PAUS Fransiskus akan memimpin Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada pukul 17.00 WIB. Sekitar 87.000 umat perwakilan dari seluruh gereja (paroki) Katolik di seluruh Indonesia akan memenuhi stadion tersebut.
Diantara puluhan ribu umat yang datang ke GBK tersebut terdapat Rikardus Rawasatu dan Stefanus Kambaru Windi. Keduanya merupakan petani dan pembina umat Katolik di pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT) .
Keduanya diundang khusus oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk dapat mengikuti Misa bersama Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno, karena pengabdian mereka kepada gereja setempat.
Baca juga: Paus Fransiskus: Terowongan Silaturahmi itu Melambangkan 'Membantu Orang Menuju Terang'
"Di GBK itu kapasitasnya 87 ribu. Umat Katolik di Indonesia itu ada 8 juta. Jadi yang bisa ikut Misa langsung hanya 87 ribu orang. Dan di antara itu ada bapak berdua. Ini kesempatan yang luar biasa," ujar Menag saat menerima mereka, Rabu (4/9), seperti dirilis Kemenag.
"Kami itu sebenarnya ingin mengundang banyak. Tapi karena ada panitianya sendiri, sehingga Tuhan yang memilih bapak berdua untuk bisa ikut Misa bersama Bapak Paus. Karena enggak semua orang Katolik berkesempatan," jelas Yaqut.
"Saya yakin ke depan akan ada kejutan yang lebih baik lagi dari Tuhan, selama bapak-bapak ini memberikan pelayanan kepada gereja dengan tulus," pesan Menag.
Baca juga: Kapolri dan Panglima TNI Cek Kesiapan Pengamanan Misa Agung Paus Fransiskus di GBK
Rikardus Rasawatu, seorang petani dari desa Manusak, Kupang Timur, mengaku senang bisa diundang oleh Menag untuk mengikuti Misa bersama Paus. Sebelumnya, ia mengaku harus berjalan kaki sejauh 40 km untuk berkonsultasi dengan Pastor Paroki Santo Yosep Naikoten demi pelayanan sakramen bagi umat di wilayah tempat tinggalnya di desa Manusak.
"Saya merasa senang sekali. Saya terima kasih banyak kepada Bapak Menteri Agama karena saya diundang secara khusus untuk mengikuti perayaan Ekaristi Kudus yang dipersembahkan oleh Bapak Paus sendiri," ungkap pria berusia 55 tahun tersebut.
'Itu merupakan suatu kehormatan bagi kami umat Katolik, karena ini adalah pemimpin tertinggi Katolik di dunia dan saya tidak menyangka tanggal 5 besok ini saya bisa bersama dengan Bapak Paus," ujarnya.
Baca juga: Kagumi Pembukaan UUD 45, Paus Sebut Ekstrimisme dan Intoleransi Tantangan Bersama
"Saya juga terharu karena saya tidak menyangka bahwa saya bisa bertemu dengan Pak Menteri. Walaupun saya dari keluarga yang kecil, keluarga yang sederhana, dari keluarga yang berkekurangan, tapi saya dianggap layak untuk menghadiri perayaan ini, diundang langsung oleh Menteri," imbuhnya.
Senyum merona juga tampak dari wajah Stefanus Kambaru Windi, seorang petani yang aktif membina umat Katolik di pelosok Kabupaten Sumba Timur. Ia merasa terharu karena melalui undangan Menag, Tuhan memberi kesempatan kepadanya untuk bisa mengikuti Misa bersama Paus di Jakarta.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya bisa ke Jakarta dan bisa bertemu dengan Bapak Menteri dan juga bisa mengikuti Misa bersama Bapak Paus. Tuhan bisa memilih saya yang melalui Bapak Menteri. Tuhan memilih saya untuk ikut ke Jakarta untuk ikut Misa," terang Stefanus.
Turut hadir dalam perjumpaan tersebut, Dirjen Bimas Katolik Suparman, Romo Vinsensius Tamelab dari Keuskupan Agung Kupang, dan Romo Petrus Mali dari Keuskupan Weetebula. (SG-1)