BAHAGIA bercampur haru menyelimuti perasaan ibu Yayah (49) saat pesawat yang membawanya dari Indonesia mendarat di Bandara Amir Mohammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Kendati suhu udara yang tak bersahabat karena menembus 42 derajat Celcius di Kota Madinah, Yayah tak lagi dipedulikan.
Sebagai ungkapkan kehagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT, Yayah melakukan sujud syukur di pelataran Bandara Amir Mohammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Yayah merasa bahagia bercamour haru karena impiannya bertahun-tahun telah terwujud dan akhirnya Allah SWT mengizinkan kedua kakinya menginjak tanah Kota Madinah.
Baca juga: Kemenag dan Asosiasi Travel Sepakat Hanya Gunakan Visa Haji untuk Berhaji
"Saya senang, saya bersyukur Allah izinkan saya sampai sini," ucap Yayah dengan terbata dan meneteskan air mata usai sujud syukur, sebagaimana dikutip situs Kemenag. Senin (20/5).
Calon jemaah haji asal Karawang, Ibu Yayah, 49, ditemani putrinya.
Ditemani sang putri, Bu Yayah bercerita tentang penantian untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci sudah lebih dari 10 tahun.
Tak Bisa Didampingi Sang Suami Telah Dipanggil Allah SWT
Yayah terdaftar sebagai calon jemaah haji sejak 2013. Seyogyanya ia berangkat dengan suami tercinta. Namun, takdir berkata lain, sang suami lebih dulu wafat sehingga porsi antriannya digantikan oleh putrinya.
Baca juga: 40 Jemaah Umroh asal Indonesia Tidak Pulang Tapi Lanjut Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi
Sebagai ibu rumah tangga, ia konsisten menabung untuk bisa beribadah haji. Uang-uang itu didapatnya dari hasil panen padi di sawah miliknya.
Jemaah haji asal Karawang, Jawa Barat ini ini berangkat bersama kelompok terbang (kloter) 18 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-18).
"Saya langsung ingat suami saya. Saya kangen sekali sama Bapak. Harusnya saya berangkat sama Bapak, tapi ya gimana, saya cuma bisa berdoa semoga Bapak ditempatkan di tempat terindah," tersedu Bu Yayah mengungkapkan perasaannya.
Baca juga: Pelepasan 440 Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Kertajati Berjalan Lancar
Berkali-kali tangannya menyeka airmatanya yang tak henti meleleh di pipinya karena terharu.
"Saya bersyukur bisa menginjakkan kaki saya di sini. Bertemu petugas yang baik, yang ramah dan sepenuh hati melayani kami. Terima kasih ya," kata Bu Yayah menutup perbincangan sembari memeluk petugas satu per satu. (SG-2)