Humaniora

Pemprov Jabar Puji Kesuksesan Kota Bandung Turunkan Angka Stunting

Pada tahun 2023, angka stunting di kota ini berhasil diturunkan menjadi 16,3 persen, turun 3,1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 19,4 persen.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
30 Mei 2024

UPAYA penanganan stunting di Kota Bandung terus menunjukkan hasil yang menggembirakan.

 

Pada tahun 2023, angka stunting di kota ini berhasil diturunkan menjadi 16,3 persen, turun 3,1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 19,4 persen.

 

Prestasi ini mendapat apresiasi dalam evaluasi dan penilaian pencegahan stunting tingkat Jawa Barat yang digelar di Balai Kota Bandung pada Rabu, 29 Mei 2024.

 

Baca juga. Tangani Anak Stunting, Pemkot Surabaya Sediakan Kolam Renang Gratis

 

Tim Penilai dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Aji Sumarwan, memberikan pujian atas langkah-langkah efektif yang diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

 

"Bandung telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan angka stunting 16,3 persen dan target yang ambisius untuk tahun-tahun mendatang," ujarnya sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, Rabu (29/5)

 

Hal serupa disampaikan oleh Ani Widiyaningsih dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Jawa Barat.

 

"Aksi penurunan stunting sudah sangat bagus dan perlu terus ditingkatkan," katanya.

 

Baca juga: Wali Kota Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kepala Daerah Peduli Stunting

 

Stunting, gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi jangka panjang, telah menjadi perhatian serius Pemkot Bandung.

 

Data menunjukkan bahwa angka stunting di Kota Bandung pernah mencapai 26,21 persen pada tahun 2018 dan sempat naik menjadi 28,12 persen pada tahun 2019.

 

Baca juga: TP PKK Konawe Selatan Petik Pelajaran Penanganan Stunting dari Pemkot Yogyakarta

 

Namun, upaya yang konsisten berhasil menurunkan angka ini menjadi 26,4 persen pada tahun 2021, hingga akhirnya mencapai 16,3 persen pada 2023.

 

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menegaskan komitmen Pemkot Bandung untuk terus menurunkan angka stunting. 

 

"Kota Bandung telah membagi intervensi menjadi dua jenis, yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Melalui pemberian makanan tambahan secara masif dan pendampingan kader di semua level kewilayahan," kata Bambang.

 

Baca juga: 

 

Intervensi spesifik mencakup pemberian makanan tambahan (PMT), pendampingan Kartu Rencana Sehat (KRS), dan jaminan pembiayaan kesehatan melalui Universal Health Coverage (UHC).

 

Baca juga: TP PKK Konawe Selatan Petik Pelajaran Penanganan Stunting dari Pemkot Yogyakarta

 

Sedangkan intervensi sensitif meliputi peningkatan kemampuan kader, konsistensi komunikasi, informasi, edukasi masif, serta monitoring dan evaluasi terintegrasi melalui aplikasi e-Penting.

 

Bambang juga mengungkapkan berbagai inovasi yang diterapkan, seperti Dapur Sehat Atasi Stunting dan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber), yang turut membantu pemberdayaan masyarakat.

 

"Kami juga memanfaatkan teknologi dengan mengimplementasikan aplikasi e-Penting untuk mempermudah evaluasi dan tindakan," tambahnya.

 

Dengan berbagai upaya ini, Bambang optimis bahwa target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 dan 13,31 persen pada tahun 2025 dapat tercapai.

 

"Dengan kolaborasi dan komitmen semua pihak, kami yakin dapat menurunkan angka stunting di Kota Bandung secara signifikan," pungkas Bambang.

 

Kesuksesan ini tidak hanya menjadi bukti kerja keras Pemkot Bandung, tetapi juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan berbagai pihak terkait dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Kota Bandung. (isT/Pemkot Bandung)