Mungkin sobat Khong Guan sering kecewa.
Setelah sebulan penuh berpuasa, saat Idulfitri tiba, kaleng-kaleng kue berjejer
manis di ruang tamu.
Nastar, kastangel, putri salju, tampak jujur dalam toples bening. Yang sobat cari berada biasanya berada di sudut ruang. Kaleng dengan lukisan keluarga tanpa bapak, kaleng merah dengan tutup kuning mengilat: kaleng Khong Guan.
Sobat tak tahan untuk segera mengakhiri acara maaf-maafan dan membuka tutup kaleng penuh pesona. Cepat, sobat segera merapat. Tangan kanan sobat mencengkeram tutup itu sepenuh tenaga, mencungkilnya dengan satu gerakan mantap. Plop! Kemudian sobat kecewa. Di dalamnya hanya rengginang dan kerupuk bertumpuk.
Tapi itulah yang menyebabkan Khong Guan bisa diisi apa pun. Dalam bahasa Mandarin, Khong Guan memiliki arti kaleng atau stoples kosong. Jadi wajar saja jika kita menemukan sekaleng Khong Guan terisi penuh minyak sawit, beragam macam keripik, dan kadang menjadi wadah serbaguna lainnya. Itulah kecerdikan Khong Guan.
Khong Guan yang hadir di Indonesia adalah hasil produksi pabrik Khong Guan Biscuit Factory Indonesia yang berdiri pada tahun 1970. Saat ini Khong Guan tak hanya bisa ditemukan di Asia Tenggara dan Tiongkok. Biskuit kalengan ini pun bisa ditemukan di supermarket di 40 negara, mulai dari Timur Tengah, Hong Kong, Jepang, Australia, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.
Lalu bagaimana Khong Guan begitu melekat di ingatan sobat?
Satu kuncinya adalah bahan kemasan Khong Guan. Bahannya yang kuat dan tahan lama membuat wadah kaleng itu bisa digunakan kembali setelah biskuitnya habis. Sehingga, dengan kemasan multifungsi seperti itu, banyak konsumen yang membeli Khong Guan sebagai bingkisan. Itu pun menjadi ajang promosi seumur hidup. Lukisan khas kaleng Khong Guan tak mungkin tertukar dengan kemasan biskuit lain.
Omong-omong soal lukisan di kaleng Khong Guan, lukisan itu pun menjadi satu hal yang viral di masyarakat. Coba sobat ingat-ingat lukisan itu. Sebuah keluarga dengan seorang ibu dan dua anak di meja makan tanpa sosok laki-laki, kepala keluarga. Banyak meme dan tebakan di internet: ke manakah sang ayah dalam lukisan Khong Guan?
Itulah yang terus berkembang di masyarakat, hingga kini, generasi kekinian pun makin mengenal Khong Guan. Semakin mengenal, semakin penasaran, ujungnya membeli juga. Ini adalah karya luar biasa dari seorang pelukis bernama Bernadus Prasodjo, yang bukan hanya melukis namun juga harus disebut master branding.
Namun jangan sampai sobat menyangka Khong Guan ini cuma jualan gimik belaka. Penjualan utama Khong Guan tetaplah biskuit. Produk biskuit ini juga yang menjadi nilai plus. Banyak pilihan biskuit akan menghasilkan banyak penggemar dari masing-masing jenis biskuit yang ada.
Itu membuat sensasi seru saat menikmati biskuit Khong Guan bersama keluarga. Mungkin di antara anggota keluarga sobat ada yang memilih wafer, atau salut gula, atau biskuit tawar Khong Guan. Saat keluarga sobat membuka kaleng Khong Guan bersama, tentu ada satu perasaan takut kehabisan biskuit favoritnya. Tolong! Wafernya buat saya!
Lantas, apakah Khong Guan hanya diproduksi menjelang lebaran? Bagaimana nasib para pekerja pabrik Khong Guan jika tidak ada produksi biskuit kalengan itu? Apakah selama 11 bulan mereka hanya rebahan?
Tentu
tidak, sobat. Khong Guan Biscuit Factorymemproduksi beragam varian produk yang telah merajai pasar juga. Aneka
produk dari Khong Guan ini selalu cepat diterima masyarakat, bahkan bisa
menjadi penghambat serangan perusahaan biscuit lainnya. Bisa disebut raja
biskuit saat ini tetap perusahaan Khong Guan.
Lebih jauh
dari itu, strategi perang Khong Guan pun makin sempurna setelah tahun 1982, sang
pemilik Khong Guan dari Singapura membuat KGC (Khong Guan Group Corporation). KGC adalah importir dan agen pemasaran
tunggal untuk banyak merek makanan terbaik di Asia. Dengan beberapa gudang, jaringan
broker, dan mitra distribusi yang komprehensif produk dengan merk
besar pun ada dalam jejaring yang dipasarkan.
Jadi, bagaimana, sobat Khong Guan sekalian? Apa isi kaleng Khong Guan di rumah kalian?