Humaniora

Paus Fransiskus: Beranilah Selalu Mimpikan Persaudaraan, Bangun Peradaban Perdamaian

Paus juga mengingatkan umat bahwa  dalam menghadapi berbagai tugas hidup sehari-hari tidaklah mudah. Tetapi dengan kerendahan hati dan iman, umat jangan membiarkan diri menjadi  tawanan kegagalan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
06 September 2024
Paus Fransiskus memimpin Misa Agung yang dihadiri 86.000 umat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dan  dan Stadion Madya, Kamis (5/9). (Dok. Indonesia Papal Visit Committee).
 

MENGAKHIRI khotbahnya (homili) saat memimpin Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dan  dan Stadion Madya, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk tidak pernah lelah  bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian.

 

“Saudara dan saudari, saya juga hendak berkata kepada Anda, kepada bangsa ini, kepada nusantara yang mengagumkan dan beranekaragam ini. Beranilah selalu untuk memimpikan persaudaraan,” ujar Paus di hadapan 86.000 umat yang memadati kedua stadion tersebut, Kamis (5/9) sore.

 

Paus juga mengatakan dengan dibimbing oleh sabda Tuhan, ia mendorong seluruh umat Katolik untuk menaburkan kasih, dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog.

 

Baca juga: Dua Petani Pelosok NTT Bersyukur Diundang Menag untuk Ikut Misa Bersama Paus di GBK

 

“Teruslah memperlihatkan kebaikan budi dan hati dengan senyum khas yang membedakan Anda untuk menjadi pembangun persatuan dan perdamaian. Dengan demikian, Anda akan menyebarkan aroma harapan di sekeliling Anda, “ ujarnya lagi.

 

Paus juga mengingatkan umat yang dalam menghadapi berbagai tugas hidup sehari-hari tidaklah mudah. Tetapi dengan kerendahan hati dan iman, umat jangan membiarkan diri menjadi  tawanan kegagalan.

 

“Menghadapi panggilan membangun masyarakat yang lebih adil, melangkah maju di jalan perdamaian dan dialog, yang telah lama dipetakan di Indonesia, kita kadang-kadang merasa tidak mampu, merasakan beratnya komitmen yang tidak selalu membuahkan hasil sesuai harapan  atau kesalahan-kesalahan kita tampaknya menghambat perjalanan hidup kita,” ujarnya. 

 

Baca juga: Paus Fransiskus: Terowongan Silaturahmi itu Melambangkan 'Membantu Orang Menuju Terang'

 

Di awal khotbahnya, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik  untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan umat menjadi murid-murid Yesus: yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda. 

 

"Pertama, mendengar sabda, karena semua hal berasal dari mendengarkan, dari membuka diri kita kepada-Nya, dari menyambut anugerah berharga dari persahabatan dengan-Nya," tutur Paus. 

 

Setelah mendengar sabda, lanjut Paus, penting untuk menghidupi sabda yang telah kita terima, bukan sekadar menjadi pendengar yang sia-sia dan menipu diri kita sendiri.

 

Baca juga: Kagumi Pembukaan UUD 45, Paus Sebut Ekstrimisme dan Intoleransi Tantangan Bersama

 

"Tidak sekadar mendengar dengan telinga tanpa membuat sabda itu masuk ke dalam hati dan mengubah cara pikir kita, cara merasa, dan bertindak. Sabda yang dianugerahkan, dan yang kita dengar, perlu dijalankan untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik," kata Paus bernama asli  Jorge Mario Bergoglio ini.

 

Injil, kata Paus Fransiskus, memberitahu kita bahwa hati manusia selalu mencari kebenaran yang dapat memenuhi dan memuaskan hasratnya akan kebahagiaan; yang tidak dapat memuaskan kita hanya oleh sabda manusia, dan oleh nilai-nilai duniawi. 

 

Sekitar  satu jam Paus memimpin misa, sebelum meninggalkan altar sempat beberapa kali berhenti untuk menyapa umat yang dilaluinya.

 

Sebelum menyapa umat Katolik di dua stadion, Paus disambut oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

 

Setelah itu Paus menaiki mobil buatan Pindad untuk berkeliling menyapa puluhan ribu umat Katolik yang telah menunggunya sejak siang hari. Kamis malam merupakan hari terakhir Paus berada di Indonesia sejak kedatangannya pada 3 September 2024.

 

Bertolak ke Papua Nugini

Agenda Bapa Suci pada Jumat, 6 September 2024 adalah perpisahan di Nunsiatura Apostolik (Kedutaan Vatikan) dan segera bertolak ke Papua Nugini. Bapa Suci akan memberikan salam perpisahan kepada staf dan donator Nunsiatura Apostolik pada pukul 08.30 WIB.

 

Lalu pada pukul 08.45 WIB direncanakan sudah berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Tiba di Soekarno-Hatta, diperkirakan pukul 09.15 WIB. Bapa Suci akan disambut oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas untuk memberi salam perpisahan.

 

Sebelum memasuki pesawat, Bapa Suci akan menyapa rombongan dan delegasi Indonesia. Setelah upacara perpisahan, Bapa Suci terbang ke Bandara Port Moresby bersama rombongan sekitar 45 orang dan para wartawan (Personel Media Terakreditasi Vatikan) sekitar 80 orang. Diperkirakan akan tiba di Bandar Udara Port Moresby pukul 18.50 waktu Papua Nugini. Ciao Papa! (Ros/SG-2)