SokoKreatif

Wamen Ekraf Irene Umar: Dukung Acaraki Jamu Festival, Mengenal Indonesia Lewat Jamu

Jamu tak lekang zaman bisa dikembangkan sehingga bermanfaat dan tidak tertinggal oleh waktu. Jamu jadi produk tradisional dari leluhur yang harus dilestarikan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
17 November 2025
<p>Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menghadiri acara Acaraki Jamu Festival edisi Hari Pahlawan di Taman Fatahillah, Kawasan Pusat Kota Tua, Jakarta, Minggu (16/11/2025). Wamen Irene ikut bergabung dengan komunitas Jamu Gendong. (Dok. Kemen Ekraf/Badan Ekraf)<br />
 </p>

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menghadiri acara Acaraki Jamu Festival edisi Hari Pahlawan di Taman Fatahillah, Kawasan Pusat Kota Tua, Jakarta, Minggu (16/11/2025). Wamen Irene ikut bergabung dengan komunitas Jamu Gendong. (Dok. Kemen Ekraf/Badan Ekraf)
 

SOKOGURU, JAKARTA- Dalam setahun Acaraki menyelenggarakan lima kali Acaraki Jamu Festival. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/ Badan Ekonomi Kreatif Ekraf (Men Ekraf/ Badan Ekraf), Irene Umar, mengapresiasi  kegiatan tersebut dan melihat jamu sebagai akar budaya Indonesia yang punya unique selling point.

“Kami mengapresiasi Acaraki Jamu Festival untuk menjadikan jamu sebagai salah satu ikon dari Indonesia yang memiliki taste dan khasiat yang bisa dirasakan masyarakat. Apalagi jamu merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif kuliner,” ucapnya di Acaraki Jamu Festival edisi Hari Pahlawan di Taman Fatahillah, Kawasan Pusat Kota Tua, Jakarta pada, Minggu, 16 November 2025.

Menurut Wamen Irene, pihaknya selalu berkomitmen terhadap produk-produk lokal yang memiliki nilai ekonomi kreatif tinggi termasuk jamu. 

Baca juga: Wamendag dan Wamen Ekraf Bertemu Bahas Fesyen, Gim Lokal, Kriya, dan Produk Halal

Sebelumnya, Wamen Ekraf Irene juga pernah hadir pada Acaraki Jamu Festival 27 Juli 2025 di Epiwalk. Ia meyakini festival itu tidak hanya sekadar melestarikan budaya dan menyosialisasikan tradisi minum jamu, tetapi membawa semangat kreativitas melalui wahana permainan tradisional, serta aksara nusantara yang juga bisa menjadi sumber inspirasi akan kreativitas ke depan.

“Kami juga terus membantu menyebarkan budaya Indonesia lewat bahasa dan aksara. Ini memperlihatkan diplomasi kebudayaan Indonesia sebagai richness of Indonesian Culture yang produk turunannya banyak sekali,” imbuh Irene, seperti dikutip Keterangan resmi Kemen Ekraf/Badan Ekraf, Senin, 17, November 2025.

Di festival itu juga ada desain fesyen yang terinspirasi dengan penampilan ibu-ibu jamu gendong. Semua ini digunakan untuk mengakselerasi perkenalan budaya Indonesia ke kancah internasional.

Baca juga: Wamenekraf Irene Umar di The Hallway Space: Kayak Main Game Quest

Sementara itu, Founder Acaraki, Jony Yuwono, mengatakan Acaraki Jamu Festival dilandasi filosofi menjamu bukan sekadar menyuguhkan minuman, tetapi juga tentang menyambut, merawat, dan menjaga budaya yang berharga. 

Ia menilai festival tersebut mampu mengangkat nilai-nilai tradisi ke panggung publik dengan cara relevan untuk generasi masa kini.

“Kami mempunyai gagasan yang mana Acaraki Jamu Festival bukan hanya menampilkan jamu, tapi ingin coba untuk menjamu teman-teman sekalian,” ujarnya. 

Baca juga: Peringati Hari Jamu Nasional, BPOM Dorong UMKM Jamu Naik Kelas dan Ekspansi Global

Jony berharap melalui festival jamu itu bisa menjadi perpaduan antara sejarah, seni, budaya, dan kreativitas. 

“Tujuan festival ini supaya bisa menginspirasi pejuang-pejuang ekraf ke depan dengan kolaborasi bersama untuk menjamu satu sama lain,” tambahnya yang juga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia.

Jamu yang tak lekang zaman bisa dikembangkan sehingga bermanfaat dan tidak tertinggal oleh waktu. Jamu menjadi produk tradisional dari leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. 

Acaraki Jamu Festival pun menyoroti jamu sebagai daya tarik khas Indonesia, dengan upaya memodernisasi persepsi dan memperluas jangkauan secara internasional.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, mengatakan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pejuang ekonomi kreatif terutama para pengusaha atau penjual jamu yang menggagas Acaraki Jamu Festival. 

Harapannya, lanjutnya, kegiatan itu bisa mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang berbasis budaya sehingga tak hanya sebatas slogan ataupun cerita. 

“Semoga kita bisa terus berkolaborasi menggali budaya-budaya yang ada di Jakarta untuk bisa dinikmati dan dirasakan oleh semua. Mari kita lestarikan budaya yang kita cintai, diantaranya yaitu minum jamu,” ucapnya.

Sebagai bagian dari acara pelestarian tradisi minum jamu, rangkaian Acaraki Jamu Festival dimulai dengan kegiatan funwalk 2,5 km yang menggendong bakul jamu dan prosesi naik kereta kencana. 

Upacara pembukaan juga berlangsung meriah lewat simbolis mengetuk alu pada wadah yang berisi rempah. 

Kemudian  dilakukan pemberian apresiasi kepada pahlawan masa kini seperti perwakilan dari komunitas laskar jamu gendong, komunitas pekerja seni Kota Tua, komunitas ojek online, dan komunitas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Acara dilanjutkan dengan launching lagu Shadow of the Light versi Bahasa Indonesia

Para pengunjung yang hadir dalam Acaraki Jamu Festival juga bisa menikmati free flow jamu tradisional, aktivasi booth sponsor, qerik (pijat gratis), area estafet permainan nusantara, lomba mewarnai di kids corner by Simbalion, menulis testimoni pada papan petisi aksara nusantara, serta berkesempatan meraih doorprize maupun grandprize. 

Itulah wujud menjaga warisan budaya yang berkelanjutan dalam mewujudkan momentum ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Tampak hadir pula Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Erwinta Dianti; Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary; Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua DisParEkraf Provinsi Jakarta, Denny Aputro, dan Direktur Network and Funding BTN Rully Setiawan. (SG-1)