Humaniora

Dua Tahun Menunggu, Reog Ponorogo Akhirnya Resmi Masuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Pengakuan itu tidak hanya menonjolkan pentingnya seni Reog, tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan identitas budaya Indonesia bagi generasi mendatang. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
05 Desember 2024
Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda/WBTb UNESCO, dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding”. Penetapan ini berlangsung pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, Paraguay, Selasa (3/12). Dok. Kemenparekraf

SENI pertunjukan Reog Ponorogo yang sejak Maret 2022 masuk dalam pengusulan Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, akhirnya resmi  masuk Daftar WBTb UNESCO, dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding

 

Penetapan itu berlangsung pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, Paraguay, Selasa (3/12) waktu setempat.

 

Dengan penetapan itu, Reog Ponorogo resmi menjadi WBTb dari Indonesia ke-14 yang diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO. Sebelumnya, Wayang, Keris, Batik, Pelatihan Membatik, Angklung, Tari Saman, Noken, Tiga Genre Tari Tradisional Bali, Seni Pembuatan Perahu Pinisi, Pencak Silat, Pantun, Gamelan, dan Budaya Sehat Minum Jamu, telah terlebih dahulu mendapatkan pengakuan dari UNESCO.

 

Baca juga: Lestarikan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional Raih Penghargaan UNESCO


Duta Besar/Delegasi Tetap RI untuk United Nations Educational, Scientific, and Cultural, Organization (UNESCO), Mohamad Oemar, menyampaikan, rasa syukur dan apresiasi kepada Komite WBTb UNESCO serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

 

“Pengakuan ini tidak hanya menonjolkan pentingnya seni Reog tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan identitas budaya Indonesia bagi generasi mendatang”, ujarnya dalam keterangan resmi  KBRI Buenos Aires


Lebih lanjut, Oemar yang juga sebagai Ketua Delegasi RI pada Sidang Komite Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO) Sesi ke-19 itu,  meminta Sekretariat UNESCO untuk menayangkan pesan video dari Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. Ia menekankan bahwa inskripsi Reog Ponorogo sebagai ICH in Need of Urgent Safeguarding oleh UNESCO merupakan momen penting bagi Indonesia dalam pelestarian seni budaya tradisional yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan semangat gotong royong.

 

Baca juga: Kabupaten Buleleng, Bali Diupayakan Masuk ‘UNESCO Creative Cities Network’

 

"Pemerintah Indonesia bersama komunitas lokal telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan Reog Ponorogo, mulai dari mendokumentasikan, mempromosikan, hingga mengintegrasikannya ke dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal. Kami juga terus memberdayakan komunitas seni sebagai penjaga utama warisan budaya ini," tegasnya.

 

Dalam kesempatan itu, Menteri Fadli Zon juga menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan seni budaya tradisional. 


 

Dok. KBRI Buenos Aires

 

Baca juga: UNESCO Berkomitmen Jaga Kelestarian Subak sebagai Warisan Budaya Dunia

 

"Reog Ponorogo bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa. Kami mengajak generasi muda untuk terus mengenal, mencintai, dan melestarikan seni ini agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap hidup," katanya.

 

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay dan Paraguay, Sulaiman Syarif, selaku Wakil Ketua Delegasi RI untuk Sidang Komite WBTb Sesi-19 UNESCO, juga menyampaikan kebanggaannya atas pengakuan global terhadap Reog Ponorogo. 

 

“Pengakuan UNESCO ini dapat memperkuat kerjasama dan pertukaran budaya yang lebih luas diantara Indonesia dengan negara-negara sahabat, tidak hanya di kawasan Amerika Latin tetapi juga di seluruh dunia”, ujarnya. 

 

Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Seni itu menggambarkan keberanian, solidaritas, dan dedikasi yang telah menjadi identitas masyarakat Ponorogo selama berabad-abad. 

 

Reog juga merupakan simbol dari gotong royong, yang tercermin dalam proses kreatifnya, mulai dari pembuatan topeng hingga kolaborasi antara seniman, pengrajin, dan komunitas lokal.

 

Pertunjukan Reog Ponorogo yang ikonik, dengan pembarong yang membawa Dadak Merak—topeng berbentuk kepala harimau yang dihiasi bulu merak—menjadi simbol keberanian dan keindahan seni Indonesia. 

 

Selama ini, Reog kerap ditampilkan dalam berbagai acara adat, perayaan besar, dan ritual tradisional yang sarat nilai budaya dan sosial. (SG-1)