SOKOGURU, BEKASI – Di tengah gegap gempita musim haji 1446 H atau tahun 2025, muncul sebuah kisah menyentuh dari pinggiran Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dialah Nenek Sumbuk, perempuan tangguh berusia 109 tahun, yang tahun ini bersiap memenuhi panggilan suci ke Tanah Suci.
Di usianya yang tak lagi muda, ia tercatat sebagai salah satu jemaah haji tertua Indonesia tahun ini.
Baca juga: Masya Allah! Kakek 100 Tahun Ini Naik Haji Berdua dengan Istrinya yang Berusia 95 Tahun
Rumah sederhana tempat beliau tinggal tampak dipenuhi keluarga, tetangga, dan kerabat yang datang mendoakan. Suasana hangat dan haru menyelimuti.
Di tengah keramaian itu, Nenek Sumbuk duduk tenang, ditemani sang putri, Sukmi, yang setia mendampingi dan merawat ibunya dalam setiap tahap persiapan.
Semangat Nenek Sumbuk Tetap Menyala
Meski langkahnya tak lagi tegap dan pendengarannya mulai meredup, semangat Nenek Sumbuk justru menyala terang. Harapan berhaji telah ia pendam sejak lama. Dan kini, penantian panjang itu terbayar.
"Doa saya agar hajiku diterima dan mabrur," tutur Sukmi yang menerjemahkan jawaban ibunya yang disampaikan dalam bahasa Jawa, saat ditemui di kediamannya di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu 14 Mei 2025.
Berdasarkan data Siskohat Kemenag, Nenek Sumbuk lahir di Kebumen pada tahun 1916.
Ia tergabung dalam jemaah haji Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kloter 33 dan dijadwalkan masuk Asrama Haji Bekasi pada 16 Mei 2025.
Besok Nenek Sumbuk Terbang ke Arab Saudi
Keesokan hari, pada 17 Mei 2025, Nenek Sumbuk akan terbang ke Arab Saudi.
Keberangkatan Nenek Sumbuk menandai awal pemberangkatan gelombang kedua jemaah haji Indonesia dari Embarkasi Jakarta-Bekasi.
Baca juga: Nabung Rp1.000 Sehari, Pemulung di Semarang Ini Berangkat Haji Setelah 39 Tahun Menabung!
Tak sendiri, Nenek Sumbuk akan ditemani oleh empat anggota keluarga inti, yakni anak, menantu, dan cucu.
Mereka menjadi bagian penting dalam memastikan perjalanan sang nenek berlangsung nyaman, aman, dan penuh cinta.
Pemerintah dan tim Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) pun turut mengawal proses keberangkatan.
Pemeriksaan kesehatan, pengecekan dokumen, serta fasilitas penunjang seperti kursi roda dan pendamping khusus telah disiapkan.
Baca juga: Harunya! Anak Gantikan Ayah yang Wafat Demi Dampingi Ibu Berhaji ke Tanah Suci
Kisah Nenek Sumbuk bukan sekadar soal usia, melainkan tentang tekad yang tak lekang oleh waktu, harapan yang tak pernah mati, dan cinta keluarga yang luar biasa.
Ia menjadi simbol kekuatan iman, bahwa usia bukanlah batas untuk menjawab panggilan Ilahi.
Langkahnya memang pelan, tapi niatnya bulat. Diiringi doa banyak orang, Nenek Sumbuk kini bersiap menapaki perjalanan spiritual yang menjadi impian jutaan umat Islam: berhaji ke Baitullah.(Sumber: Kemenag) (*)