PADA gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Toyota Indonesia menyelenggarakan Series Carbon Neutrality (CN) Mobility Event pada 12-15 Februari 2025 di Gambir Expo, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Masih dalam rangkaian kegiatan tersebut, Pertamina telah menyiapkan berbagai upaya dalam merespons komitmen target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Beberapa di antaranya dengan terus mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) serta BBM yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Toyota Indonesia Luncurkan Hydrogen Refueling Station Demi Turunkan Emisi GRK
Hal itu diungkapkan Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, saat menjadi pembicara dalam Talkshow Green Energy, Jumat (14/2) .
Oki tampil sebagai narasumber bersama Edi Wibowo dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian ESDM, Prof. Ronny Purwadi, peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Izmirta Rachman dari Asosiasi Produsen Spiritus dan Ethanol Indonesia (Apsendo).
Sebelum talkshow dimulai, terlebih dulu Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE, Eniya Listiani Dewi, memaparkan terkait kebijakan pengembangan EBT dan NZE sektor transportasi di Indonesia.
Baca juga: Pertamina Gelar PGTC di Singapura, Dorong Mahasiswa Terlibat Energi Berkelanjutan
Oki memaparkan, Pertamina telah menyiapkan ‘masa depan’ bagi sektor energi di Indonesia. Mulai dari strategi menekan angka emisi, hingga memastikan keamanan dan ketahanan energi di tanah air.
Namun hal itu perlu dukungan kebijakan dan insentif untuk dapat menciptakan ekosistem biofuel yang berkelanjutan dan terjangkau Masyarakat.
Oki juga memastikan Pertamina selalu melakukan yang terbaik agar harga energi tersebut tetap affordable dan terjangkau masyarakat Indonesia.
Baca juga: Pertamina Temukan Potensi Besar di Sumur Tedong, Perkuat Ketahanan Energi Nasional
Dari sisi produk, Oki menjelaskan Pertamina terus mengembangkan bioenergi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Setidaknya tiga produk yang dikembangkan Pertamina. Pertama, bioetanol yang dicampurkan dengan gasoline. Kami juga punya HVO atau renewable diesel yang menjadi campuran untuk diesel. Ketiga, Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bisnis aviasi,” terangnya.
Sejalan dengan itu, Pertamina juga terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Termasuk juga dalam me-recycle baterai kendaraan listrik.
Oki juga mengatakan, Pertamina telah menyiapkan ekosistem energi masa depan lainnya seperti hidrogen.
“Untuk hidrogen ini kami ada beberapa aktivitas terutama di sektor produksinya. Kami berusaha untuk memproduksi green hydrogen di Ulubelu dengan kapasitas 100 Kg per hari, dan kita menyiapkan proyek untuk SPBU hydrogen. Namanya Hydrogen Refueling Station,” beber Oki Muraza.
Sementara itu, Dirjen Eniya mengapresiasi langkah Pertamina terus mengembangkan BBM yang lebih ramah lingkungan.Baik dari sisi pengembangan SAF maupun implementasi program pemerintah seperti B40.
“Di sektor penerbangan Pertamina sudah ada biofuel yang disebut SAF. Selain itu program B40 sudah berjalan dengan baik per hari ini (14/02) program mandatory B40 sudah tersalurkan sekitar 12 juta kilo liter.
"Kami sangat mengapresiasi implementasi biofuel yang telah dilakukan Pertamina,” pungkas Eniya. (SG-1)