SOKOGURU, MINA, ARAB SAUDI – Suasana Jamarat pada 12 Zulhijjah dini hari berubah menjadi panggung spiritual penuh warna.
Ketika sebagian besar jemaah dari berbagai negara masih bersiap atau bergerak perlahan, ribuan jemaah haji Indonesia justru sudah memadati lantai satu Jamarat dengan langkah tertib dan semangat tak tergoyahkan.
Pukul 02.30 WAS, suasana masih lengang. Hanya beberapa kelompok kecil jemaah dari negara lain tampak khusyuk menjalankan ritual melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.
Baca juga: Hebat! Nenek 109 Tahun dari Bekasi Jadi Jemaah Haji Tertua, Siap ke Tanah Suci
Namun, satu jam kemudian, tepat pukul 04.00 WAS, gelombang besar jemaah dengan pakaian batik khas Nusantara tiba dengan kekuatan penuh.
Dibimbing pemimpin kelompok yang membawa kalebet—bendera kecil penanda regu—jemaah Indonesia menggemakan Talbiyah, memecah sunyi, mengguncang bangunan Jamarat yang megah.
Dok.Kemenag.
Warna-warni batik seakan melukis jalur Jamarat, menciptakan parade spiritual seperti karnaval akbar dari Tanah Air.
Tak hanya indah secara visual, lautan batik ini juga menunjukkan kekompakan luar biasa.
Setiap kelompok bergerak teratur, berhenti serempak di setiap titik jumrah, melontar kerikil disertai kalimat “Bismillahi Allahu Akbar” dengan penuh keyakinan, lalu bergerak maju bersama dalam irama kebersamaan.
Dok.Kemenag.
Mereka bukan hanya menjalankan ritual, tetapi membawa misi. Dengan batik sebagai identitas nasional, jemaah Indonesia tampil sebagai wajah ramah, tertib, dan bersyukur.
Baca juga: Masya Allah! Kakek 100 Tahun Ini Naik Haji Berdua dengan Istrinya yang Berusia 95 Tahun
Setelah melontar, kelompok-kelompok itu bersama-sama menghadap kiblat, melangitkan doa-doa, dan bersujud syukur di tengah atmosfer sakral Jamarat.
"Warna Nusantara memukau dunia," demikian ungkapan yang layak untuk menggambarkan momen ini. Bukan sekadar corak kain, batik yang dikenakan jemaah Indonesia menjadi simbol kebanggaan, budaya, dan kehormatan.
Dok.Kemenag
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyebut jemaah Indonesia merupakan seperlima dari total jemaah dunia.
“Karena itu, kita terus imbau agar jemaah Indonesia mempertahankan prestasi dan reputasi terbaiknya. Kita tetap jadi jemaah yang terbaik, Insya Allah,” ujar Menag di Makkah, Senin (29/06/2025).
Baca juga: Nabung Rp1.000 Sehari, Pemulung di Semarang Ini Berangkat Haji Setelah 39 Tahun Menabung!
Apresiasi pun kembali diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi terhadap keteraturan jemaah haji asal Indonesia—yang dikenal paling disiplin, tertib, dan santun dalam menjalankan setiap rangkaian ibadah haji.
Di tengah hiruk-pikuk haji internasional, warna batik Indonesia tak sekadar hadir—tapi menjadi pesona tersendiri.
Sebuah pengingat bahwa dalam keberagaman dunia, Indonesia tetap mampu bersatu dalam semangat ibadah, dan menjunjung tinggi budaya di Tanah Suci. (Sumber: Kemenag) (*)