PENJABAT (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, menuntut pengembang aplikasi Jagat untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di sejumlah taman kota, khususnya Taman Tegalega.
Kerusakan tersebut diduga akibat aktivitas pengguna aplikasi yang berburu koin di area taman, merusak fasilitas umum yang seharusnya dinikmati masyarakat luas.
Pengelola Aplikasi Jagat Siap Bertanggung Jawab
Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (DPKP) Kota Bandung, Rizki Kusrulyadi, pengelola aplikasi Jagat telah menyatakan kesediaannya untuk memperbaiki kerusakan di Taman Tegalega.
Baca juga: Taman Kota Jadi Korban, Pemkot Bandung Desak Penghentian Aplikasi Jagat
Koin Aplikasi Jagat. (Ist/TikTok)
Koswara berharap janji tersebut akan segera direalisasikan.
“Pak Kadis Pertamanan (DPKP) melaporkan bahwa pihak aplikasi sudah setuju memperbaiki taman yang rusak. Kita harap mereka menepati janji itu,” ujar Koswara saat meninjau langsung Taman Tegalega, Selasa (14/1).
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, memantau kondisi Taman Tegalega. (Dok.Pemkot Bandung).
Kerusakan Taman Ulah Pemburu Koin Aplikasi Jagat
Kerusakan taman terjadi akibat permainan berbasis aplikasi yang memotivasi pengguna untuk berburu koin di berbagai lokasi, termasuk area taman, tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
Baca juga: Gara-gara Cari Koin Aplikasi Jagat, Sejumlah Taman Rusak di Kota Bandung
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, penjagaan ketat telah diberlakukan di taman dengan penempatan petugas keamanan.
Rizki Kusrulyadi menyampaikan bahwa pihaknya meminta penghentian sementara penggunaan aplikasi hingga perbaikan selesai.
Langkah ini diambil untuk memastikan taman kembali dalam kondisi semula sebelum dibuka kembali untuk umum.
“Kami minta aplikasi ini dihentikan sementara sampai perbaikan selesai. Fokus kami adalah mengembalikan taman seperti semula,” tegas Rizki.
Saat ini, negosiasi dengan pengembang aplikasi masih berlangsung. Meski keputusan akhir perbaikan masih memerlukan persetujuan dari pimpinan perusahaan.
Kedua belah pihak telah sepakat bahwa perbaikan akan dilakukan tanpa melibatkan dana tunai, melainkan melalui aksi langsung di lapangan.
“Kita tidak minta uang, yang kita minta adalah perbaikan langsung di taman yang rusak. Mereka sudah setuju untuk memperbaiki beberapa taman yang terdampak,” tambah Rizki.
Selain perbaikan, Rizki juga menyarankan pengelola aplikasi untuk mengubah konsep permainan agar lebih mengedepankan unsur edukasi dan pelestarian ruang publik.
Ia berharap, permainan ini dapat disesuaikan dengan konteks lokal dan tidak semata-mata berorientasi pada pencarian koin.
Baca juga: Warga Sambut dengan Antusias Wajah Segar Taman Film Bandung Usai Direvitalisasi
“Saya sarankan agar permainan ini mengandung unsur sejarah dan edukasi, bukan hanya mencari koin untuk uang. Apa yang sukses di luar negeri belum tentu bisa diterapkan sama di sini,” jelasnya.
Dok.Pemkot Bandung.
Rizki menegaskan bahwa pengelola aplikasi harus turut bertanggung jawab atas dampak negatif yang ditimbulkan. Menurutnya, kerusakan tidak akan terjadi jika aplikasi tersebut tidak ada.
“Masyarakat tidak akan merusak kalau tidak ada aplikasinya. Jadi mereka harus ikut memperbaiki,” tutup Rizki dengan tegas.
Dengan langkah ini, diharapkan ke depan ruang-ruang publik di Bandung dapat tetap terjaga keindahannya dan digunakan sesuai peruntukannya. (SG-2)