Otomotif

Toyota Indonesia Luncurkan Hydrogen Refueling Station Demi Turunkan Emisi GRK

Melalui teknologi multipathway, Toyota Indonesia akan mengimplementasikan semua jenis teknologi kendaraan dengan prinsip no one left behind. Semua jenis teknologi berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
14 Februari 2025
 Launching Hydrogen Refueling Station (HRS) Toyota di Toyota xEV Center, Karawang, Selasa (11/2). (Dok. Kemenperin)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi Toyota Indonesia yang meluncurkan Hydrogen Refueling Station (HRS) Toyota di Karawang, Jawa Barat. Pasalnya, transisi industri kendaraan bermotor ke arah yang lebih ramah lingkungan bukanlah hal mudah. 

 

Hal itu disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Pertahanan Kementerian Perindustrian Mahardi Tunggul Wicaksono dalam acara Launching Hydrogen Refueling Station (HRS) Toyota di Toyota xEV Center, Karawang, Selasa (11/2).

 

“Dengan meluncurkan fasilitas  HRS, Toyota Indonesia sudah berkomitmen dalam mendukung upaya pemerintah. Sebab, HRS merupakan langkah penting dalam membangun ekosistem hijau di industri otomotif,” ujarnya  dalam keterangan resmi Kemenperin Rabu (13/2).

 

Baca juga: Toyota Eco Youth ke-13 Galang Aksi Kolektif Generasi Muda untuk Masa Depan Bumi

 

Sektor  industri otomotif, lanjut Mahardi, tidak hanya berperan dalam mendukung mobilitas dan logistik, tetapi juga berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja, pengembangan teknologi, serta pertumbuhan ekonomi nasional. 

 

Seiring target Net Zero Emission Nasional pada tahun 2060 dan Net Zero Emission sektor Industri pada tahun 2050, industri otomotif memegang peranan penting untuk mencapai target tersebut.

 

“Kementerian Perindustrian telah menyusun berbagai kebijakan yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan kendaraan bermotor yang rendah emisi dan hemat bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil,” imbuhnya.

 

Baca juga: IIMS 2025 Dibuka, Menperin Ingatkan Tingkatkan TKDN untuk Berdayakan Industri Nasional

 

Kemenperin berharap inisiatif ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional. 

 

“Dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, industri otomotif Indonesia tidak hanya dapat mendukung target-target pemerintah, tetapi juga menjadi salah satu pemain utama dalam rantai pasok industri otomotif global di masa depan,” katanya.

 

Upaya yang dilakukan Toyota juga sejalan dengan Kebijakan Industri Hijau yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian. 

 

Baca juga: Lewat Pemantauan Emisi Berkelanjutan, Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau

 

“Sektor otomotif merupakan salah satu sektor prioritas dalam pencapaian dekarbonisasi industri. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan Toyota sangat membantu percepatan pencapaian dekarbonisasi industri,” ujar Kepala Pusat Industri Hijau (PIH) Kemenperin, Apit Pria Nugraha.

 

Peluncuran HRS, sambungnya,  menjadi bukti hidrogen adalah salah satu opsi teknologi rendah karbon yang dapat diimplementasikan di berbagai sektor industri, termasuk otomotif. Hal itu tentunya akan semakin mempercepat target bauran energi Indonesia.

 

Dalam peluncuran fasilitas HRS bertema Refueling the Future, beberapa teknologi Hidrogen ditampilkan, termasuk griller hidrogen, cartridge, forklift sel dengan bahan bakar hidrogen, dan Toyota Mirai sebagai kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) ikonik dari Toyota. 

 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, mengatakan,  HRS Toyota Indonesia memiliki dua tipe sistem tekanan yaitu 350 bar untuk pengisian forklift dan 700 bar untuk pengisian kendaraan Toyota Mirai dan truk FC.

 

“Pengembangan infrastruktur HRS mendukung ketahanan energi dan keberlanjutan di berbagai sektor termasuk industri, energi, dan mobilitas yang berbasis hidrogen. Ini adalah langkah nyata bagi industri otomotif nasional menuju pencapaian target NZE 2060,”jelasnya.

 

Melalui teknologi multipathway, Toyota Indonesia akan mengimplementasikan semua jenis teknologi kendaraan dengan prinsip no one left behind. Artinya, semua jenis teknologi berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. 

 

Sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal, akan berdampak positif terhadap industri otomotif hingga rantai pasoknya, yang menaungi lebih dari 300.000 tenaga kerja.

 

Menurut Nandi, penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif di berbagai sektor mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan, karena hidrogen merupakan energi bersih dan energi berkelanjutan dengan kapasitas yang besar. 

 

Selain itu, hidrogen bisa disimpan dan didistribusikan, sehingga sangat berguna untuk berbagai sektor.

 

Hidrogen memainkan sejumlah peran strategis dalam transisi energi, di antaranya memungkinkan integrasi energi terbarukan beserta pembangkit listrik skala besar, mendistribusikan energi ke seluruh sektor atau wilayah, bertindak sebagai penyangga yang meningkatkan ketahanan sistem. 

 

Hidrogen juga dapat membantu dekarbonisasi pada transportasi, energi industri, pemanas dan listrik gedung, serta menjadi bahan baku terbarukan. (SG-1)