Pariwisata

Kabupaten Buleleng, Bali Diupayakan Masuk ‘UNESCO Creative Cities Network’

Indonesia sudah memiliki tiga kota yang mendapat predikat UCCN yaitu Pekalongan kategori crafts and folk art, Bandung kategori desain, dan Ambon kategori musik.

 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
31 Agustus 2024
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam kegiatan KaTa Kreatif,  di Taman Budaya Buleleng, Jumat (30/8). (Dok. kemenparekraf)

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah menetapkan enam kabupaten/kota kreatif tahun 2024 dan salah satunya Kabupaten Buleleng dengan subsektor kriya sebagai unggulan.

 

Saat ini  Kabupaten Buleleng sedang diajukan  sebagai UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Upaya tersebut mendapat dukungan dari Menparekraf  Sandiaga Salahuddin Uno.

 

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) yang berlangsung di Taman Budaya Buleleng, Jumat (30/8) malam.

 

Baca juga: Dorong Terus Pengembangan Potensi Ekraf Singkawang Lewat Kabupaten/Kota (Ka Ta) Kreatif

 

"Potensinya memang sangat luar biasa, kita lihat produk-produk ekonomi kreatifnya dan Kabupaten Buleleng telah ditetapkan menjadi kabupaten kreatif yang siap untuk kita ajukan menjadi kabupaten kreatif dunia melalui proses UNESCO," ujarnya dalam rilis Kemenparekraf, Sabtu (31/8).

 

Menurut Sandiaga, Indonesia sudah memiliki tiga kota yang mendapat predikat UCCN yaitu Pekalongan kategori crafts and folk art, Bandung kategori desain, dan Ambon kategori musik.

 

Dengan legitimasi dari UNESCO, lanjutnya,  tentu akan memberikan dampak yang besar. Tidak hanya pada keberlanjutan dan kelestarian potensi seni dan budaya yang ada, juga secara tidak langsung menjadi sarana promosi yang efektif. 

 

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Ajak Santri Jadi Pionir Ekonomi Kreatif Indonesia

 

Dengan begitu minat wisatawan untuk datang ke Indonesia khususnya Buleleng akan meningkat dan masyarakat akan lebih sejahtera.

 

Penetapan ini secara otomatis juga akan menjadikan suatu wilayah sebagai ekosistem yang dipantau langsung oleh UNESCO agar para pelakunya konsisten melestarikan seni pertunjukan, budaya, dan kegiatan-kegiatan event tahunan yang ada.

 

"Ada 17 subsektor di ekonomi kreatif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2019 yang dapat dipilih, Buleleng telah memilih kriya sebagai subsektor penghela. Dan subsektor pendukungnya ini juga harus disiapkan mulai dari kuliner, fesyen, musik, film, seni pagelaran, juga ada aplikasi permainan dan lain sebagainya," imbuh Menparekraf Sandiaga. 

 

Baca juga: Menparekraf Dorong Kabupaten Malang Masuk sebagai Kabupaten Kreatif se-Indonesia

 

Kehadiran workshop itu menjadi dukungan Kemenparekraf dalam menghadirkan ruang diskusi antara Kemenparekraf, pemerintah kabupaten, hingga pelaku seni agar menemukan inovasi, ide, atau langkah strategis yang mampu membawa Buleleng nantinya mendapat pengakuan UNESCO sebagai Creative Cities Network kategori seni kriya.

 

"Oleh karena itu kami juga harus mempersiapkan melalui peningkatan interkoneksinya. Tadi ada bicara mengenai jalan tol, bandara, maupun jalur laut. Kami juga melihat peluang untuk peningkatan kapasitas melalui pelatihan promosi dan produk-produk karya ekonomi kreatif yang mudah-mudahan bisa menjadi daya tarik Buleleng yang lebih baik," ujar Menparekraf Sandiaga. 

 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana; dan Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setyaharini.  (SG-1)