SOKOGURU - Bagi pemilik usaha memiliki pinjaman dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bank, jika menghadapi gagal bayar KUR memang bukanlah perkara yang mudah.
Khususnya, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang meminjam dengan jaminan, risiko paling nyata adalah kehilangan aset yang dijaminkan.
Ketika tunggakan tidak terbayar, proses pelelangan menjadi langkah bank selanjutnya. Bahkan bisa lebih menyakitkan jika prosesnya berlangsung tanpa kejelasan.
Namun, itu memang konsekuensi dari pinjaman berbasis agunan. Saat kredit bermasalah, pinjaman gagal bayar, aset dijadikan pelunas. Hanya saja, kondisi ini tidak jarang membuat semua orang siap.
Mengutip dari kanal YouTube Anas Muhalis, ada 5 hal yang bisa dilakukan oleh pemilik usaha bila hal itu terjadi:
1. Fokus Pada Pemulihan Penghasilan
Di tengah tekanan, terlalu menghkhawatirkan ancaman tidak akan bermanfaat. Terpenting adalah harus tetap bergerak, tetap tenang dan kembalikan fokus pada mencari atau menjaga sumber penghasilan, apapun pekerjaan atau usahanya.
Ketika usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil yang menguntungkan, belum cukup untuk sekadar makan, apalagi untuk melunasi cicilan, maka keputusan besar harus diambil.
2. Ketika Usaha Tak Lagi Kuat Menahan
Bagi pemilik UMKM, kadang menutup usaha bukan berarti menyerah. Justru bisa jadi awal untuk bangkit dengan cara lain. Ada yang akhirnya memilih untuk kembali bekerja kantoran.
Salah satu contohnya adalah dengan menjadi pegawai. Tujuannya satu: bisa kembali mencicil utang dan menata hidup. Butuh waktu memang, tapi setidaknya ada arah yang lebih jelas.
3. Tetap Usaha Meski Harus Merangkak
Sembari bekerja, upaya lain tetap harus dilakukan. Mencoba bidang usaha lain sebagai sampingan. Coba bangun kanal YouTube, belajar jadi afiliator, mencoba peluang dari media sosial. Meski hasilnya belum maksimal, setiap usaha adalah harapan.
Utang yang sempat tertunda mulai dicicil kembali. Walau jumlah totalnya tidak kecil, tapi niat untuk melunasinya tetap harus dijaga, karena bagaimanapun, hutang adalah hutang.
4. Pinjol Juga Perlu Disikapi Bijak
Beberapa orang mungkin memilih untuk tak membayar pinjol. Alasannya, tidak ada jaminan dan tidak ingin memikirkan skor BI Checking. Tapi tetap ada mereka yang ingin menjaga nama baik dan berniat membayar saat kondisi membaik.
Di sinilah terlihat perbedaannya. Pilihan ada di tangan masing-masing. Terpenting, tidak kehilangan arah dan tetap berusaha bangkit. Karena masalah keuangan hanya bisa selesai dengan kerja keras dan keberanian mengambil langkah.
5. Gagal Bayar Bukan Titik Akhir
Kredit macet memang menyesakkan. Tapi hidup tetap harus berjalan. Selama ada usaha, maka akan selalu ada peluang untuk lepas dari lilitan utang. Semua butuh waktu. Tapi setiap langkah kecil bisa membawa perubahan besar. Selama niat baik dijaga, pintu-pintu kebaikan akan terbuka.
Kalau usaha utama tak lagi cukup, cari tambahan. Kalau harus banting setir, lakukan sekarang. Semakin lama menunda, beban akan semakin berat.
Berdiam diri hanya akan memperbesar rasa takut. Panik tidak menyelesaikan masalah. Justru memperkeruh dan melemahkan mental.
Singkatnya, dalam menghadapi gagal bayar pinjaman KUR, ataupun pinjaman lainnya, fokuslah pada pemasukan, bukan tekanan.(*)