PERAN akademisi, praktisi, dan pemerintah dalam mencari solusi atas permasalahan kelautan dan perikanan dalam mencapai SDGs 14 sangat diperlukan.
Diharapkan Simposium Nasional XI dan Internasional VII Kelautan dan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dapat mengidentifikasi masalah utama di sektor kelautan dan perikanan serta menemukan solusi efektif untuk mendukung pencapaian SDGs 14.
Demikian disampaikan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dalam sambutannya, seperti dikutip situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (2/7).
Baca juga: Penuhi Pasar Global, KKP Tingkatkan Daya Saing Produk Tuna Dalam Negeri
“Kegiatan ini tidak hanya ajang bertukar informasi dan pengetahuan, tetapi juga menjadi platform untuk membangun jaringan kerja yang kuat antara berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian laut dan perikanan,” jelasnya.
Jamaluddin berharap hasil dari simposium akan dapat segera diimplementasikan untuk mewujudkan laut yang sehat dan perikanan yang berkelanjutan.
Menurutnya, Simposium Nasional XI dan Internasional VII itu menandai langkah penting dalam upaya kolektif untuk mengatasi tantangan di sektor kelautan dan perikanan.
Baca juga: Wisuda Sekolah Menengah KKP: 103 Lulusan Terserap Industri Perikanan Luar Negeri
“Melalui diskusi yang mendalam dan solusi yang inovatif, diharapkan sektor ini akan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.
Lima program prioritas
Sementara itu, hadir sebagai pembicara utama dalam simposium tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM), I Nyoman Radiarta.
Ia menekankan pentingnya menjaga ekosistem laut dalam membangun sektor kelautan dan perikanan sebagai upaya mewujudkan pembangunan keberlanjutan kehidupan di bawah air atau SGD 14 Life Below Water.
Baca juga: Terancam Punah, KKP dan Universitas Tidar Lakukan Pendataan Ikan Belida Jawa
“SDG 14 menyerukan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan atas laut dan sumber daya laut. Mencapai SDG 14 bukan hanya sebuah tujuan, tetapi juga merupakan komitmen mendasar untuk menjaga ekosistem laut dan menjamin kesejahteraan generasi mendatang,” kata Nyoman yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Lebih lanjut, Nyoman mengungkapkan sejumlah tantangan signifikan dalam menjaga potensi besar sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia. Di antaranya overfishing, illegal, unreported, dan unregulated (IUU) fishing, perusakan habitat, pencemaran laut, dan dampak perubahan iklim.
Masalah-masalah itu tidak hanya membahayakan keanekaragaman hayati laut, tetapi juga merusak mata pencaharian masyarakat pesisir dan manfaat ekonomi lebih luas yang diperoleh dari sumber daya laut.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, lanjutnya, KKP telah mencanangkan lima program prioritas sebagai implementasi pembangunan ekonomi biru, yakni memperluas kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pembangunan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan yang disebut Bulan Cinta Laut.
“Perjalanan menuju pencapaian SDG 14 memang terjal, tetapi perjalanan ini harus ditempuh bersama. Hal ini membutuhkan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan-pemerintah, akademisi, industri, masyarakat sipil, dan komunitas lokal. Dengan bekerja secara kolaboratif, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan kekuatan kolektif, maka kita dapat mengatasi tantangan dan membuka potensi penuh sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia,” harapnya.
Nyoman mengatakan pada dasarnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia harus menempatkan ekologi sebagai panglima. Para stakeholder harus mengedepankan ekologi sebagai prinsip utama untuk menjamin masa depan yang berkelanjutan bagi anak cucu, memposisikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang berkomitmen untuk mencapai SDG 14, Life Below Water.
“Mari kita tegaskan kembali komitmen kita terhadap pengelolaan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Mari kita berjuang untuk melindungi lautan kita, mendukung masyarakat kita, dan mengamankan masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi semua. Bersama-sama, kita dapat mencapai target SDG 14 dan memastikan bahwa kehidupan di bawah air terus diperjuangkan,” pungkasnya.
Di sisi lain, Ketua panitia simposium, Prof. Mukti Zainuddin, mengatakan, kegiatan bertema Exploring The Main Problems anf Effective Solutions in The Marine and Fisheries Sector toward The Achievement of SDG 14 (life below water) tersebut bertujuan menyediakan forum ilmiah bagi ilmuwan kelautan dan perikanan maupun ilmuwan yang terkait kemaritiman. (SG-1)