SIAPA sangka potongan kayu jati yang dulu dianggap sampah kini bisa menjadi produk bernilai jual tinggi?
Anita Egyanti, pemilik Abe Kreasi, membuktikan bahwa limbah bukan sekadar sisa, melainkan peluang bisnis yang menjanjikan.
Berawal dari keprihatinannya melihat limbah kayu jati yang terbuang percuma, Anita memutuskan untuk memberi "kehidupan kedua" bagi material yang sering kali hanya berakhir sebagai sampah atau dibakar.
Baca juga: Melalui Inovasi, UMKM Ethnic Gendhis Hadirkan Batik Sesuai Selera Anak Muda
Sejak 2019, UMKM asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ini terus berkembang dengan menghadirkan produk kerajinan tangan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga bernilai estetis tinggi.
Dari Kayu Sisa Menjadi Karya Bernilai
Keunikan Abe Kreasi terletak pada penggunaan limbah kayu jati yang diolah menjadi berbagai produk seperti kotak tisu, pot, dan tempat perhiasan berbentuk geometris. Desain ini bukan hanya menarik, tetapi juga multifungsi.
“Kotak perhiasan bisa digunakan untuk tempat alat tulis kecil. Saya ingin produk saya tidak hanya cantik, tetapi juga berguna,” ujar Anita sebagaimana dilansir situs BRI, Selasa (18/2).
Komitmen Jaga Keberlanjutan Gunakan Finishing Berbasis Air
Tak hanya dari segi desain, Anita juga berkomitmen menjaga keberlanjutan dengan menggunakan finishing berbasis air (water-based), yang lebih ramah lingkungan dibanding bahan berbasis minyak.
Baca juga: BSI dan BPJPH Kolaborasi Percepat Sertifikasi untuk Pelaku UMKM Makanan dan Minuman
Namun, menggunakan limbah kayu tentu memiliki tantangan tersendiri. Potongan kecil harus disambung untuk membentuk produk yang utuh, yang kadang membuat konsumen keliru menganggap kualitasnya kurang baik.
Produk Harus Tetap Berbahan Limbah
“Ada yang meminta saya menggunakan kayu utuh untuk pesanan besar, tetapi saya menolak. Produk saya harus tetap berbahan limbah. Dengan begitu, kita ikut menjaga kelestarian hutan,” tegas Anita.
Dukungan BRI, Jalan Menuju Pasar Global
Perjalanan Abe Kreasi semakin berkembang sejak bergabung dengan Rumah BUMN yang dikelola oleh BRI.
Bantuan yang diterima tidak hanya berupa pelatihan dan pendampingan, tetapi juga peralatan produksi yang sangat membantu operasional bisnisnya.
“Saya pernah mendapat alat pemotong kayu dan finishing dari BRI pada 2023. Itu lebih berdampak daripada sekadar pinjaman uang,” kata Anita.
Tidak berhenti di situ, Abe Kreasi juga mendapat kesempatan untuk tampil di BRI UMKM Expo(RT) 2025, sebuah ajang bergengsi yang membuka peluang bagi UMKM untuk menembus pasar global.
Melalui acara ini, Anita mendapat pelatihan terkait standar kualitas produk ekspor serta strategi pemasaran internasional. Ia pun semakin optimis bahwa produknya bisa diterima di pasar global.
“BRI benar-benar peduli terhadap UMKM. Melalui ajang ini, saya belajar banyak dan berharap usaha saya bisa naik kelas hingga ke pasar ekspor,” ujar Anita dengan penuh semangat.
Limbah yang Menyelamatkan Bumi
Kisah sukses Anita Egyanti bersama Abe Kreasi membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, limbah bisa menjadi berkah.
Baca juga: BRI Perkokoh Komitmen, UMKM Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Setiap produk yang dibuat tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi.
“Membeli produk limbah kayu berarti ikut menjaga bumi kita,” tutup Anita.
Dengan semakin banyaknya UMKM yang mengusung konsep keberlanjutan, diharapkan industri kreatif Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global.
Selain itu, UMKM Indonesia juga turut membawa nama bangsa ke kancah internasional dengan produk-produk inovatif berbasis lingkungan. (SG-2)