dan koperasi di bawahnya dapat memanfaatkan sebesar-besarnya perjanjian perdagangan untuk mendapatkan kemudahan dalam mengekspor produk Indonesia ke negara lain. (SG-1)