RAMADAN sebaiknya dijadikan sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan global, khususnya untuk Palestina. Ramadan memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk menjadi manusia lebih baik, meningkatkan kebersamaan dan persahabatan. Ramadan adalah bulan toleransi dan ukhuwah.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang mengajak komunitas internasional memperkuat solidaritas kemanusiaan global, pada acara Pejambon Ifthar bersama Korps Diplomatik di Kementerian Luar Negeri, seperti dilansir kemlu.go.id, Sabtu (23/3).
“Dari Ramadan kita belajar pelajaran berharga tentang kasih sayang dan solidaritas, pelajaran yang sangat kita butuhkan saat ini. Kita sangat beruntung dapat berkumpul di sini dalam kondisi nyaman dan aman dari bahaya,” ujarnya.
Baca juga: Ramadan 1445 H: Puasa dan Ketakwaan Ekologis
Namun, lanjutnya, tidak demikian halnya untuk saudara-saudara kita di Palestina. Lebih dari 32.000 warga Palestina tewas di Gaza, 13.000 diantaranya adalah anak-anak. 2 juta orang telah mengungsi, dan mereka yang tersisa saat ini menderita kelaparan.
“Menangispun mereka sudah tak sanggup," imbuh Retno.
Ia pun menegaskan bahwa solidaritas global semakin dipertanyakan. Sebagai seorang perempuan, seorang Ibu, seorang nenek, dan seorang manusia, sambungnya, penderitaan rakyat Palestina tersebut telah memberi warna yang berbeda dalam ia menjalani Ramadan tahun ini.
Baca jua: Ramadan 1445 H: Bulan Puasa Refleksi Rahmat Bagi Seluruh Alam
“Apakah kita, komunitas global, hanya dapat menangis untuk mereka? Atau kita bisa lakukan sesuatu untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang sangat mengerikan ini?" lanjutnya bertanya.
Indonesia tentunya akan terus berupaya meringankan beban bangsa Palestina, antara lain dengan terus mengirim bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, meningkatkan kontribusi Indonesia di United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA), serta upaya-upaya lainnya seperti memberi dukungan politik melalui Pernyataan Lisan di Mahkamah Internasional untuk mendukung proses Advisory Opinion.
Mengakhiri sambutannya, Menlu mengajak untuk menjadikan Ramadan mempercepat upaya-upaya perdamaian dan memperkuat solidaritas kemanusiaan global.
Pejambon Ifthar adalah kegiatan buka puasa tahunan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri. Kegiatan itu baru kembali diadakan pasca Pandemi Covid-19.
Pejambon Ifthar kali ini dihadiri oleh para Duta Besar dan Perwakilan Organisasi Internasional di Jakarta. Turut hadir Prof Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, Rektor UIN Jakarta, yang berkesempatan memberikan ceramah agama dalam acara buka puasa tersebut. (SG-1)