SEJAK pertama kali menggigit sebatang cokelat, Meika Hazim tak pernah menyangka bahwa kecintaannya pada manisnya kakao akan membawanya ke dunia bisnis.
Dari dapur sederhana dengan modal terbatas, kini merek Cokelat Ndalem telah menembus pasar internasional, menjadi salah satu produk kebanggaan Indonesia di industri cokelat.
Dari Rp 1 Juta Hingga Bertahan di Tengah Krisis
Cokelat Ndalem lahir dari keinginan Meika untuk menghadirkan cokelat berkualitas dengan cita rasa khas Nusantara.
Baca juga: Dari Limbah Jadi Berkah, UMKM Abe Kreasi Buktikan Kayu Sisa Bisa Mendunia
Bermodalkan hanya Rp 1 juta pada 2013, ia memulai perjalanannya dengan berbagai tantangan, termasuk harus berinvestasi pada mesin cetakan cokelat yang kala itu harganya mencapai Rp 3 juta—lebih besar dari modal awalnya sendiri.
Namun, tantangan tak berhenti di sana. Pandemi yang melanda dunia pada 2022 sempat menggerus omzet bisnisnya hingga 60%.
Meski demikian, Meika tak menyerah. Ia terus berinovasi dan membaca arah pasar dengan cermat, memastikan produknya tetap relevan di tengah perubahan selera konsumen.
Resep Sukses: Memahami Pasar dan Berani Berinovasi
Di tengah ketatnya persaingan industri cokelat, Cokelat Ndalem tak hanya mengandalkan kualitas, tetapi juga strategi pemasaran yang tepat. Meika menyadari bahwa memahami selera pasar adalah kunci utama.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah varian cokelat dengan sentuhan khas Nusantara, seperti cokelat kopi dari Papua dan Wamena, hingga varian unik seperti cokelat es cincau yang sempat menjadi favorit tak terduga.
Tak berhenti di situ, baru-baru ini Cokelat Ndalem meluncurkan cokelat stik ala Pocky. Produk ini dirancang untuk memenuhi selera konsumen yang menyukai camilan ringan tanpa rasa terlalu manis.
Baca juga: Melalui Inovasi, UMKM Ethnic Gendhis Hadirkan Batik Sesuai Selera Anak Muda
Peluncuran ini dilakukan di ajang BRI UMKM Expo(RT) 2025, sebagai uji pasar terhadap respons masyarakat terhadap produk baru mereka.
Dari Jakarta ke Jepang: Menembus Pasar Global
Siapa sangka, selain memiliki pelanggan setia di Jakarta, Cokelat Ndalem juga telah merambah ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Australia.
Bahkan, produk ini sempat masuk dalam panduan wisata Jepang sebagai oleh-oleh wajib bagi turis Jepang yang berkunjung ke Yogyakarta.
Kesuksesan ini semakin diperkuat dengan keterlibatan Cokelat Ndalem dalam program BRI UMKM Expo(RT) 2025, yang bertujuan membantu produk lokal menembus pasar global dengan dukungan promosi dan distribusi yang lebih luas.
Empat Kunci Bertahan di Dunia Bisnis
Bagi Meika, perjalanan membangun Cokelat Ndalem bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang memahami dinamika bisnis.
Baca juga: BRI Perkokoh Komitmen, UMKM Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ia merumuskan empat prinsip utama yang menjadi pegangan dalam menjalankan usaha:
- Adaptasi – Menyesuaikan diri dengan tren dan perubahan pasar.
- Inovasi – Menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen.
- Kolaborasi – Memanfaatkan jaringan untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
- Konsistensi – Menjaga kualitas dan visi bisnis agar tetap bertahan dalam jangka panjang.
Dari kecintaan terhadap cokelat hingga menjadi pemain di industri yang kompetitif, kisah Cokelat Ndalem membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan strategi yang tepat, bisnis lokal bisa menembus batas dan bersaing di pasar global.
Bagi Meika, setiap batang cokelat yang ia produksi bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga cerminan semangat dan mimpi besar yang kini mulai terwujud. (SG-2)