Soko Inspirasi

‘Bukan Sekadar Pengaman Kepala, Helm itu Mewakili Jati Diri Bikers’

RSV Helmet telah menjadi pemain serius dalam industri helm lokal. Pada 2015 RSV menerima pesanan dari sebuah operator ojol membuat 80 ribu helm dengan nilai sekitar Rp8 miliar. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
29 November 2024
Dok. Sokoguru Andhika Prana

BERBICARA tentang helm, berarti berbicara tentang keamanan berkendara. Helm yang baik harus mampu melindungi kepala sekaligus memberikan kenyamanan bagi penggunanya. 

 

Melihat dua manfaat itu, helm-helm yang digunakan oleh pembalap MotoGP pastinya memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan paling tinggi. Helm tersebut telah terstandarisasi dan teruji di taraf internasional.

 

Selain itu, helm-helm yang digunakan para pembalap memiliki desain dan warna unik yang disesuaikan dengan warna khas dari si pembalap. Warna-warna itu perlahan menjadi identitas, karakter, serta ekspresi dalam style fashion, baik di sirkuit maupun di luar sirkuit.

 

Baca juga: Konsisten Beli Produk UKM dalam Jumlah Besar, Amennis Trading Raih Primaduta 2024

 

Bagaimana dengan helm yang kita pakai sehari-hari? Sudah nyamankah helm yang kita gunakan? Yang lebih penting, sudah amankah helm yang kita pakai?

 

Itulah yang menjadi gagasan awal Ilham Pratama, 40, CEO RSV Helmets, sebelas tahun silam. Pada 2012, pria yang hobi bermotor itu melihat banyak keresahan dari para pengendara di jalanan. 

 

Selain faktor keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan helm, ia juga melihat helm adalah jati diri seorang bikers. Untuk itu helm mesti didesain sebaik mungkin untuk mencerminkan bikers dengan gaya unik mereka  masing-masing.

 

Baca juga: Mendulang Emas Lewat Limbah Logam

 

“Helm itu bukan sekadar alat keamanan saja. Bikers itu punya identitas, punya karakter, punya kepribadian. Jadi semua equipment dari atas sampai bawah harus mencerminkan karakter dan kepribadian bikers,” jelas Ilham kepada Sokoguru di Store RSV, Jalan Cikutra N0. 205, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

 

Pada saat merintis usaha, kualitas helm lokal masih belum sebagus produksi luar negeri. Berangkat dari permasalahan itu, Ilham mencoba melengkapi kekurangan industri helm lokal. Ia pun bertekad menciptakan helm yang bisa mencerminkan kepribadian dan gaya para bikers yang unik. Sejak itu pula, Ilham mulai mempelajari seni mencetak desain di helm.

 

“Helm itu karya seni yang unik. Bahan-bahan yang dipakai harus ringan, tapi harus kuat. Juga harus didesain sedetail mungkin agar nyaman digunakan. Terakhir, warna dari helm itu sendiri harus bisa mencerminkan kepribadian dari bikers,” tegas Ilham.

 

Baca juga: Selain Akses Pendanaan, Masa Depan UMKM Ada di Inovasi dan Jaringan


 

Dari hobi 

Ilham pun mulai merintis usahanya. Hasil kerjanya mulai menarik perhatian para bikers. Pada saat itu, Ilham mulai menerima pesanan helm yang dapat dicat ulang. 

 

Helm yang diciptakan Ilham diminati para bikers karena mampu menciptakan nuansa unik dan personal, juga mencerminkan identitas dan karakter bikers.

 

Seiring berjalannya waktu, Ilham mulai memposisikan dirinya sebagai pelaku industri helm. Ia mulai memikirkan sebuah nama untuk brand helm buatannya, yang mengusung konsep keselamatan berkendara juga kental akan karakter bikers. 

 

Ilham memiliki prinsip bahwa helm dirancang tidak hanya untuk melindungi, tetapi juga untuk memberikan karakter bikers dalam gaya hidup sehari-hari.

 

Ia sempat kebingungan mencari nama untuk brand helmnya. Saat itu, ia mencari nama yang mudah diingat dan gampang dikenal. Sedangkan untuk lambang RSV yang lebih memilih menggunakan bendera Italia, sama sekali tak ada hubungannya dengan nasionalisme. 

 

"Nama RSV diambil dari motor saya (Aprilia) RSV4 yang gampang dibaca, gampang diingat. Sedangkan pakai bendera Italia karena motor ini berasal dari Italia, jadilah RSV Helmets sebagai nama yang cukup unik dan kental dengan nuansa bikers." ujarnya, 

 

RSV mulanya hanya menggarap bisnis repaint helm. Saat itu pemain repaint helm masih sangat jarang dan permintaan pasar repaint sangat membludak. Hanya dalam waktu satu setengah tahun, RSV berhasil mendulang omzet 300 juta per bulan. RSV kemudian mencoba untuk melebarkan sayapnya ke ranah produksi helm untuk corporate pada tahu 2013.

 

Momentum besar pun terjadi dalam perjalanan RSV Helmet pada 2015 yang memutuskan melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan program B2B (business to business) lebih ambisius. 

 

Program itu membuka pintu bagi RSV untuk menerima pesanan dari berbagai perusahaan terkemuka, termasuk Blibli, Telkomsel, dan beberapa bank besar. 

 

Langkah tersebut membuktikan RSV Helmet telah menjadi pemain serius dalam industri helm lokal, dengan mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan bergengsi.

Pada 2015 juga RSV menerima pesanan dari sebuah operator ojol membuat 80 ribu helm dengan nilai sekitar Rp8 miliar. 

 

"Setelah menerima pesanan itu, kami merekrut 70 orang dalam dua hari untuk merakit helm di Cicaheum. Kami rekrut warga sekitar," ujarnya. 

 

Pesanan 80 ribu helm itu selesai dalam waktu sebulan.Tepat di penghujung tahun 2016, Ilham Pratama merasa waktunya untuk mengambil langkah yang berani. Dengan tekad yang bulat, ia mengambil keputusan yang berdampak besar. 

Saat itu, Mantan Mahasiswa Hukum Universitas Widyatama, Bandung itu  menarik semua produk RSV Helmet dari lebih dari 400 toko konvensional di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Langkah berani ini diikuti dengan peluncuran kampanye online serta pendaftaran paten untuk merek ini.

 

Mencetak prestasi

Berbagai prestasi dan portofolio menjadikan RSV terus tumbuh. Proyek besar terus bermunculan. Seiring berjalannya waktu, kapasitas produksi pun mulai meningkat. Sehingga pada 2018 RSV mengakuisisi 50% saham pabrik helm di Tangerang. Produk terbaik yang terus terjaga kualitasnya membuat RSV mampu bersaing di pasar lokal hingga internasional. 

 

Helm-helm buatan RSV sudah digunakan oleh tokoh penting di Indonesia, salah satunya adalah Presiden Joko Widodo yang ingin menggunakan helm buatan lokal saat peresmian Sirkuit Mandalika. 

 

Mengakui kualitas helm RSV, Presiden Joko Widodo pun kembali memesan helm RSV SV300. Saat itu, RSV mengajukan membuat desain G20 yang akan digunakan untuk menyambut kedatangan rider MotoGP.

 

Pencapaian itu membuktikan bahwa kualitas produk RSV telah diakui secara internasional. Helm RSV pun dipercaya sebagai Official Merchandise Gresini di Moto2. Hal itu membuat produk asli anak negeri menyaingi produk dari negara maju, seperti Amerika, Italia, Inggris, Jepang, dan Korea.

 

Memiliki nama besar tidak menjadikan RSV melupakan aspek terpenting dalam usahanya, yakni konsumen. Produsen helm ini membuka banyak program baru untuk merangkul konsumen setianya. 

 

RSV menyediakan program Helmet Care On Wheels, yakni program yang ditujukan agar konsumen setia RSV bisa membersihkan helm mereka di mana pun dan kapan pun.  (Fajar Ramadan/SG-1)