KEMAJUAN pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia perlu didukung dengan upaya memperluas akses pembiayaan antara lembaga keuangan syariah, pelaku usaha syariah, dan penguatan literasi serta inklusi keuangan syariah.
Untuk itu, Bank Indonesia (BI) berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) kembali menyelenggarakan Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) 2024 dengan tema Akselerasi Pembiayaan Syariah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan pada Selasa (25/6).
Pelaksanaan Bulan Pembiayaan Syariah tahun 2024 itu memiliki kebaruan dari tahun sebelumnya antara lain terdapat Project Charter yang diformulasikan dengan Kementerian dan Lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan akses pembiayaan terhadap UMKM dengan menyasar sektor ekonomi kreatif dan pesantren sehingga program pembiayaan lebih terarah untuk sektor produktif.
Baca juga: Kerja Sama BI dan MUI Perkuat Pengembangan Instrumen dan Digitalisasi Keuangan Syariah
Selain itu, periode pelaksanaan yang lebih panjang, diawali di FESyar regional Sumatera pada Mei 2024 dan akan dilanjutkan pada FESyar regional KTI, Jawa, serta main agenda pelaksanaan 11th Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) pada 30 Oktober hingga 3 November 2024.
“Peran strategis Indonesia dalam mendorong kemajuan eksyar terutama penguatan ekosistem halal menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia sudah mendapatkan pengakuan,” ujar Deputi Gubernur BI, Juda Agung, seperti dikutip situs resmi Bank Indonesia.
Menurutnya, hal itu tecermin dari rilis State of Global Islamic Report 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke 3 dalam Global Islamic Economy Score 2023.
Baca juga: Hery Gunardi Dinobatkan sebagai CEO of The Year, BSI Raih Gelar Bank Syariah Terbaik
“Ekspansi eksyar dari sisi pembiayaan juga ditunjukkan oleh pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 yang tumbuh tinggi mencapai 14,07% (yoy), lebih tinggi dari pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% (yoy),” imbuh Juda.
Untuk meningkatkan porsi pembiayaan syariah ke depan, sambungnya, diperlukan dukungan strategi yang difokuskan pada:
Pertama, peningkatan inklusi melalui Project Charter, berbagai Business Matching akan dilakukan yang menyasar sektor ekonomi kreatif dan Pesantren (Islamic ecosystem).
Baca juga: Tingkatkan Pengelolaan Keuangan, 100 Pelaku UMKM Pariaman Ikuti Edukasi Keuangan Syariah
Kedua, peningkatan inovasi salah satunya melalui digitalisasi business matching menggunakan platform Pembiayaan/Pendanaan Syariah Terintegrasi untuk pembiayaan komersial syariah dan platform SatuWakaf Indonesia Marketplace untuk pembiayaan sosial syariah.
“Ketiga, peningkatan inisiatif bersama melalui sinergi antarlembaga dan industri jasa keuangan syariah agar dampak yang dihasilkan dapat semakin besar bagi pengembangan keuangan syariah ke depan,” ujar Juda lagi.
Terus meningkat
Sejalan dengan itu, Deputi Komisioner Pengawasan Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Defri Andri, mengapresiasi kolaborasi penyelenggaraan Bulan Pembiayaan Syariah yang diharapkan dapat mendorong peningkatan skala usaha dan pertumbuhan porsi pembiayaan syariah.
“Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terus meningkat menjadi 7,38%, dengan pertumbuhan aset mencapai 9,71% atau Rp892,97 triliun pada Maret 2024,” ujarnya.
OJK telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027 dengan tema Bank Syariah yang Unggul untuk Masyarakat yang Sejahtera.
Adapun penguatan diferensiasi produk dan layanan perbankan syariah didorong dengan strategi Pengembangan Keunikan Produk Syariah. Salah satu produk yang dikembangkan adalah Cash Waqf Link Deposit (CWLD) yang berbasis wakaf uang temporer melalui sinergi perbankan syariah dengan keuangan sosial syariah.
Rangkaian kegiatan BPS akan terus berjalan sampai pelaksanaan ISEF yang tediri dari kegiatan kick off dan talkshow produk pembiayaan syariah, program campaign dan/atau promosi produk keuangan syariah oleh seluruh institusi jasa keuangan, kegiatan business matching pembiayaan syariah, penjualan produk halal bagi pelaku usaha syariah, dan showcasing business dan financing deals yang akan dilaksanakan pada main agenda ISEF 2024 di Jakarta. (SG-1)