Mikrografis

Dari Sampah Laut Menjadi Solusi Usaha

Dr. Muhammad Ihsan, seorang dosen desain produk ITB melalui Program Pengabdian ITB membuat pelampung yang berasal dari sampah plastik.

Pelampung rumput laut ini digunakan masyarakat Kepualauan Selayar, Sulawesi Selatan untuk membudidayakan rumput laut. Namun ada yang berbeda, kalau biasanya pelampung ini dibuat dari plastik/fiber yang dikelola pabrik-pabrik besar, Dr. Muhammad Ihsan, seorang dosen desain produk ITB melalui Program Pengabdian ITB membuat pelampung yang berasal dari sampah plastik.


Problem sampah plastik sudah menjadi isu global, keseimbangan lingkungan yang terganggu karena keberadaan plastik yang sulit terurai. Bahkan kabupaten Selayar menjadi sasaran sampah plastic yang datang imbas dari angin barat.


Isu ini ditangkap dan diracik Muhammad Ihsan menjadi solusi lingkungan yang multiguna. Satu membantu masyarakat dalam fasilitas pertanian rumput laut, yang kedua adalah mengurangi sampah dan mengubahnya menjadi fasilitas yang berguna bagi masyarakat.

Di Kabupaten Bantaeng saja sedikitnya diperlukan 160 ton sampah plastik untuk diubah menjadi pelampung.


Pemerintah menetapkan target untuk sampah dikelola 100% pada tahun 2025 dengan pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70%.


Pulau Selayar merupakan salah satu pulau yang selalu menjadi tempat berlabuhnya sampah, baik sampah plastik atau sampah kayu yang terbawa arus akibat angin Barat. Dengan bentuk pulau yang vertikal dari Utara ke Selatan, menjadikan hampir seluruh pesisir Barat pulau Selayar dipenuhi oleh sampah, sehingga mengurangi kecantikan pantai yang semestinya menjadi keunggulan pariwisata di pulau Selayar ini.


Melalui intervensi teknologi tepat guna, sampah plastik diubah menjadi pelampung yang dapat digunakan nelayan atau pembudi daya rumput laut yang jumlahnya cukup banyak di wilayah sekitar kepulauan Selayar (Takalar, Janeponto, Bantaeng, Bulukumba).

Sekaligus mendayakan Bank Sampah yang bisa ditukarkan dengan sembako dll.


di Kabupaten Bantaeng saja sedikitnya diperlukan 160 ton sampah plastik untuk diubah menjadi pelampung.

Melalui intervensi teknologi tepat guna, sampah plastik diubah menjadi pelampung yang dapat digunakan nelayan atau pembudi daya rumput laut yang jumlahnya cukup banyak di wilayah sekitar kepulauan Selayar (Takalar, Janeponto, Bantaeng, Bulukumba).