SOKOGURU - Jelang Ramadan, harga bahan pokok di Jawa Barat jadi sorotan. Berbagai komoditas seperti beras, minyak goreng, dan tepung terigu mengalami fluktuasi harga.
Bagi para pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner, update harga ini bisa jadi informasi penting untuk menentukan strategi bisnis.
Beras medium saat ini dibanderol Rp 13.120 per kilogram. Sementara itu, beras premium lebih mahal dengan harga Rp 14.502 per kilogram.
Kenaikan harga beras ini bisa berdampak pada harga makanan olahan, terutama yang berbasis nasi seperti warteg dan katering rumahan.
Minyak goreng juga mengalami variasi harga. Untuk minyak goreng curah, saat ini harganya mencapai Rp 18.985 per liter.
Sedangkan minyak goreng kemasan sedikit lebih mahal, yaitu Rp 19.920 per liter.
Sementara itu, Minyak Kita, yang banyak digunakan UMKM karena lebih terjangkau, dijual seharga Rp 17.039 per kilogram.
Selain beras dan minyak, harga tepung terigu juga menarik perhatian. Produk tepung premium seperti Cakra Kembar saat ini dihargai Rp 12.995 per kilogram.
Sementara itu, tepung terigu curah lebih murah dengan harga Rp 10.348 per kilogram, cocok untuk usaha roti dan kue berskala kecil.
Tepung terigu merek Kunci Biru juga masuk dalam daftar dengan harga Rp 12.614 per kilogram.
Sedangkan Segitiga Biru, yang dikenal dengan kualitas serbagunanya, dijual dengan harga Rp 12.440 per kilogram.
Perbedaan harga ini memungkinkan UMKM memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
Kondisi harga bahan pokok ini bisa menjadi tantangan bagi UMKM yang bergantung pada bahan-bahan tersebut untuk produksi.
Kenaikan harga dapat mempengaruhi harga jual produk, sehingga strategi penyesuaian harga dan efisiensi bahan baku sangat diperlukan.
Di sisi lain, menjelang bulan Ramadan, permintaan bahan pokok diprediksi akan meningkat.
Masyarakat mulai mempersiapkan kebutuhan untuk sahur dan berbuka, yang berdampak langsung pada pergerakan harga di pasar.
Bagi para pelaku usaha kuliner, memahami tren harga ini dapat membantu dalam menyusun strategi penjualan.
Misalnya, memilih supplier dengan harga lebih stabil atau mencari alternatif bahan yang lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas.
Pemerintah daerah dan distributor bahan pokok diharapkan bisa menjaga stabilitas harga agar UMKM dan konsumen tidak terlalu terbebani.
Program subsidi dan operasi pasar bisa menjadi solusi untuk mengendalikan harga menjelang bulan suci Ramadan.
Sebagai konsumen, penting untuk selalu update harga bahan pokok agar bisa mengatur pengeluaran dengan bijak.
Dengan perencanaan yang matang, baik UMKM maupun rumah tangga dapat menghadapi lonjakan harga tanpa kesulitan berarti.
Bagaimana pendapat kamu tentang harga bahan pokok saat ini? Apakah berpengaruh pada usaha atau pengeluaran harianmu? (*)
Sumber: dashboard.jabarprov.go.id