Soko Kreatif

Unpadpreneur ke-3 Digelar, Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa

Program Unpadpreneur  telah menghasilkan berbagai inovasi bisnis. Banyak tim yang mengembangkan produk dengan fokus pada isu keberlanjutan, seperti pemurni minyak jelantah dan parfum dari kemenyan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
18 Oktober 2024
Dok. Sokoguru/Fajar Ramadan

UNIVERSITAS Padjadjaran (Unpad) untuk ketiga kalinya, menyelenggarakan Program Unpadpreneur untuk  memperkuat perannya dalam membentuk mahasiswa berjiwa kewirausahaan di kampus tersebut.

 

Program yang kini dikelola di bawah di bawah Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni itu memiliki fokus utama pada pembinaan dan pendampingan mahasiswa agar siap bersaing di dunia bisnis.

 

Hal itu disampaikan Project Officer Unpadpreneur Cecep Safa’atul Barkah,  di Graha Sanusi Hardjadinata, Kota Bandung, Jawa Barat, selepas Bootcamp Unpadpreneur ke-3, Kamis (17/10).

 

Baca juga: Pemprov Jabar Gandeng Unpad dalam Menangani Masalah Sampah, Stunting, dan Kemiskinan


“Unpadpreneur berawal dari inisiatif internal Unpad untuk melahirkan wirausahawan muda. Waktu itu masih zamannya bu Rektor. Ia dan Wakil Rektor I mengundang saya agar membuat program Unpadpreneur memiliki berkelanjutan dan fokus menghasilkan lulusan yang bukan hanya siap bekerja, tapi juga mampu berwirausaha, terutama di bidang startup,” tuturnya.

 

Menurut Cecep  yang juga sebagai Manager for Academic, Student, and Alumni Affairs FISIP Unpad, program Unpadpreneur terdiri  dari beberapa tahapan, mulai dari pembelajaran daring dengan empat modul, hingga bootcamp dan pitching ide bisnis. 

 

“Di bootcamp, peserta dibekali dengan ilmu praktis tentang kewirausahaan. Setelah itu, mereka melakukan pitching di hadapan reviewer untuk menentukan layak atau tidaknya usaha mereka mendapatkan pendanaan,” imbuhnya.

 

Baca juga: Unpad dan Dewan Ekspor Susu AS Jajaki Riset Produk Susu untuk Ketahanan Pangan

 

Mahasiswa yang lolos seleksi dan menjadi kelompok terbaik pada ajang ini, sambung Cecep, akan mendapat pendanaan sebesar Rp5 juta untuk mengembangkan produk dari ide bisnis mereka serta mendapat bimbingan langsung dari dosen serta praktisi bisnis.

 

“Selama satu semester, progres bisnis mereka akan dipantau. Di akhir program, ada ‘graduation’ bagi mereka yang berhasil, dengan peluang mendapatkan pendanaan tambahan dari Direktorat Inovasi,” jelasnya lagi. 

 

Cecep mengatakan  program tersebut ini tidak hanya fokus pada proses belajar, tetapi juga menekankan konsistensi. 

 

Tak hanya itu, kelompok bisnis terbaik itu akan menjalani inkubasi lanjutan pada ajang Innocreavest. Pada tahap ini, para peserta akan mengembangkan usahanya lebih dalam lagi, mulai dari pengembangan produk, melengkapi legalitas, memperluas kemitraan strategis, dan menentukan strategi ekspansi pasar hingga usahanya profitable di kemudian hari.

 

Baca juga: Festival Budaya Fikom Unpad 2024 Hadirkan Cerita Rakyat dan Keragaman Budaya

 

“Kami mengedepankan seleksi berdasarkan progres dan komitmen mahasiswa. Tidak sekadar memberikan nilai akademik, tapi memastikan mereka serius menjalankan bisnis,” ujarnya.


Cecep kembali menegaskan program Unpadpreneur fokus pada pengembangan kewirausahaan di kalangan internal mahasiswa. 

 

“Berbeda dengan program eksternal seperti Wirausaha Merdeka dari Kemendikbud, Unpadpreneur sepenuhnya dibiayai dan dikelola oleh Unpad. Program ini berfokus pada kebutuhan kampus, terutama mahasiswa di semester awal,” tambahnya.

 

Meski demikian, Cecep mengungkapkan, program itu tetap membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti kompetisi kewirausahaan di tingkat nasional.

 

“Salah satu tim dari Unpadpreneur  berhasil lolos dan akan mengikuti KMI Expo di Universitas Halu Oleo, Kendari,” katanya lagi.

 

Selain itu, Unpadpreneur juga menerapkan prinsip inklusivitas. Semua mahasiswa dari berbagai jurusan bisa mengikuti program tersebut, tidak terbatas pada bidang studi tertentu. Bahkan, mahasiswa dengan kebutuhan khusus juga diberi kesempatan untuk bergabung.


“Program Unpadpreneur  telah menghasilkan berbagai inovasi bisnis. Banyak tim kami yang mengembangkan produk dengan fokus pada isu keberlanjutan, seperti pemurni minyak jelantah dan parfum dari kemenyan,” ucapnya.

 

Salah satu produk inovatif lainnya adalah es krim yang dijual dengan cara unik di setiap bazar kampus. Meski sederhana, tim itu berhasil meraih omzet puluhan juta rupiah hanya dari penjualan di acara kampus.


Kolaborasi dengan Industri dan Alumni

 

Sementara itu, Ketua Unit Pengembangan Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis, Nurillah Jamil Achmawati Novel, menjelaskan, Unpadpreneur bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk industri dan alumni.

 

“Alumni Unpad yang telah sukses dalam bisnis berperan sebagai mentor dan narasumber. Alumni yang memiliki usaha besar sering dilibatkan dalam program mentoring untuk mahasiswa. Mereka memberikan wawasan langsung dari pengalaman bisnisnya,” katanya.

 

Selain itu, lanjut Nurillah, program Unpadpreneur  memfasilitasi kerja sama dengan industri sebagai mitra dalam proses inkubasi bisnis. 

 

“Kami menyediakan wadah bagi mahasiswa yang berhasil melalui seleksi untuk lanjut ke inkubasi bisnis. Di sinilah kami bekerja sama dengan mitra industri agar bisnis mahasiswa bisa berkembang lebih jauh,” imbuhnya.

 

Dengan berbagai pencapaian tersebut, Cecep dan Nurillah berharap program Unpadpreneur  bisa terus berkembang dan melahirkan wirausahawan muda yang siap bersaing di kancah nasional dan internasional. 

 

“Yang penting, mahasiswa belajar dan berproses dengan serius. Prestasi bukan sekadar menang kompetisi, tapi juga bagaimana mereka mampu membangun usaha berkelanjutan,” tutup Cecep. (Fajar Ramadan/SG-1)