Sokoguru.id—Biasanya kita menemukan ceker ayam dalam semangkuk bakso, seblak, dan mungkin mi ayam. Ceker ayam memang nikmat, tetapi memerlukan perlakuan khusus agar lezat disantap. Teknik memasak ceker harus tepat, agar menghasilkan ceker yang empuk tetapi tidak hancur bentuknya. Begitu pula bumbu yang digunakan untuk menambah cita rasa kaki ayam tersebut.
Uniknya, penggunaan ceker ayam sebagai bahan makanan hanya terjadi di negara-negara tertentu seperti Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Jamaika, Cina, Filipina, Afrika Selatan, serta Trinidad & Tobago. Tak banyak negara yang menggunakan ceker ayam sebagai bahan makanan. Bahkan di beberapa negara barat, ceker ayam hanya menjadi limbah.
Akan tetapi di tangan kreatif Nurman Farieka, ceker ayam bisa disulap menjadi bahan dasar sepatu. Hal itu bukan sebuah keajaiban belaka. Dalam pembuatan sepatu berbahan dasar ceker ayam ini, Nurman telah melakukan riset mendalam. Riset itu memakan waktu 3 tahun. Hasilnya pun bukan main. Kini Hirka, brand milik Nurman, telah memiliki omzet Rp. 80-100 juta/bulan.
Awal Mula Hirka
Mari kita kembali ke 2015 silam, saat Nurman memulai semuanya. Pada mulanya, Nurman telah cukup sukses dengan produk flatshoes yang dipasarkannya sendiri. Akan tetapi Nurman ingin sesuatu yang lebih. Ia ingin menciptakan satu karya yang otentik. Intinya: yang muda yang berkarya.
Dua tahun pertama digunakan Nurman untuk meriset berbagai material yang cocok untuk produk sepatunya. Ambisi itu menemukan jalannya saat ia menggunakan hasil penelitian kulit ceker ayam yang dilakukan ayahnya. Nurman tidak berhenti setelah menemukan riset tentang ceker ayam. Ia pun mulai mencari riset-riset lain tentang kulit ikan pari dan kulit kaki bebek.
Riset yang dilakukan Nurman membuktikan fakta bahwa ceker ayam justru hanya berakhir menjadi limbah di luar negeri. Sebab, kebiasaan masyarakat luar tidak memanfaatkan ceker sebagai makanan. Lebih jauh, tekstur kulit ceker ayam yang memiliki tipikal seperti kulit ular dan buaya menjawab persoalan alternatif penggunaan kulit ular dan buaya sebagai bahan baku produksi sepatu. Sebab kedua binatang itu termasuk kedalam jenis exotic animal yang dilindungi.
Nurman kemudian terinspirasi membuat produk dengan formula ampuh yang dapat membaurkan kulit ceker ayam menjadi produk sepatu. Hal ini terbilang baru dan unik di dunia footware. Karena Nurman berhasil menciptakan produk baru yang sulit ditiru. Bahkan, dalam proses peleman, Nurman harus meracik sendiri lem untuk merekatkan kulit ceker pada sepatu. Karena lem biasa idak mampu merekatkan kulitnya.
Pada tahun 2016, Nurman mulai menemukan cara agar sepatu miliknya mudah dibentuk. Yakni, material yang digunakan harus lebih tebal dari sepatu pada umumnya. Sehingga sepatu kulit ceker ayam dapat tercipta. Pada akhirnya Nurman dapat memamerkan hasil karya kenamaannya dalam event di Jakarta. Sepatu itu berhasil menyedot perhatian massa sekaligus banyak yang menawar untuk membeli produknya.
Kesuksesan Produ Hirka
Produk hirka miliknya mulai merangkak signifikan di pasar nasional maupun internasional. Banyak media meliput hasil karya Nurman. Bahkan, di tahun 2022 ia sudah mulai fokus meraup konsumen hingga mancanegara seperti brazil, Amerika Serikat dan Inggris. Tak hanya itu, produk Hirka miliknya mendapatkan penghargaan Internasional di Turki. Ketika itu, sepatu Hirka terjual hingga 15 pasang dalam sehari.
Suksesnya produk Hirka hingga kancah Internasional, karena Nurman menerapkan pelayanan yang baik bagi konsumen. Terlebih, jika konsumen ingin membeli produk Hirka, mereka bisa mengambar sendiri desain sepatu yang diinginkan. Jadi, konsumen bsa mendapatkan sepatu sesuaai dengan selera 100%.
Produk artisan ini dijual mulai dari Rp.4 hingga Rp.10 juta. Di masa awal penjualannya Nurman bahkan mematok harga setinggi-tingginya, demi mengetes market. Tetapi, ada saja yang membelinya.
Hirka mencapai kegemilangn pada akhir 2019 menuju 2020. Bukan hanya sepatu, Hirka pun mulai merambah material arloji. Tapi akibat pandemic, penjualan Hirka juga terdampak sehingga harus menurunkan produksiya. Kemudian, pada 2021, Hirka mulai kembali tegap berdiri dari guncangan pandemic.
Di segi pemasaran, Nurman memanfaatkan portal Instagram sebagai lapak mempromosikan berbagai macam produk Hirka miliknya. Kalian yang berminat dan penasaran sepeti apa produk-produk Hirka, bisa langsung mengunjungi galeri instagram @hirka.official.
Bagi nurman sendiri, ceker bukanlah sekedar kejenakaan atau hanya panganan sekunder saja. Baginya, limbah ini adalah kesenian, sebab mencarinya tidak payah, dan dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Penghargaan atas olahan limbah semestinya diapresiasi tinggi. Selain idenya yang cemerlang, pengolahannya penuh riset itulah yang wajib ditinggikan nilainya.