Soko Kreatif

Hutama Karya Peduli Lestarikan Sasirangan Lewat Pemberdayaan Perempuan dan Difabel

Program bantuan UMK Hutama Karya ini sejalan dengan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
26 Juni 2024
Hutama Karya turut berkontribusi dalam pengembangan KINNI Store, Usaha Mikro Kecil (UMK) asal Kabupaten Banjar yang bergerak pada produksi kain Sasirangan. (Dok. PT Hutama Karya (Persero) 

AWALNYA, usaha mikro dan kecil (UMK) asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) ini hanya memproduksi lima sampai delapan potong kain sasirangan per bulan. Namun, setelah mendapat binaan lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)  Hutama Karya Peduli Kreatif, UMK bernama KINNI Store itu, kini mampu menghasilkan 15-20 kain per bulan.

 

“Saat ini KINNI Store telah mengalami peningkatan omset mencapai 100%, dan pasar yang  sebelumnya hanya mencakup wilayah lokal kini berkembang ke level nasional,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya (HK), Adjib Al Hakim, seperti dikutip situs resmi BUMN, Rabu (26/6). 

 

PT Hutama Karya  (Persero), lanjutnya,  turut berkontribusi dalam pengembangan UMK yang berfokus pada pelestarian budaya lokal dan pemberdayaan masyarakat.

 

Baca juga: BRI Bantu Klaster UMKM Kain Tuan Kentang di Palembang Naik Kelas

 

KINNI Store didirikan dengan tujuan awal sebagai sumber pendapatan bagi keluarga, sekaligus turut melestarikan sasirangan, kain tradisional kain khas Kalsel dengan motif dan filosofi mendalam.

 

Seiring waktu, UMK unggulan binaan Hutama Karya itu menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dukungan yang diberikan sejak 2020 itu, hingga saat ini telah mampu meningkatkan kualitas produk serta memperluas jangkauan pemasarannya.

 

“Dukungan yang diberikan mencakup pinjaman modal usaha, tambahan bahan baku, memberikan akses pasar yang lebih luas dengan mengikutsertakannya dalam berbagai ajang pameran, serta melakukan pendampingan pada proses pendaftaran merek dagang KINNI Store di Ditjen Kekayaan Intelektual,” imbuh Adjib.

 

Baca juga: Kemenparekraf Dukung Peragaan Kain Tenun dan Batik Mendunia di Italia

 

Libatkan kaum disabilitas

Lebih lanjut, ia  menjelaskan, salah satu aspek yang paling menginspirasi dari KINNI Store adalah inisiatifnya untuk melibatkan kaum perempuan dan penyandang disabilitas yang tergabung di dalam komunitas Teras Inklusi di sekitar Kabupaten Banjar.

 

“Dengan meningkatnya permintaan pasar, KINNI Store telah menambah kegiatan produksinya dengan melibatkan kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan, sekaligus turut membangun rasa percaya diri dan kemandirian mereka,” ujar Adjib.

 

Program pembinaan tersebut, sambungnya,  merupakan bagian dari komitmen Hutama Karya untuk memberdayakan UMK, melestarikan budaya lokal serta membantu mereka untuk tumbuh secara berkelanjutan dalam ekosistem bisnis yang semakin kompetitif.

 

“KINNI Store dan UMK binaan Hutama Karya lainnya diharapkan dapat semakin berkembang serta memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat sekitar,” imbuh Adjib.

 

Di sisi lain, pendamping disabilitas sekaligus pendiri Teras Inklusi, Faizah, mengapresiasi, inisiasi Hutama Karya atas dukungannya kepada KINNI Store yang tidak hanya membantu meningkatkan nilai produksi dan pemasaran produk, tetapi juga memberikan dampak positif signifikan terhadap pemberdayaan teman-teman disabilitas di Kabupaten Banjar.

 

“Terima kasih kepada Hutama Karya atas komitmennya dalam mendukung pengrajin lokal seperti KINNI Store untuk terus memajukan usahanya, sehingga teman-teman yang memiliki keterbatasan seperti ini bisa mendapat kesempatan untuk berkarya serta bekerja sebagai pengrajin,” ujarnya.

 

Kain Sasirangan hasil produksi KINNI Store terbuat dari bahan katun berkualitas tinggi yang dijual secara daring dan luring dengan kisaran harga Rp150 ribu hingga Rp1 juta per kain, tergantung pada motif dan ukuran.

 

Kain Sasirangan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian formal, hingga dekorasi rumah seperti taplak meja serta hiasan dinding.

 

Program bantuan UMK Hutama Karya ini sejalan dengan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (SG-1)