Humaniora

Wali Kota Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kepala Daerah Peduli Stunting

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Kota Surabaya tercatat di level 1,6%. Padahal, pada 2021 masih tercatat 28,9% dan menurun signifikan di akhir 2022 menjadi 4,8%. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
03 Mei 2024
Penghargaan untuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi diberikan oleh beritajatim.com dalam puncak perayaan HUT ke-18 yang dihelat di Spazio Tower, Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya, Kamis (2/5). (Ist/Pemkot Surabaya)

WALI Kota Surabaya Eri Cahyadi meraih penghargaan kategori Kepala Daerah Peduli Stunting

 

Penghargaan itu diberikan oleh beritajatim.com dalam puncak perayaan HUT ke-18 yang dihelat di Spazio Tower, Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya, Kamis (2/5).

 

Penghargaan itu diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M Fikser, yang hadir mewakili Wali Kota Eri Cahyadi.

 

Baca juga: TP PKK Konawe Selatan Petik Pelajaran Penanganan Stunting dari Pemkot Yogyakarta 

 

 "Kami terima kasih kepada beritajatim.com yang memberikan apresiasi kepada Pak Wali Kota atas kinerja keras beliau dalam menurunkan stunting," kata M Fikser, ditemui usai menerima penghargaan sebagaimana dilansir situs Pemkot Surabaya, Kamis (2/5).

 

Fikser menjelaskan bahwa penurunan stunting menjadi salah satu perhatian serius Wali Kota Eri Cahyadi. 

 

Perhatian ini juga menjadi komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memastikan tumbuh kembang anak bagi generasi bangsa.

 

Baca juga: Tradisi "Mitoni" Jadi Sarana untuk Turunkan Angka Stunting di Kota Yogyakarta


"Dan ini prestasi pemerintah kota juga, karena Pak Wali Kota bisa mengerahkan seluruh stakeholder, OPD-OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang ada. Dan (prestasi) ini bukan hanya Dinas Kesehatan, tapi semua OPD terlibat dalam penanganan stunting," ujarnya.

 

Fikser juga mengungkapkan, penanganan stunting di Kota Surabaya bukan hanya mengandalkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tetapi juga dukungan dari para stakeholder dan pihak-pihak swasta.

 
"Beliau (Wali Kota Eri) juga merangkul pihak swasta yang menjadi orang tua asuh terhadap anak-anak stunting yang ada di Surabaya. Jadi ini kerja pentahelix yang kemudian membuahkan hasil," tuturnya.

 

Prevalensi Stunting Turun, Kini 1,6%

 

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Kota Surabaya tercatat di level 1,6%. Padahal, pada 2021 masih tercatat 28,9% dan menurun signifikan di akhir 2022 menjadi 4,8%. 

 

Baca juga: RUU KIA Diharapkan Mampu Tekan Angka Stunting di Indonesia

 

Karena itu, Fikser mewakili Wali Kota Eri mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung program penurunan stunting di Surabaya. 

 

"Semoga apa yang kita dapat ini justru jadi pemicu semangat bagi pemerintah kota untuk melakukan pelayanan yang lebih baik kepada warga Kota Surabaya," pungkasnya. (SG-2)