Soko Kreatif

Inilah Empat Langkah Menkop UKM Dukung Modest Fashion Indonesia Go Global

Modest fashion merupakan salah satu keunggulan domestik dengan basis kultural yang kuat dan potensi menjadi industri berkelanjutan.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
14 Oktober 2024
Modest fashion merupakan salah satu keunggulan domestik. Indonesia memiliki sumber serat alam yang melimpah, namun belum optimal dalam pemanfaatannya.. (Ist/Kemenkop UKM)

MENTERI Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki memaparkan empat langkah penting agar modest fashion Indonesia mampu menembus pasar global. 

 

Dalam acara Jakarta 1st Modest Fashion Month (MOFAM) yang berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta, pada Minggu malam (13/10), Teten menekankan pentingnya persiapan matang bagi industri modest fashion nasional.

 

Langkah pertama, menurut Teten, adalah membangun ekosistem industri modest fashion di dalam negeri. 

 

Baca juga: Kemendag: Digitalisasi Dorong Pertumbuhan Industri Modest Fashion Indonesia

 

Saat ini, Indonesia belum sepenuhnya menuju industrialisasi di sektor tersebut. 

 

"Modest fashion merupakan salah satu keunggulan domestik dengan basis kultural yang kuat dan potensi menjadi industri berkelanjutan," ujarnya. 

 

Indonesia memiliki sumber serat alam yang melimpah, namun belum optimal dalam pemanfaatannya.

 

Baca juga: Mendag Zulhas: Kolaborasi Wujudkan Indonesia Kiblat Modest Fashion Dunia

 

Kedua, Teten menekankan pentingnya pengembangan riset dan inovasi. Ia menyarankan agar desainer dan industri tekstil berkolaborasi untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai dengan perubahan kebutuhan pasar. 

 

"Ini belum terorganisir dengan baik, padahal sangat penting untuk menjaga daya saing," kata Teten.

 

Ketiga, Indonesia harus mempersiapkan diri untuk masuk dalam rantai pasok industri global. 

 

Teten menegaskan bahwa brand lokal harus bisa bersaing dengan merek internasional, baik di pasar domestik maupun luar negeri. 

 

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan potensi besar tanpa strategi pengelolaan yang tepat," ujarnya.

 

Tetan juga mencontohkan potensi pasar modest fashion di Timur Tengah yang masih didominasi warna hitam dan putih. Indonesia bisa menawarkan pilihan yang lebih berwarna dan kreatif.

 

Keempat, strategi pemasaran yang efektif menjadi kunci untuk bersaing secara global. Menurut Teten, terlalu banyak pergelaran fashion show yang tidak terintegrasi. 

 

"Jika kita ingin menggelar event seperti Jakarta Modest Fashion Week, harus ada kesepakatan di antara semua pihak, dan targetnya bukan sekadar pameran kecil, tetapi juga harus membidik buyer dan B2B," tegasnya.

 

Sementara itu, Plt Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, Temmy Satya Permana, menambahkan bahwa MOFAM menampilkan karya dari 14 desainer muda dengan tema Streetwear dan Ready-to-Wear. 

 

Acara ini juga menghadirkan 30 UKM pendukung modest fashion dan 20 food truck untuk melayani pengunjung yang diperkirakan mencapai 5.000 orang.

 

Baca juga: Pesona Wastra Jabar 2024 Dorong Kemajuan UMKM dan Fesyen Tradisional Jawa Barat

 

Temmy berharap, melalui MOFAM, Indonesia dapat semakin dikenal sebagai pusat modest fashion dunia. 

 

"MOFAM membuka peluang usaha kreatif dan memperluas pasar, baik nasional maupun internasional," ungkapnya.

 

Kepala Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, turut mendukung acara ini sebagai ajang memperkenalkan ragam produk modest fashion Indonesia. 

 

Ia berharap MOFAM mampu mendorong kemajuan industri fashion, menciptakan karya berkelanjutan, dan memperkuat citra Indonesia di panggung global. (SG-2)