Soko Kreatif

Diluncurkan, Buku 'Symphony of Hope', Biografi 75 Tahun Tokoh Koperasi Sahala Panggabean

Sebelumnya, buku Koperasi Penyelamat Ekonomi Bangsa dan The Maruf Amin Way, isinya sarat dengan koperasi sebagai jalan tengah selamatkan perekonomian rakyat.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 April 2025
<p>Pendiri Koperasi Simpan Pinjam Nasari Sahala Panggabean melunurkan buku ketiganya Symphony of Hope, Tuhan Telah Menangkan Hidupku, di Jakarta, Minggu, 27 April 2025. (Dok. Yuni Hegarwati)</p>

Pendiri Koperasi Simpan Pinjam Nasari Sahala Panggabean melunurkan buku ketiganya Symphony of Hope, Tuhan Telah Menangkan Hidupku, di Jakarta, Minggu, 27 April 2025. (Dok. Yuni Hegarwati)

SOKOGURU, JAKARTA- Memasuki usia ke-75 tahun, Tokoh koperasi nasional  Sahala Panggabean tidak berhenti berkarya. Ia kembali meluncurkan buku berjudul Symphony of Hope, Tuhan Telah Menangkan Hidupku.  

Buku setebal 426 halaman itu merupakan biografi 75 tahun perjalanan hidup pendiri Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari itu.

Ketua Penyelenggara Peluncuran (Launching)  Buku dan Ulang Tahun ke-75 Sahala Panggabean, Chandra Saritua Panggabean, mengatakan, Symphony of Hope, Tuhan Telah Menangkan Hidupku adalah buku ketiga yang ditulis Sahala.

Sebelumnya, ayah dari empat anak itu  menerbitkan buku Koperasi Penyelamat Ekonomi Bangsa (2015) dan The Ma'ruf Amin Way (2019). 

Baca juga: 80.000 Koperasi Desa Merah Putih Siap Diluncurkan, Kabupaten Malang Paling Siap!

“Kedua buku sebelumnya sarat dengan upaya gigih Sahala mendirikan koperasi karena dia yakin koperasi merupakan jalan tengah untuk menyelamatkan perekonomian rakyat, yang tidak condong pada kapitalisme dan juga sosialisme,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada Sokoguru, Senin, 28 April 2025. 

Peluncuran buku yang  dicetak oleh PT Berkah Dua Visi dengan hardcover dan kertas art paper dihadiri 350 undangan, di Four Seasons Hotel Jakarta, Minggu, 27 April. 

“Dalam waktu dekat buku tersebut akan diedarkan di berbagai toko buku dengan harga jual Rp325.000,” imbuh Chandra yang juga putra sulung Sahala. 

Dalam buku keduanya, The Ma'ruf Amin Way yang ditulis bersama tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, sambungnya, Sahala mengaku merasa cocok dengan pikiran-pikiran Wakil Presiden RI itu. 

Baca juga: Penataan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi Sektor Riil Jadi Agenda Strategis

“Ia dan Ma'ruf Amin merasa resah dengan  kondisi dan berbagai pemikiran ekonomi yang berorientasi kebendaan serta maraknya perubahan perilaku di tengah masyarakat akibat disrupsi yang terjadi,” jelas Chandra lagi.

Sementara di buku ketiganya, yang merupakan biografi 75 tahun perjalanan hidupnya,  tambahnya, Sahala bercerita lebih luas mulai masa kecil, remaja, pekerjaan hingga menemukan tambatan hatinya (Istri), Tetty Marganda Boru Situmorang.  

Dari perempuan yang setia mendampingi hidupnya itu, Sahala dikarunia tiga  putra dan seorang putri yang masing-masing kini sudah mandiri. 

 

Kena covid-19, tiga bulan koma

Soal perkoperasian memang menjadi tetap menjadi passion Sahala. Hal itu bisa dibaca pada bab empat. Sementara  pada bab lainnya ia berkisah perjalanan karier di Bank BTPN, korelasi positifnya terhadap penjagaan tatanan budaya Batak, terutama marga Panggabean, sintua (penatua) dan jemaat gereja HKBP yang dilakoninya sejak 1980-an. 

Baca juga: Presiden Prabowo Teken Inpres Percepatan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Ini Target dan Mekanismenya

Klimaks buku itu bisa dibaca pada Bab tujuh  yakni Titik Nadir di Los Angeles. Dikisahkan, Sahala pada 2022 terserang covid-19 saat berlibur di Pantai Barat Amerika Serikat. Ia mengalami koma selama tiga bulan dan dokter setempat mengangkat tangan tanda tidak ada harapan kecuali ada mukjizat. 

Tetapi mujizat itu menghampiri Sahala. Setelah tiga bulan terbaring tanpa gerak, tiba-tiba ia sadar dari tidur panjangnya. Ia lalu menjalani recovery selama enam bulan, Sahala dinyatakan sembuh total dan diizinkan kembali ke Indonesia.

Menurut Chandra, penulisan biografi para tokoh koperasi masih terbilang langka.

“Semoga buku tersebut dapat memacu para tokoh koperasi lainnya untuk menuangkan kisah-kisah hidupnya yang spektakuler, menjadi penyemangat dan tauladan bagi generasi berikut," ujarnya. 

Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, editor buku Symphony of Hope, Tuhan Telah Menangkan Hidupku,  Irsyad Muchtar, mengatakan, Sahala Panggabean memberi andil besar dalam perkoperasian nasional sejak ia mendirikan KSP Nasari pada 1998.

Di era itu, ekonomi nasional masih morat marit dihajar krisis moneter. “Sahala juga menyadari, publikasi koperasi di Indonesia lemah, sehingga tidak banyak masyarakat  yang tahu bahwa bisnis koperasi juga bisa besar melebihi perbankan. Saat in, berdasarkan data, terdapat lebih 30 koperasi dengan aset di atas Rp1 triliun,” jelasnya.

Selain itu, menurut Sahala juga, tidak banyak pelaku usaha koperasi mau menulis biografi seperti dirinya. Padahal semakin banyak tokoh koperasi ditulis semakin dikenal dan makin transparan bisnis koperasi. (SG-1)