Humaniora

Kuliah Umum Menlu Retno di UGM: Diplomasi Indonesia untuk Palestina ‘All Eyes On Rafah’

Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina.

 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
05 Juni 2024
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kuliah umum di hadapan lebih dari 250 orang mahasiswa dan akademisi lintas keilmuan di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina 'All Eyes On Rafah' , Senin (3/6). (Dok. Kemlu)

SEBANYAK 250 mahasiswa dan akademisi lintas keilmuan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengikuti kuliah umum Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi  mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina ‘All Eyes On Rafah’, Senin (3/6). 

 

Kuliah umum dibuka oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, dan disiarkan secara online melalui youtube UGM.

 

Kuliah umum Menlu Retno terbagi dalam dua bagian yakni perkembangan situasi Gaza saat ini, dan sepak terjang politik luar negeri Indonesia dalam isu tersebut.

 

Baca juga: DPR RI Nilai AS Tak Dukung Perdamaian Palestina dan Israel melalui 'Two State Solution'

 

“Situasi Palestina saat ini semakin memburuk. Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali," ungkapnya menggambarkan situasi di Palestina.

 

Sejak 7 Oktober tahun lalu, lanjut Retno, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh yang mana 15.239 di antaranya adalah anak-anak. 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.

 

Kondisi itu juga diperparah dengan upaya-upaya pelemahan terhadap United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada UNRWA. 

 

Baca juga: Presiden Jokowi Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

 

“Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel," imbuh Retno. 

 

UNRWA adalah Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat 

 

Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto.

 

Baca juga: Ramadan 1445 H: Menlu Retno Serukan untuk Perkuat Solidaritas Kemanusiaan

 

“Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel. Karena kekokohan dalam berprinsip inilah maka Indonesia dihormati oleh dunia internasional," tambah Menlu.

 

Lebih lanjut, Retno menyampaikan prioritas-prioritas Indonesia dalam mendukung Palestina.

 

Pertama, mendorong segera terciptanya gencatan senjata segera dan berkelanjutan (immediate and sustainable ceasefire). Tanpa ceasefire, upaya perbaikan situasi tidak akan terwujud.

 

Kedua,  imbuh Retno, Indonesia akan terus mendukung kerja UNRWA dan mendorong negara lain untuk terus memberikan dukungannya. Indonesia telah memberi contoh dengan menaikkan kontribusinya kepada UNRWA.

 

Ketiga, Indonesia juga terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 4500 ton bantuan kemanusiaan ke Palestina.

 

Keempat, mendorong agar semua Keputusan ICJ (The orders of the ICJ) dapat dipatuhi oleh Israel. Indonesia berharap DK PBB dapat membuat sebuah keputusan yang dapat memaksa Israel untuk patuh dan menjalankan keputusan ICJ.

 

Kelima, mendorong lebih banyak negara mengakui Negara Palestina. Ini antara lain yang dilakukan Menlu dalam kunjungan ke Eropa minggu lalu.

 

Keenam, terus berupaya agar proses keanggotaan Palestina di PBB dapat dirampungkan.

 

“Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan," ujar Menlu Retno saat menutup kuliah. 

 

To defend justice and humanity. Itulah yang terus diupayakan politik luar negeri Indonesia," pungkasnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Menlu Retno juga bertemu dengan Ketua Umum Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir,M.Si.  (SG-1)