Humaniora

Pasca-Gempa di Tuban, dalam 2 Jam, BMKG Catat Terjadi 17 Kali Gempa Susulan

Kepala Stasiun Metereologi BMKG Tuban, Zem Irianto Padma menginformasikan, pasca-gempa pertama, terjadi beberapa kali gempa susulan dengan rentang skala magnitudo 2.7 sampai 5.3 skala richter.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
24 Maret 2024
Balai Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang tidak lagi terpakai rusak akibat gempa. (Ist)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 6 pada Jumat siang (22/3), pukul 11:22:45 Waktu Indonesia Barat (WIB).

 

Pasca-gempa tersebut, BMKG mencatat terjadi belasan kali gempa susulan di sekitar episentrum gempa di koordinat 5.74 lintang selatan dan 112.32 bujur timur, atau sekitar 132 kilometer di sebelah timur laut Tuban.

 

Kepala Stasiun Metereologi BMKG Tuban, Zem Irianto Padma menginformasikan, pasca-gempa pertama, terjadi beberapa kali gempa susulan dengan rentang skala magnitudo 2.7 sampai 5.3 skala richter.

 

Baca juga: Gempa Guncang Tuban dan Terasa Hingga Surabaya, Masyarakat Diimbau Waspada

 

Berdasarkan data yang diterima kantor BKMG Tuban, tercatat ada sebanyak 16 kali gempa susulan, sehingga total telah terjadi gempa sebanyak 17 kali di timur laut Tuban. Rentang waktu mulai pukul 11.22.45 WIB sampai 14.11.08 WIB.

 

Ditambahkan Zem, dari 15 kali gempa susulan tersebut, ada yang sempat menimbulkan getaran yang dirasakan masyarakat, yaitu gempa susulan ke 7 di pukul 12.31.12 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,3. 

 

“Sementara selebihnya tidak begitu dirasakan, karena berskala di bawah 4,4 skala richter,” kata Zem sebagaiaman dilansir situs Pemkab Tuban. 

 

Baca juga: Gempa Cianjur, UMKM Kreatif Turut Kena Imbas

 

Setelah belasan kali gempa susulan, lanjut Zem, pihaknya masih melakukan monitoring adanya potensi gempa susulan lagi. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada.

 

Zem menegaskan, meski terjadi beberapa kali gempa, kejadian tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang Tsunami. 

 

Baca juga: Bencana Banjir di Jateng, DPR RI: Negara Jangan Absen di Tengah Penderitaan Rakyat

 

“Sehingga masyarakat tidak perlu panik dan terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelasnya. (SG-2)