Soko Inspirasi

Kahuripan Foods: Citarasa Keju Lokal Dari Lembang

Empat tahun adalah perjalanan yang panjang bagi Karmila, perempuan dari Kampung Pasir Handap, Pagerwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
29 Mei 2023

Pergulatan Karmila jatuh cinta pada sekerat keju. Membawa nama Kahuripan Foods sebagai artisan keju lokal dari Lembang.

Empat tahun adalah perjalanan yang panjang bagi Karmila, perempuan dari Kampung Pasir Handap, Pagerwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Ibaratnya, ia seperti mahasiswi yang tengah menyelesaikan studi sarjananya. Selama empat tahun itu, ia bergulat sebagai pembuat  keju dan membangun brand Kahuripan Foods.  Kini, Karmila sudah dinyatakan lulus sebagai salah satu artisan keju lokal Indonesia.

Pengalaman adalah sekolah sebenarnya. Bagi Karmila, tentu saja ini yang menjadi pematik dirinya menjadi seorang pembuat keju saat ini. Berawal saat mendampingi rombongan peneliti di Observatorium Bosscha. Saat itu, ada salah seorang peserta internasional yang mengalami diare. Karmila menyodorkan roti dan keju sebagai pengganti masakan Indonesia. Namun, bukannya berterima kasih. Ia malah kena damprat dan ocehan menyedihkan.

"Ini bukan keju. Ini garbage!," ingatnya terkekeh-kekeh. Kaget. Saat itu, Karmila langsung kena cerocos kuliah singkat tentang perkejuan. Ia sadar bahwa keju yang ada di pasaran bukanlah keju sebenarnya. Sejak saat itu, Karmila bertekad untuk membuat keju sendiri.

"Selain susu saya pakai lemon sebagai bahan baku. Saya buat keju yang paling sederhana untuk anak-anak saya. Mereka suka," kata Karmila saat ditemui di lokasi Kahuripan Foods. Sejak itu, dapur di rumahnya adalah laboratorium kecilnya. Ia terus mencoba untuk membuat berbagai macam jenis keju. Mulai dari cheddar, butter, hingga mozarella. Termasuk melengkapi berbagai peralatan untuk membuat keju skala rumahan.

"Saya habiskan uang hingga 20 juta. Tapi saya tak merasa kehilangan uang itu," katanya bangga. Karmila terus belajar berbagai referensi pembuatan keju. Termasuk membangun jejaring dengan sesama pembuat keju di Indonesia. Menurutnya, tak banyak artisan keju lokal di Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki potensi pasar keju yang besar. Terlebih masyarakat Indonesia sangat menyukai berbagai olahan keju. Mulai dari martabak, roti-rotian, hingga aneka kuliner kekinian yang serba menggunakan bahan baku keju.

"Tapi lebih banyak yang menggunakan keju olahan bukan keju natural," katanya. Keju natural 100 persen menggunakan susu alami. Sementara untuk olahan, biasanya menggunakan kandungan susu hanya 20 persen. Komposisi ini memang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Termasuk harga yang bisa terjangkau oleh masyarakat Indonesia. "Kalau keju natural itu bisa seharga 1 jutaan," katanya.

Membangun Bisnis Kahuripan Foods

Karmila tak lekas puas diri. Ia terus mempelajari dari setiap proses pembuatan keju. Dalam masa pembelajaran itu, ia menyadari ternyata ada banyak jenis dan aliran keju di dunia. Mulai dari Amerika, Eropa, Timur Tengah, hingga keju lokal tradisional Indonesia.

Dalam buku Oxford Companion Of The Cheese setidaknya di dunia ini ada 1400 macam jenis keju!.

"Mempelajari keju itu rumit karena belajar proses kimiawi dan biologi pangan. Tapi saya suka pelajari dan bermimpi punya laboratoirum sendiri," ujarnya semangat. Namun begitu, menurutnya, semua orang bisa belajar membuat keju sekalipun ada banyak teori dan proses yang panjang dalam pembuatan keju. Kegagalan dalam membuat keju juga ibaratnya sebagai tantangan tersendiri. Tak salah, membuat keju adalah seni tersendiri dalam keilmuan pangan.

Karmila pun perlahan membangun bisnis skala rumahan. Tak sedikit dari pelaku makanan, khususnya pastry yang merasa kualitas keju produk olahannya lebih bagus dari yang ada di pasaran. Terlebih, Karmila menggunakan susu murni yang ia dapatkan dari sekitaran Lembang.

"Tak semuanya susu juga baik. Harus dari susu yang berkualitas," ujar Karmila yang pernah mengalami kerugian hingga kehilangan modal sebesar  Rp 68 juta. Pengalaman pahit itu membuat ia kehilangan kontrak dan mesti mengembalikan uang gegara kualitas susu yang kurang baik. Pengalaman berharga ini pun menjadi pelajaran bagi dirinya.

"Ke depan saya dorong investasi itu ke peternakan sapi agar bisa menghasilkan kualitas susu yang baik," ujarnya. Ia merasa jantung pembuatan keju yang baik terletak pada kualitas susunya. Menurutnya, ini juga bisa menjadi potensi yang baik bagi para pelaku peternak. Pasalnya, dengan menyediakan kualitas susu yang baik juga berdampak pada harga yang baik pula.

Lewat Kahuripan Foods, berbagai produk keju olahan dan natural kini bisa dinikmati oleh konsumen. Mulai konsumen dari Bandung, Jakarta, Jogjakarta, Bali, hingga Kalimantan. Termasuk olahanan makanan siap saji seperti dimsum dan risoles isi keju yang bisa dibeli di mitra distributor Kahuripan Foods. Saat ini ia telah bermitra dan menyediakan 8 freezer di 12 cabang yang tersebar di Bandung.

"Pernah saya bikin program agar jadi oleh-oleh dari Lembang. Tapi ini butuh modal besar karena mesti produksi massif. Sementara kita bangun perlahan lewat mitra reseller dulu," katanya yang kini tengah membangun sarana dan prasarana Kahuripan Foods di tahan seluas 1000 meter perseginya. Membangun ruang produksi keju tentu saja memiliki standar yang tinggi. Mulai dari kebersihan, pengelolaan limbah, hingga peralatan yang mesti steril. Beruntung, ia didampingi dari BPOM sebagai mitra pendampingan bagi para pelaku UMKM.

"BPOM punya standar yang ketat. Terlebih produk dari Kahuripan Foods adalah produk makanan," ujarnya.

Kini, setiap hari ia produksi keju sebanyak 50 kilogram dari bahan baku sebanyak 500 liter susu. Tak mudah mencapai target ini dengan rata-rata suplai susu alami segar hanya mencakup sebanyak 200 hingga 300 liter per harinya. Dengan rata-rata sebanyak itu, ia mampu membuat dua jenis produk utama, butter dan keju untuk melayani para pelanggannya.

"Membuat keju itu kayak level tertinggi dalam membuat olahan pangan. Saya akan ngulik dunia keju ini," ujarnya yang terus  belajar dan totalitas dengan dunia keju ini. Keju membuat Karmila memang jatuh cinta. Berkali-kali.