Humaniora

Pemkot Bandung dan USAID Kolaborasi Tekan Penularan TB Melalui Terapi Pencegahan

Kegiatan Temu TPT adalah langkah penting dalam skrining dan edukasi masyarakat terkait terapi pencegahan TB. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
07 Juni 2024
Acara Temu Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) berlangsung di Aula Pabrik Tahu NJ, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada Kamis (6/6). (Ist/Pemkot Bandung)

KOTA Bandung berkomitmen menekan angka penularan dan kematian akibat Tuberkulosis (TB) dengan menggelar kegiatan edukasi bersama USAID. 

 

Bertajuk "Tatap Muka Edukasi Manfaat dan Guna Terapi Pencegahan Tuberkulosis" (Temu TPT), acara ini berlangsung di Aula Pabrik Tahu NJ, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada Kamis (6/6).

 

Kegiatan ini ditujukan kepada puluhan warga yang memiliki kontak erat dengan pasien TB. 

 

Baca juga: Ternyata Merokok Beri Dampak Buruk pada Kesehatan Lingkungan

 

Mereka diberikan edukasi mengenai cara pencegahan dan pengobatan penyakit TB. 

 

Kepala UPT Puskesmas Sukahaji, Moh. Ali Mamora, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah penting dalam skrining dan edukasi masyarakat terkait terapi pencegahan TB. 

 


 

"Kita cari kontak erat keluarganya dan lingkungan tetangga agar cepat diobati. Kita undang 40 orang kontak erat penderita TB," ungkapnya.

 

Di wilayah Kelurahan Sukahaji dan Babakan, tercatat ada 160 terduga pengidap TB. 

 

Puskesmas Sukahaji menjadi salah satu dari enam layanan di Kota Bandung yang memfokuskan pada kegiatan komunikasi TPT dan menjadi lokus kegiatan Social Behavior Change Communication (SBCC). 

 

Baca juga: Pencegahan DBD Jadi Fokus, Dinkes Bandung Gandeng Sekolah dan Madrasah

 

Pendekatan SBCC ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan terapi pencegahan TB dengan mendorong perubahan perilaku positif di kalangan populasi berisiko.

 

Provincial Coordinator USAID Prevent TB, Sis Silvia Dewi, menekankan bahwa TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan dan dicegah melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). 

 

Terdapat tiga target utama dalam penanganan TB: penemuan kasus harus mencapai 90%, keberhasilan pengobatan 80-90%, dan pemberian TPT. 

 

Strategi ini diusung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan sedang digencarkan untuk eliminasi TB.

 

 

“Pemberian TPT ini sangat penting dilakukan dan diikuti oleh masyarakat terutama bagi mereka yang kontak erat dengan pasien positif TB untuk menurunkan angka insiden kasus,” tegas Silvia sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung. 

 

Baca juga: Terjadi Kasus DBD Tiap Tahun, DPR RI Pertanyakan Langkah Antisipasi dari Kemenkes

 

Hasil skrining menunjukkan banyak masyarakat yang sudah terpapar mikobakterium meski belum sakit atau menunjukkan gejala.

 

Mekanisme TPT dimulai dengan skrining keluarga pasien yang kontak langsung dengan pasien positif TB, diikuti dengan pendampingan dan sosialisasi melibatkan stakeholder. 

 

Para peserta juga menjalani pemeriksaan TBC seperti tes kulit tuberkulin (TST) atau mantoux test untuk memastikan penularan bisa dicegah sejak dini.

 

Kepala UPT Puskesmas Sukahaji, Moh. Ali Mamora, berharap kegiatan ini dapat berhasil dan diteruskan. 

 

"Dengan jumlah penduduk yang banyak dan kasus yang tinggi, kita tidak mungkin bekerja sendiri. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berhasil. Hari ini semua keluarganya bisa diperiksa," ujarnya.

 

Dukungan USAID dalam program pencegahan TB di Kota Bandung menjadi langkah awal yang signifikan. 

 

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka penularan TB dan meningkatkan kesehatan masyarakat. 

 

Namun, masih ada tantangan besar untuk memastikan semua kontak erat pasien TB mendapatkan akses ke terapi pencegahan yang memadai.

 

Kegiatan Temu TPT ini bukan hanya langkah medis, tetapi juga sosial, menekankan pentingnya perubahan perilaku dalam pencegahan penyakit menular. 

 

Dengan edukasi yang tepat dan dukungan yang kuat, Kota Bandung bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam memerangi TB dan meningkatkan kualitas hidup warganya. (SG-2)