Humaniora

Terjadi Perbedaan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD), Ini Penjelasannya!

Mayoritas kasus DBD yang belakangan terjadi di Kota Bandung muncul dengan gejala yang berbeda dengan DBD dari gejala BDB pada umumnya.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
26 Maret 2024
Ilustrasi nyamuk DBD. Kepada masyarakat yang mengalami gejala demam tak kunjung sembuh selama lebih dari dua hari untuk segera mengakses layanan kesehatan. (Ist)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, melaporkan bahwa hingga Jumat 22 Maret 2024, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Bandung menyentuh angka 2.098 kasus. 

 

Oleh karena itu, Pemkot Bandung meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan

 

Sebagaimana diketahui bahwa penyakit demam berdarah (DBD) bukan hal yang baru. 

 

Baca juga: Tekan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemkot Bandung Gunakan Teknologi Wolbachia

 

Kendati begitu, dalam beberapa waktu belakangan, ada beberapa catatan dalam kasus DBD yang ditemui di Kota Bandung.

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, menyebut, mayoritas kasus DBD yang belakangan terjadi di Kota Bandung muncul dengan gejala yang berbeda dengan DBD dari gejala BDB pada umumnya.

 

Seperti diketahui, gejala-gejala demam berdarah yang umum dan harus diwaspadai yaitu demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan muntah, manifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, dan nyeri otot, tulang, dan sendi. 

 

Selain itu, munculnya bintik kemerahan di kulit penderitanya.

 

Namun Anhar menyebut, mayoritas kasus DBD di Kota Bandung belakangan ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang biasanya kita kenali.

 

"Gejalanya itu demam tidak kunjung sembuh. Dan tidak ada gejala bintik merah. Ini yang perlu diwaspadai," kata Anhar di Balai Kota, Selasa 26 Maret 2024.

 

Baca juga: Ternyata Merokok Beri Dampak Buruk pada Kesehatan Lingkungan

 

Ia khawatir, gejala DBD 'baru' ini menyerupai gejala flu biasa. Sehingga masyarakat akan menganggap gejala yang dialami tersebut merupakan penyakit flu biasa.

 

Meski begitu, Anhar menjelaskan ada perbedaan mendasar antara gejala flu biasa dan gejala DBD yang belakangan muncul.

 

"Jadi gejalanya demam. Dua-tiga hari naik, turun sedikit, naik lagi. Perbedaannya dengan flu, jika flu, itu saat diberi paracetamol, istirahat yang cukup dan makan yang banyak, itu akan kembali pulih. Nah, kalau DBD ini setelah dua-tiga hari, dia tidak membaik," jelas Anhar kepada situs resmi Pemkot Bandung, Selasa (26/3).

 

Oleh karena itu, Anhar mengingatkan kepada masyarakat yang mengalami gejala demam tak kunjung sembuh selama lebih dari dua hari untuk segera mengakses layanan kesehatan.

 

Baca juga: Dokter Fakultas Kedokteran UI: Puasa Ramadan Peluang Jaga Tubuh Tetap Sehat

 

"Kalau sudah dua hari seperti itu (menunjukkan gejala demam dengan suhu naik-turun-naik) waspada.  Langsung dibawa ke Puskesmas saja. Jangan menunggu semakin parah," pesannya.

 

Pada kesempatan tersebut, Anhar juga menyampaikan, hingga Jumat 22 Maret 2024, jumlah kasus DBD di Kota Bandung menyentuh angka 2.098. 

 

Oleh karenanya, Anhar meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan.

 

"Sebanyak 2.098 kasus kumulatif sepanjang 2024. Ini data hingga Jumat (22/3/2024)," terang Anhar. (SG-2)