Soko Kreatif

Peneliti BRIN Ubah Limbah Tahu Jadi Biogas dan Sumber Penerangan Listrik

Limbah tahu berbahaya karena dapat merusak kualitas air sungai serta mengganggu kenyaman warga di sekitar pabrik tahu.

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
15 Februari 2024
Para peneliti BRIN meneliti limbah tahu untuk dijadikan biogas dan sumber tenaga listrik di Dusun Giriharja Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Dok.BRIN)

MAKANAN olahan yang disukai masyarakat Indonesia serta selalu hadir di meja makan di antaranya tahu dan tempe. 

 

Makanan yang berbahan dasar dari kedelai tersebut sudah popular dan akrab di lidah orang Indonesia. Bahkan sebagian orang Indonesia mengaku terasa kurang jika makan tanpa kehadiran tahu dan tempe.

 

Dengan banyaknya penggemar tahu dan tempe, industri pembuatan kedua makanan tersebut mudah ditemukan di sejumlah daerah. 

 

Baca juga: Kelompok Tani Wanita Takalar Ubah Limbah Gergaji Jadi Jamur Tiram Putih

 

Tentunya kehadiran pabrik pengolahan tahu dan tempe juga menghasilkan residu yakni limbah organik berupa limbah padat dan limbah cair. 

 

Limbah padat berasal dari proses penyaringan dan penggumpalan, sedangkan limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pemadatan, hingga pencetakan tahu yang membuat volume limbah cair menjadi lebih tinggi.

 

Limbah cair tahu juga membuat lingkungan sekitar terpapar bau busuk yang menyengat. 

 

Kondisi ini membuat limbah tahu berbahaya karena dapat merusak kualitas air sungai serta mengganggu kenyaman warga di sekitar pabrik tahu.

 

Untuk membahas pencermaran lingkungan ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) melakukan penelitian terkait limbah dan pencemaran limbah.

 

Baca juga: Produsen Olahan Limbah Kopi Bell Living Lab Siap Masuki Pasar Kanada

 

Dari hasil penelitian, akhirnya para penliti BRIN memiliki gagasan untuk mengubah limbah tahu menjadi biogas. 

 

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Neni Sintawardani, peneliti RLTB BRIN pada acara persiapan CNN Indonesia TV untuk program Heroes, Senin (12/2) yang juga diinformasikan melalui situs brin.go.id.

 

Hal tersebut memunculkan inisiatif untuk memberikan solusi alternatif pengolahan limbah tahu secara anaerobic yang mampu menghasilkan energi alternatif berupa biogas. 

 

Dusun Giriharja Kabupaten Bandung Jawa Barat dipilih sebagai tempat penelitian, karena dukungan yang tinggi dari masyarakat setempat yang berprofesi sebagai penghasil tahu.

 

Baca juga: Olah Limbah Jadi Perhiasan, Kunci Artistica Jewelry Mendunia

 

“Sebenarnya tujuan utama kita yaitu mengolah limbah tersebut agar layak buang. Kemudian melihat respons masyarakat setempat untuk mendukung dengan menyediakan lahan, dan sekaligus ikut aktif berperan dalam pengelolaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),” jelas Neni.

 

Pengolahan limbah cair tahu dilakukan dengan mekanisme anaerobik.

 

“Limbah diproses dengan mekanisme anaerobik agar mikroba tidak bisa hidup bila ada udara sehingga harus tertutup,” jelas Neni.

 

“Limbah tahu yang punya kandungan organik tinggi akan diuraikan oleh mikroba menjadi metana dan karbondioksida atau yang dikenal sebagai energi biogas,” ungkap 

Neni.

 

Neni juga membenahi sistem pengaliran air limbah di pabrik tahu untuk memisahkan limbah cair pekat dengan limbah cair encer. 

 

Keseluruhan limbah cair dari beberapa pabrik tahu skala kecil dan menengah di Dusun Giriharja Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) disalurkan ke IPAL Anaerobik. 

 

Teknologi yang dikembangkan BRIN ini bisa mengantisipasi fluktuasi limbah pada industri tahu skala pengrajin.

 

‘’Dengan kapasitas produksi tahu skala besar dalam satu hari, IPAL Anaerobik ini mampu memproses limbah cair pekat sebanyak 24 meter kubik per hari,” papa Neni.

 

“Dari situ dapat dihasilkan biogas yang disalurkan ke rumah warga Giriharja untuk kebutuhan memasak harian,” urainya.   

 

Pengelolaan IPAL Anaerobik selama ini dilakukan secara mandiri oleh warga yang sudah membentuk Kelompok Pengrajin Tahu Giriharja, dan diharapkan bisa menambah nilai guna dari unit tersebut.

 

“Inisiasi IPAL Anaerobik ini awalnya berasal dari masyarakat Giriharja yang peduli dengan kelangsungan kelestarian lingkungan," jelasnya.

 

"Ke depan, sebagian produk biogas ini akan disalurkan ke sistem pembangkit listrik sederhana guna memenuhi kebutuhan listrik untuk operasional IPAL Anaerobik,” tutur Neni.(SG-2)