Humaniora

Peringati Keris Masuk UNESCO, Pemprov Jateng Gelar Festival Keris 2024

Pameran Keris bertujuan untuk memberi edukasi, ulas filosofi tosan aji, promosi sekaligus event untuk menarik pariwisata, juga memberikan nilai secara ekonomi melalui bursa.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
11 Desember 2024
Ketua Penyelenggara Festival Keris 2024, Daryono mengatakan, ajang tersebut  memperingati 19 tahun keris berpredikat sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO, Rabu (11/12). Festival Keris akan memamerkan 100 keris dari periode Tuban, Mataram, hingga Periode Kamardikan. (Dok. Pemprov Jateng).

MEMPERINGATI 19 tahun keris berpredikat sebagai warisan budaya dunia dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Masyarakat Pusaka Nusantara, menggelar ajang Festival Keris 2024, 12-14 Desember mendatang.

 

Festival yang diselenggarakan di Ghradika Bakti Praja, Semarang itu akan menampilkan ratusan tosan aji dari berbagai periode, workshop, dan bursa jual beli keris.

 

Ketua Penyelenggara Festival Keris 2024, Daryono, mengatakan, ajang tersebut akan memamerkan 100 keris dari berbagai periode dari Tuban, Mataram, hingga Periode Kamardikan.

 

Baca juga: Dua Tahun Menunggu, Reog Ponorogo Akhirnya Resmi Masuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO

 

“Pameran ini, bertujuan untuk memberi edukasi, promosi sekaligus event untuk menarik pariwisata, juga memberikan nilai secara ekonomi melalui bursa,” tuturnya, dalam keterangan resmi Pemprov Jateng, Rabu (11/12).

 

Festival Keris 2024, sambungnya, tidak hanya menampilkan koleksi dari para kolektor. Keris yang dipamerkan juga berasal dari para guru, yang mengajar di berbagai sekolahan.

 

“Ini memberi harapan, bahwa para aparat sipil negara (ASN) sebagai pejabat menjadi semangat untuk meneladani warisan pusaka keris, juga sekaligus sebagai edukasi,” imbuh Daryono, yang juga anggota Masyarakat Pusaka Nusantara dan Ketua Komunitas Boworoso Tosan Aji Surakarta atau Brotosura.

 

Baca juga: Lestarikan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional Raih Penghargaan UNESCO

 

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdik Jateng, Eris Yunianto, mengapresiasi diselenggarakannya ajang tersebut. Menurutnya, Festival Keris diharap mampu memberi edukasi kepada generasi muda, untuk menepis stigma negatif keris.

 

Menurutnya, pameran itu sejalan dengan upaya pelestarian, setelah UNESCO memberi predikat Intangible Heritage pada keris. Baginya, keris tidak hanya sebuah benda, tetapi di dalamnya mengajarkan banyak keterampilan yang dimiliki secara temurun oleh leluhur.

 

Mulai dari teknik tempa, pembuatan sarung atau warangka, hingga filosofi di balik penamaan bilah keris.

 

Baca juga: UNESCO Berkomitmen Jaga Kelestarian Subak sebagai Warisan Budaya Dunia

 

“Supaya tahu, keris bukan sesuatu yang menakutkan. Edukasi ini diharapkan memberi pencerahan keris sebagai sebuah seni, bagaimana prosesnya dan memilliki nilai atau value,” tutup Eris. (SG-1)