Soko Kreatif

Cirebon Luncurkan Kampung Batik AI Pertama di Indonesia! Inovasi Digital Bertemu Tradisi Leluhur

Kampung Batik AI diluncurkan di Cirebon, wujud sinergi AI dan tradisi batik tulis, kolaborasi APPBI, YBJB, YBI, dan P3BC untuk era baru batik digital.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
11 Juni 2025
<p>Kampung Batik AI di Cirebon, Jawa Barat, merupakan program perdana yang memadukan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan tradisi batik tulis resmi diluncurkan. (Dok.Pemprov Jabar)</p>

Kampung Batik AI di Cirebon, Jawa Barat, merupakan program perdana yang memadukan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan tradisi batik tulis resmi diluncurkan. (Dok.Pemprov Jabar)

SOKOGURU, CIREBON – Sebuah terobosan monumental dalam dunia perbatikan Indonesia resmi dimulai di Cirebon, Jawa Barat. 

Kampung Batik AI merupakan program perdana yang memadukan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan tradisi batik tulis resmi diluncurkan.

Peluncuran Kampung Batik AI dilakukan oleh Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) bersama Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), Yayasan Batik Indonesia (YBI), dan komunitas Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC).

Baca juga: Lautan Batik di Jamarat: Saat Warna-Warni Nusantara Membanjiri Ritual Jumrah 12 Zulhijjah

Kegiatan yang berlangsung di Kota Cirebon ini akan berlanjut di Bandung ini tak hanya sekadar seremoni, melainkan menjadi tonggak awal revolusi digital batik Indonesia. 

Program ini menggabungkan sosialisasi, pelatihan AI, hingga produksi desain batik generatif berbasis nilai-nilai lokal.

Tradisi Bertemu Teknologi: AI untuk Melestarikan, Bukan Menggantikan

Ketua Umum APPBI, Dr. Komarudin Kudiya, menegaskan bahwa kehadiran Kampung Batik AI merupakan langkah strategis menghadapi disrupsi digital. 

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI, para perajin tidak boleh tertinggal, namun tetap harus menjaga keaslian nilai budaya yang terkandung dalam setiap guratan malam.

“Kita tidak bisa menolak teknologi, tetapi kita harus memastikan bahwa teknologi memperkuat budaya, bukan menggantikannya,” ujar Komarudin dalam keterangan pers di Bandung, Rabu, 11 Juni 2025. 

Baca juga: Batik Parang Kaliurang Curi Perhatian Nasional, BRI Dorong UMKM Sleman Naik Kelas

“AI hanya alat bantu, bukan pengganti. Justru kita ingin AI ini memberdayakan perajin,” ujar Komarudin.

Latihan Langsung: AI Menghasilkan Motif, Perajin Tetap Jadi Sutradara

Pelatihan awal melibatkan 20 peserta dari berbagai perguruan tinggi dengan latar belakang kriya tekstil, fashion, dan industri kreatif. 

Hasil Desain AI Tetap Dikerjakan Secara Manual dengan Gunakan Malam 

Mereka dikenalkan pada dasar-dasar AI generatif, manfaat praktis bagi industri batik, dan bagaimana desain yang dihasilkan AI tetap harus diterjemahkan secara manual ke dalam batik tulis atau cap, menggunakan malam (lilin panas).

Baca juga: Batik hingga Tenun Ikat! Festival Swarna Wastra Nusantara 2025 Ramaikan Bandung, Tiket Cuma Rp10.000

Para peserta menyaksikan bagaimana AI mampu menghasilkan variasi motif yang cepat dan adaptif, namun tetap membutuhkan sentuhan seni dari para perajin berpengalaman. 

Beberapa desain AI bahkan telah diinterpretasikan dalam bentuk batik tulis sebagai bukti sinergi teknologi dan tradisi bisa berjalan harmonis.

Siap Terbit: Buku “Revolusi Batik AI” dan Pameran Nasional di Bandung

Sebagai kelanjutan program, APPBI dan YBJB akan menggelar Pameran Batik AI pada Agustus 2025 di Bandung. 

Di momen itu pula akan diluncurkan buku “Revolusi Batik AI” karya Dr. Komarudin Kudiya. Buku ini merangkum gagasan, praktik, hingga refleksi budaya tentang pertemuan antara teknologi AI dan seni batik.

Buku ini juga membahas peluang regenerasi perajin muda, inovasi desain batik, serta ancaman produk tiruan bermotif batik dari produksi massal.

Komitmen Bersama: Ekosistem Batik Digital yang Inklusif dan Adaptif

Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antara APPBI, YBJB, P3BC, serta perwakilan dinas pemerintah daerah. 

Mereka bersepakat mengembangkan ekosistem batik digital yang berbasis komunitas, inklusif, dan berorientasi pada pelestarian budaya.

Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) berharap Kampung Batik AI bisa menjadi role model nasional, di mana tiap daerah memiliki pusat inovasi batik digital berbasis komunitas.

Sementara P3BC berkomitmen menjalankan pelatihan lanjutan, memperkuat kapasitas perajin lokal agar tak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga menjadi pengembang desain batik masa depan.

Cirebon: Bukan Sekadar Sentra Batik, Tapi Pelopor Batik Digital Indonesia

Dengan peluncuran Kampung Batik AI, Cirebon tak hanya mempertahankan posisinya sebagai pusat batik tradisional, tetapi juga tampil sebagai pionir transformasi digital batik nasional. 

Di tengah gempuran era digital, inisiatif ini menjadi harapan baru bagi keberlanjutan warisan budaya Indonesia yang adaptif terhadap zaman. (*)