Kerajinan

Produk Fashion Kulit Garut Tak Kalah Dengan Hermes

Berbagai produk dari Garut ini turut membentuk ekosistem pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satunya berbagai produk wastra dan kriya yang menjadi motor pertumbuhan bagi UMKM di Jawa Barat maupun tanah air.

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
29 November 2023
Poppy Dharsono dorong perkembangan industri fashion kulit di Garut.

Kabupaten Garut sebagai Swiss Van Java sudah punya nama sejak masa Belanda. Daerah yang dikelilingi pegunungan ini punya segudang potensi dan kreativitas dari warganya. Tak salah jika hingga saat ini berbagai produk dari Garut mampu bersaing di pentas nasional dan internasional.


Berbagai produk dari Garut ini turut membentuk ekosistem pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satunya berbagai produk wastra dan kriya yang menjadi motor pertumbuhan bagi UMKM di Jawa Barat maupun tanah air.


“Dalam struktur ekonomi kita yang didominasi oleh UMKM, peran agregator menjadi penting, dan dalam Cerita Nusantara inilah kami suguhkan agregator-agregator yang sudah nyata menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra dan kriya di Indonesia,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat jumpa pers Cerita Nusantara di Jakarta.



Cerita Nusantara bagian dari membangun ekosistem wastra dan rkiya dalam negeri sekaligus menampilkan pergerakan industri bisnis dalam negeri. Saat ini Kemenkop memang tengah mengembangkan berbagai klaster maupun sentra UMKM di Indonesia. Termasuk di Garut dengan membangun sebuah pabrik konveksi untuk pengembangan industri kulit menjadi produk jaket, sepatu, tas, dan aksesoris lainnya.


Ia mengharapkan klaster industri kulit ini bisa turut mengembangkan kualitas sekaligus keterampilan para pengrajinnya. Berbagai pelatihan dan pendampingan dari hulu ke hilir menjadi strategi utama pengembangan klaster ini.


Program Cerita Wastra memang telah bergulir sejak tahun 2021 dengan menampilkan berbagai produk wastra dan kriya unggulan Indonesia. Hingga saat ini program tersebut telah berhasil memberdayakan hingga 10 ribu pengrajin dan berkolaborasi dengan lembaga lain.


Mulai dari Jakcloth, Brightspot, Inacraft, BRIlianpreneur, Alun Alun Indonesia, Sarinah, M-Bloc, IdeaFest, Kriyanusa, MUFFEST, JFW, PINTU Incubator, OOA, Wall of Fades, JSD, USS, JakartaXBeauty, Rumah Tenun Magelang, IFFINA, Krealogi, Piazza Firenze by Poppy Dharsono, Karya Kreatif Indonesia, hingga Gerakan Revolusi Lokal untuk mendorong ekosistem UMKM yang lebih baik.


Industri kulit di Garut memang tercatat sejak tahun 1925 dan menjadi pusat produk fesyen kulit di Indonesia. Kawasan Sukaregang menjadi pusat berbagai produk kulit dari Garut ini.

 

Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono juga mengatakan bawah Kabupaten Garut bisa mendunia dan produknya tak kalah bersaing dengan Hermes. Ia bahkan mengajak investor dari Australia untuk melihat perkembangan dan produk dari Sukaregang ini.

 

"Saya membawa pengusaha garmen yang telah membuka industri di Bandung yakni David Cohen asal Australia untuk memberikan mesin bagi pembuatan sentra kulit ini," ujarnya.

 

Tak hanya itu, ia juga terus mendorong kolaborasi dan menyambungkan dengan desainer dan industri fashion di Internasional agar mengenal produk Indonesia. Ia berharap berbagai potensi ini bisa turut mempromosikan dan meningkatkan bisnis produk UMKM dari Garut.



"Semoga ke depan sentra Garut ini bisa jadi Firenze-nya Indonesia. Saya melihat Garut punya potensi besar sebagai sentra kulit untuk industri fesyen," ujarnya.