GUNA melestarikan dan memulihkan kondisi ekosistem alam, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen terus meningkatkan Blue Natural Capital atau Modal Alam Biru.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dalam sambutannya pada High Level Forum on Blue Natural Capital di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (11/6).
“Ini merupakan momen yang tepat bagi negara-negara coral triangle initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) untuk mempertimbangkan cara memanfaatkan peluang investasi dalam aset alam, dengan tujuan memposisikan diri sebagai inovator global dalam proyek dan perekonomian kelautan berkelanjutan,” ujarnya, seperti dikutip situs resmi KKP, Rabu (12/6).
Baca juga: Waspadai Naiknya Suhu Air Laut, KKP Kaji Fenomena Pemutihan Karang
Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) yang meliputi negara Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste merupakan harta karun global berupa keanekaragaman hayati laut.
Wilayah ini merupakan rumah bagi beragam kehidupan laut, yang memberikan penghidupan bagi jutaan orang, kekayaan terumbu karang, hutan bakau dan wisata bahari eko-kultural yang berkelanjutan.
Pada forum yang diselenggarakan dalam rangka Coral Triangle Day itu, Victor mengatakan, strategi dan instrumen investasi keuangan untuk melestarikan dan membangun kembali Modal Alam Biru (Blue Natural Capital) sangat penting untuk memberikan insentif dan mendukung pengelolaan kelautan dan pesisir dalam perekonomian biru.
Baca juga: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Ekowisata Mangrove Pangkal Babu, Jambi, Perlu Dibenahi
Kondisi ekosistem terumbu karang, lamun dan bakau yang masih asli di Kawasan Segitiga Karang mewakili Modal Alam Biru yang melimpah di kawasan ini.
“Kemitraan multilateral merupakan alat penting dalam upaya Indonesia untuk melindungi ekosistem di Kawasan Segitiga Karang dan memanfaatkan kekuatan Modal Alam Biru untuk menjamin masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi kawasan,” tambahnya.
Sinergi konservasi dan ekonomi
Sementara itu, Special Envoy of Seychelles for ASEAN and Founder of Blue Institute, Nico Barito, menjelaskan, pentingnya sinergi antara konservasi dan ekonomi masyarakat serta perlunya pelibatan dukungan Pemerintah Daerah dan pelibatan masyarakat lokal dalam program Blue Natural Capital supaya program ini bisa cepat dipahami dan terealisasi.
“Instrumen investasi keuangan Blue Natural Capital juga dapat dimanfaatkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk pengembangan nelayan dan masyarakat pesisir,” tutupnya.
Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, KKP terus bersinergi dengan berbagai pihak khususnya dalam pengelolaan ruang laut yang mendukung program ekonomi biru. (SG-1)